Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Jendela Pesawat Bentuknya Oval Bukan Persegi?

ilustrasi jendela pesawat (pexels.com/Kai-Chieh Chan)
Intinya sih...
  • Jendela pesawat berbentuk oval demi keselamatan dan kenyamanan penumpang
  • Bentuk oval membantu mendistribusikan tekanan udara dengan merata, mencegah retakan pada badan pesawat
  • Desain oval juga mempertimbangkan faktor aerodinamika, efisiensi bahan bakar, dan kenyamanan visual penumpang

Pernahkah kamu duduk di dekat jendela pesawat dan sadar kalau bentuknya selalu oval? Bisa dibilang, sudah sejak dulu jendela pesawat bentuknya oval. Ternyata, ada alasan kuat kenapa desain ini dipertahankan, lho!

Bentuk oval bukan cuma soal estetika atau sekadar gaya, tapi berkaitan langsung dengan keamanan dan kenyamanan saat penerbangan. Lantas, kenapa jendela pesawat bentuknya oval, bukan persegi atau kotak, ya? Ini beberapa alasan logisnya!

1. Mengurangi risiko retakan pada badan pesawat

ilustrasi jendela pesawat (pexels.com/Tom Wielspütz)

Ketika pesawat terbang di ketinggian, tekanan udara di luar jauh lebih rendah dibandingkan di dalam kabin. Karena perbedaan tekanan ini, badan pesawat harus menahan tekanan besar agar tetap stabil.

Jika jendela berbentuk kotak, sudut-sudutnya bakal menjadi titik lemah yang rentan mengalami tekanan berlebih. Sudut tajam menciptakan titik konsentrasi tegangan, sehingga bisa menyebabkan retakan kecil berkembang menjadi kerusakan besar pada badan pesawat.

Desain jendela oval membantu mendistribusikan tekanan udara dengan lebih merata di sekitar tepi jendela. Dengan begitu, gak ada satu titik pun yang menerima tekanan berlebihan. Ini mencegah retakan yang bisa membahayakan keselamatan penerbangan.

Dulu, pernah ada kasus kecelakaan pesawat akibat jendela berbentuk kotak yang menyebabkan badan pesawat mengalami kegagalan struktural. Sejak itu, bentuk oval menjadi standar untuk semua jendela pesawat.

2. Mencegah kegagalan struktural akibat perubahan tekanan udara

ilustrasi jendela pesawat (pexels.com/Kai-Chieh Chan)

Pesawat modern dirancang untuk terbang di ketinggian lebih dari 30.000 kaki, di mana tekanan udara jauh lebih rendah daripada di permukaan Bumi. Supaya penumpang tetap bisa bernapas dengan nyaman, kabin harus diberi tekanan tambahan.

Proses tersebut menciptakan perbedaan tekanan yang cukup besar antara bagian dalam dan luar pesawat. Jika jendela berbentuk kotak, sudut-sudutnya akan menjadi titik lemah yang lebih mudah mengalami kegagalan struktural saat menghadapi tekanan berulang setiap kali pesawat naik dan turun.

Dengan desain oval, tekanan bisa tersebar lebih merata ke seluruh permukaan jendela. Hal ini mengurangi risiko keretakan yang bisa merembet ke bagian lain dari badan pesawat. Makanya, bentuk oval bukan hanya sekadar desain, tapi solusi teknik yang memastikan keamanan pesawat dalam jangka panjang. Tanpa desain ini, pesawat bisa lebih rentan terhadap kelelahan material yang bisa berujung pada kecelakaan fatal.

3. Mengoptimalkan kekuatan material tanpa menambah bobot berlebih

ilustrasi jendela pesawat (pexels.com/George Zografidis)

Dalam dunia penerbangan, setiap kilogram bobot pesawat sangat diperhitungkan. Semakin ringan pesawat, semakin hemat bahan bakarnya. Kalau jendela dibuat dalam bentuk kotak, insinyur penerbangan harus menambahkan bahan tambahan untuk memperkuat sudut-sudutnya agar gak mudah retak akibat tekanan. Ini bakal menambah bobot pesawat secara keseluruhan, yang akhirnya bikin operasional jadi lebih mahal.

Bentuk oval memungkinkan jendela tetap kuat tanpa perlu menambah material ekstra. Dengan desain ini, tekanan bisa terdistribusi dengan lebih baik tanpa menciptakan titik lemah yang perlu diperkuat. Hasilnya, pesawat tetap ringan, efisien, dan lebih hemat bahan bakar. Jadi, desain jendela oval gak cuma soal keamanan, tapi juga membantu menekan biaya operasional maskapai agar harga tiket tetap kompetitif.

4. Mengurangi distorsi visual untuk penumpang

ilustrasi jendela pesawat (pexels.com/cottonbro studio)

Jendela pesawat bukan cuma berfungsi sebagai ventilasi cahaya, tapi juga memberikan pengalaman visual yang menyenangkan bagi penumpang. Bayangin kalau jendela berbentuk kotak dengan sudut tajam, distorsi optik yang terjadi bisa bikin pemandangan di luar jadi kurang nyaman dilihat. Cahaya bisa membias dengan aneh di sudut-sudut jendela, menyebabkan efek visual yang mengganggu mata.

Dengan bentuk oval, cahaya yang masuk lebih merata dan minim distorsi. Ini bikin penumpang bisa menikmati pemandangan langit atau kota di bawah dengan lebih jelas dan nyaman. Jadi, selain alasan teknis, desain ini juga mempertimbangkan faktor kenyamanan bagi penumpang yang suka melihat keluar jendela saat terbang.

5. Meningkatkan aerodinamika dan desain kabin

ilustrasi jendela pesawat (pexels.com/Anugrah Lohiya)

Meski jendela berada di dalam kabin, desainnya tetap mempengaruhi aerodinamika pesawat secara keseluruhan. Bentuk oval membantu mengurangi hambatan udara yang bisa berpengaruh pada efisiensi bahan bakar. Selain itu, desain interior kabin juga jadi lebih optimal, karena bentuk jendela lebih ergonomis mengikuti lekukan badan pesawat.

Selain itu, bentuk jendela oval juga memungkinkan maskapai mendesain tata letak kursi dan kabin dengan lebih baik. Dengan ukuran yang lebih seragam dan struktur lebih kuat, maskapai bisa mengoptimalkan jumlah tempat duduk tanpa mengorbankan keamanan atau kenyamanan. Ini salah satu alasan maskapai selalu berusaha menyeimbangkan antara efisiensi, keselamatan, dan kenyamanan penumpang.

Bentuk kotak mungkin lebih umum di bangunan atau kendaraan darat, tapi dalam dunia penerbangan, bentuk oval adalah pilihan terbaik yang sudah terbukti selama bertahun-tahun. Sekarang, setiap kali naik pesawat dan duduk di dekat jendela, kamu bakal tahu alasan kenapa bentuknya selalu oval. Menarik banget, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us