China Siap Damaikan Konflik Thailand-Kamboja

Jakarta, IDN Times - China telah menawarkan diri untuk menengahi ketegangan yang sedang berlangsung antara Thailand dan Kamboja. Pihaknya mendesak kedua negara Asia Tenggara itu untuk menyelesaikan sengketa perbatasan mereka melalui dialog yang bersahabat.
Tawaran tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi, saat bertemu dengan Menlu Thailand Maris Sangiampongsa pada 10 Juli 2025, di sela-sela pertemuan Menlu ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia.
"China bersedia menegakkan posisi yang objektif dan adil, serta memainkan peran konstruktif bagi koeksistensi yang harmonis antara Thailand dan Kamboja," kata Wang seraya menekankan pentingnya deeskalasi dan stabilitas, dikutip dari The Straits Times, Jumat (11/7/2025).
1. Thailand sambut baik tawaran China
Merespons tawaran Beijing, Maris menekankan bahwa masalah perbatasan dan teritorial tidak boleh diselesaikan melalui kekerasan. Ia juga menyampaikan apresiasi Bangkok atas posisi Beijing yang objektif dan berimbang dalam mempromosikan dialog.
"Thailand bersedia menyelesaikan perselisihan dengan Kamboja melalui jalur bilateral dengan semangat bertetangga dan niat baik," ungkap Maris, dikutip dari Xinhua.
2. China berharap Kamboja dapat menyelesaikan masalah dengan baik

Wang juga menyatakan netralitas Beijing pada masalah perbatasan dalam pertemuannya dengan Menlu Kamboja Prak Sokhonn pada Kamis (10/7/2025)
Beijing percaya bahwa Phnom Penh-Bangkok akan dapat menangani masalah tersebut dengan baik, dengan semangat menghargai perdamaian dan bersikap baik kepada tetangga.
Pihaknya juga menekankan langkah-langkah keamanan, guna melindungi warga China dan Kamboja, menyerukan tindakan yang lebih tegas untuk memberantas 'sepenuhnya tumor kejahatan' lintas batas. Ini termasuk kejahatan, seperti perjudian daring, penipuan online, pemalsuan, dan penyelundupan.
3. Latar belakang perselisihan Thailand-Kamboja

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat sejak akhir Mei 2025. Eskalasi terkini terjadi setelah bentrokan militer yang fatal, di mana tentara Kamboja tewas dalam baku tembak singkat di daerah sengketa perbatasan di dekat Desa Morokot, Provinsi Preah Vihear, Kamboja.
Akibatnya, peningkatan kehadiran militer di kedua belah pihak, pembatasan perbatasan, dan pertukaran diplomatik di PBB.
Bulan lalu, Kamboja meminta Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Namun, Thailand secara konsisten menolak yurisdiksi Mahkamah Internasional (ICJ) dalam masalah ini. Bangkok menegaskan bahwa bahwa perselisihan harus diselesaikan secara bilateral melalui Komisi Batas Bersama, sesuai dengan Nota Kesepahaman pada 2000, dilansir AP News.
Pada 1962, ICJ memberikan wilayah sengketa tempat kuil bersejarah berada kepada Kamboja. Hal ini membuat Thailand marah dan hingga kini masih menjadi sumber masalah utama dalam hubungan kedua negara. ICJ menegaskan kembali putusannya pada 2013.