Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Memilih Koper Kabin agar Lolos Pemeriksaan Bandara

ilustrasi membawa koper kabin (vecteezy.com/Rattanakun thongbun)

Memilih koper kabin bukan sekadar soal ukuran dan warna. Ketentuan dari maskapai, standar keamanan bandara, hingga kebutuhan perjalanan sangat memengaruhi keputusan akhir. Banyak penumpang gagal lolos pemeriksaan hanya karena koper tidak sesuai aturan kabin. Padahal, kesalahan kecil seperti dimensi yang melampaui batas atau bahan yang tidak sesuai bisa berdampak besar saat boarding.

Pemeriksaan bandara makin ketat dan koper kabin jadi sorotan utama. Apalagi jika kamu membawa barang elektronik, cairan, atau perlengkapan khusus yang harus melewati skrining tambahan. Koper yang tepat akan menghemat waktu, menghindarkan dari biaya tambahan, dan menjaga isinya tetap aman.

Berikut lima hal penting yang perlu diperhatikan agar koper kabin kamu tidak bermasalah saat melewati pemeriksaan bandara.

1. Ukuran koper harus memenuhi standar maskapai

ilustrasi koper (vecteezy.com/Siraphol Siricharattakul)

Setiap maskapai selalu punya aturan berbeda soal berapa tepatnya dimensi koper kabin. Sebagian besar menetapkan ukuran maksimal sekitar 55 x 35 x 25 cm termasuk roda dan gagang. Namun, beberapa maskapai low cost memiliki ketentuan lebih ketat, bahkan menimbang koper saat check in. Maka penting sekali untuk membaca panduan resmi maskapai sebelum berangkat.

Mengabaikan ukuran bisa berujung pada koper ditolak masuk kabin dan diminta masuk bagasi sebab hal ini tidak hanya merepotkan tapi juga bisa menimbulkan biaya tambahan yang harus kamu bayar. Pilih koper yang memang dibuat khusus untuk kabin dan punya label “cabin size approved” dari produsen. Pastikan juga bahwa koper yang akan kamu bawa tidak membengkak karena terlalu penuh, karena itu bisa menggagalkan ukurannya meskipun dalam batas.

2. Bahan koper harus menyesuaikan kebutuhan keamanan

ilustrasi bahan koper (vecteezy.com/Phira Phonruewiangphing)

Koper berbahan keras biasanya dianggap lebih aman, terutama untuk barang elektronik atau benda yang mudah rusak. Namun, beberapa koper hardcase bisa jadi terlalu kaku dan sulit masuk ke kompartemen atas jika ukurannya pas-pasan. Sementara koper berbahan lembut lebih fleksibel dan mudah disesuaikan, tapi cenderung kurang tahan benturan.

Saat melewati pemeriksaan, koper berbahan tipis yang mudah sobek bisa dianggap berisiko oleh petugas keamanan. Apalagi jika terlihat terlalu padat atau mencurigakan. Pilih bahan koper yang cukup kuat, tahan gores, tapi tetap ringan saat dibawa. Sebaiknya hindari koper dengan material logam mencolok yang bisa memicu pemeriksaan tambahan di mesin pemindai.

3. Isi koper harus sesuai dengan ketentuan bandara

ilustrasi isi koper (vecteezy.com/Pitsanu Jaroenpipitaphorn)

Salah satu penyebab koper ditahan saat pemeriksaan adalah isi yang melanggar aturan. Cairan lebih dari 100 ml, benda tajam, atau alat elektronik yang tidak sesuai prosedur penyimpanan adalah pelanggaran umum yang sering terjadi. Bahkan, makanan tertentu seperti saus atau sambal botolan bisa memicu penyitaan.

Atur isi koper dengan memperhatikan kategori barang. Simpan cairan di wadah bening dalam ukuran kecil, letakkan elektronik seperti laptop atau kamera di bagian yang mudah diambil saat pemeriksaan. Jangan mencampur barang pribadi dengan dokumen penting agar proses skrining lebih cepat dan efisien. Lebih baik luangkan waktu kamu untuk mengecek ulang apa saja isi koper sebelum berangkat daripada repot di bandara.

4. Roda dan pegangan koper harus mendukung mobilitas selama digunakan

ilustrasi koper (vecteezy.com/pichai pipatkuldilok)

Bandara bisa sangat ramai dan melelahkan, apalagi jika penerbangan kamu transit atau delay. Roda koper yang seret atau pegangan yang sulit ditarik bisa mengganggu kenyamanan perjalanan kamu. Maka dari itu, hendaknya pilih koper dengan empat roda putar 360 derajat agar mudah melakukan manuver, terutama di jalur sempit atau antrean keamanan.

Pegangan yang kokoh dan ergonomis juga membantu kamu membawa koper tanpa banyak tenaga. Sebaiknya pilih yang bisa dikunci di beberapa tingkat sesuai tinggi badan. Jangan lupa cek kekuatan roda, apakah bisa menahan beban koper saat penuh. Banyak sekali kasus koper rusak di tengah bandara hanya karena roda tidak kuat menopang bobot secara keseluruhan.

5. Fitur keamanan koper harus mempermudah pemeriksaan

ilustrasi koper (vecteezy.com/ahmedasfour407599989)

Petugas keamanan akan lebih mudah memproses koper yang punya sistem buka tutup yang jelas dan simpel. Koper dengan kunci kombinasi TSA banyak disarankan karena memudahkan petugas membuka koper tanpa merusaknya saat melakukan inspeksi. Hindari koper dengan banyak gembok atau tali pengikat yang menyulitkan proses pemeriksaan.

Selain itu, koper dengan kompartemen terpisah memudahkan kamu mengatur isi dan mengurangi risiko acak-acakan saat diperiksa. Beberapa koper juga punya fitur RFID untuk perlindungan data kartu, walau tidak wajib, fitur ini bisa jadi nilai tambah. Satu hal yang tak kalah penting, pastikan koper kamu tidak terlalu ribet untuk dibuka saat dibutuhkan oleh petugas bandara.

Mematuhi aturan kabin tidak cuma soal koper lolos pemeriksaan saja, tapi juga membuat perjalanan lebih nyaman dan lancar. Memilih koper yang sesuai juga bisa menghindarkan kamu dari berbagai macam drama di bandara dan menghemat waktu serta tenaga. Maka, pastikan semua aspek koper mulai dari ukuran, bahan, isi, hingga fitur keamanan benar-benar sesuai sebelum kamu berangkat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us