4 Bahaya Menggunakan Celana Jeans saat Mendaki Gunung

Mendaki gunung memang bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan, namun tentu saja memerlukan persiapan yang matang, terutama dalam pemilihan pakaian. Banyak pendaki pemula yang kerap menggunakan celana jeans karena dianggap lebih kuat dan kasual, padahal jenis celana yang satu ini sebetulnya tidak ideal untuk kegiatan outdoor yang cukup ekstrem.
Celana jeans justru bisa membahayakan keselamatan dan kenyamanan dikarenakan sifat bahannya yang tidak fleksibel, sulit kering, dan juga mudah menimbulkan iritasi. Berikut ini merupakan beberapa alasan utama mengapa menggunakan celana jeans ketika mendaki gunung sebaiknya memang dapat dihindari untuk menunjang keselamatan dan keamanan di alam terbuka.
1. Sulit kering saat basah dan menimbulkan hipotermia

Celana jeans terbuat dari bahan denim yang cukup tebal dan menyerap air sehingga sangat lama untuk kering apabila sampai terkena hujan atau keringat berlebih. Pada saat tubuh basah dalam waktu yang cukup lama di suhu dingin, maka risiko hipotermia pun akan meningkat secara signifikan dan inilah yang dapat membahayakan nyawa.
Kondisi ini dapat diperparah apabila mendaki di ketinggian dengan suhu rendah atau angin yang kencang, sehingga celana basah tersebut hanya akan mempercepat penurunan suhu tubuh. Alih-alih memproteksi dari suhu dingin, justru celana jeans hanya akan memperbesar risiko kehilangan panas dan pada akhirnya mengalami hipotermia.
2. Membatasi gerakan dan menimbulkan ketidaknyamanan

Bahan denim yang kaku dan berat memang rentan membuat gerakan kaki terasa lebih terbatas, terutama ketika harus menapaki jalur yang licin, terjal, atau menanjak. Hal ini memang dapat menurunkan efisiensi ketika berjalan, sehingga dapat menimbulkan kelelahan otot atau bahkan terpeleset karena mobilitas yang terganggu.
Celana jeans tidak dirancang untuk fleksibilitas tinggi seperti celana hiking yang memang menggunakan bahan elastis. Akibat dari hal ini akan membuat pendaki jadi kurang nyaman dalam waktu singkat dan pada akhirnya cepat lelah dikarenakan pakaiannya tidak bisa mendukung gerakan alami tubuh.
3. Menyebabkan lecet atau iritasi kulit

Gesekan antara kain jeans yang kasar dengan kulit justru akan sering terjadi selama proses pendakian berlangsung. Apalagi jika celana tersebut sudah dalam keadaan lembap atau basah, sehingga rentan sekali menimbulkan lecet di selangkangan, paha, atau pun lutut.
Rasa perih akibat lecet jelas dapat mengganggu kenyamanan, bahkan bisa memperlambat laju pendakian yang dilakukan, terutama apabila tidak segera ditangani dengan baik. Pada kondisi tertentu, maka iritasi dapat memicu adanya infeksi ringan apabila kondisi kulit terluka dan terpapar lingkungan terbuka yang tidak steril.
4. Menambah beban saat basah dan menghambat keselamatan

Pada saat celana jeans menyerap air, maka bobotnya bisa meningkat secara signifikan dan inilah yang dapat menambah beban tubuh yang semestinya sudah cukup berat karena membawa tas carrier. Hal ini jelas dapat memperburuk keseimbangan dan memperlambat setiap gerakan dalam situasi darurat, seperti pada saat harus turun cepat atau melakukan evakuasi.
Pada medan yang basah dan berlumpur, celana jeans justru akan menyulitkan proses mobilitas, mempercepat kelelahan, hingga menimbulkan cedera ringan dan serius. Pada keadaan tertentu celana jeans bisa dengan mudah menempel kuat di kulit, sehingga membuat pergerakan pun terasa sangat terbatas dan berbahaya.
Menggunakan celana jeans ketika mendaki gunung bukanlah pilihan yang bijak. Meski mungkin terlihat kasual dan kuat; bahaya hipotermia, lecet, gerakan yang terbatas, hingga beban berlebih ketika basah tentu bisa menjadi risiko yang dapat terjadi kapan pun. Sebaiknya jangan sampai menggunakan celana jeans pada saat pendakian!