Alasan Mobil Jepang Lebih Tahan Banting Dibandingkan Mobil Eropa
Pabrikan China mulai membanjiri pasar otomotif Indonesia dengan mobil-mobil terbaru mereka dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa pabrikan China, seperti Wuling, Morris Garage, Chery, GWM, serta BYD perlahan tapi pasti mulai menancapkan pengaruh mereka di tanah air.
Hanya saja serbuan pabrikan China belum bisa menggusur dominasi pabrikan asal Jepang di Indonesia. Lihat saja data penjualan mobil di Indonesia sepanjang Agustus 2024 yang dirilis GAIKINDO. Dalam data tersebut, 10 mobil terlaris di Indonesia adalah mobil-mobil garapan pabrikan Jepang, seperti Toyota, Honda, Mitsubishi, dan Suzuki.
Artinya pabrikan China masih harus berusaha keras untuk meruntuhkan dominasi pabrikan Jepang. Sebab salah satu alasan kenapa mobil-mobil Jepang sulit digusur adalah daya tahannya. Yup, mobil-mobil Jepang dianggap lebih jarang rusak dibandingkan mobil garapan negara lain, termasuk mobil-mobil Eropa.
Berikut beberapa alasan utama yang membuat mobil Jepang populer di kalangan pengguna yang menginginkan daya tahan tinggi.
1. Mobil jepang berfokus pada kesederhanaan
Produsen mobil Jepang lebih mengutamakan kesederhanaan, terutama dalam hal teknis dan komponen. Itu sebabnya mobil Jepang cenderung menggunakan komponen yang lebih sedikit dan mekanisme yang lebih sederhana dibandingkan mobil-mobil Eropa atau Amerika.
Filosofi yang dianut pabrikan Jepang ini berbeda dengan konsep mobil Eropa yang mengutamakan pada teknologi canggih. Pabrikan Eropa menjunjung tinggi inovasi karena itu mereka selalu memimpin dalam hal fitur-fitur kekinian. Tapi, semakin canggih dan semakin banyak fiturnya, semakin rentan pula terhadap kerusakan.
2. Pabrikan Jepang fokus pada daya tahan dan efisiensi biaya
Mobil-mobil Jepang dirancang untuk bertahan dalam jangka panjang, dengan mempertimbangkan efisiensi bahan bakar, umur mesin, serta biaya perawatan yang minimal. Karena itu daya tahan menjadi prioritas utama pabrikan Jepang saat memproduksi mobil.
Sementara itu produsen mobil Eropa lebih mengutamakan performa tinggi dan kenyamanan. Itu sebabnya kebanyakan mobil Eropa dibekali mesin berkubikasi besar. Sebab, bagi mereka, performa mesin lebih utama dibandingkan efisiensi bahan bakar.
Nah, karena mengutamakan performa, maka komponen yang terkait dengan mesin cenderung lebih cepat aus. Sebab mesin yang menghasilkan performa tinggi pasti akan bekerja jauh lebih keras dibandingkan mesin yang diciptakan hanya untuk dipakai harian saja.
3. Mobil Jepang didesain untuk menghadapi berbagai tantangan
Mobil Jepang sering kali didesain agar bisa bertahan dalam berbagai kondisi dan cuaca, mulai dari suhu ekstrem hingga jalanan yang tidak mulus seperti kebanyakan jalanan di Indonesia. Hal ini membuat mobil-mobil Jepang lebih tahan banting saat harus melintasi berbagai jenis jalan.
Sebaliknya, mobil Eropa cenderung dirancang untuk berjalan di jalanan yang mulus dan iklim yang lebih sejuk. Sehingga beberapa komponen harus bekerja keras saat menghadapi jalanan atau suhu yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
4. Didesain agar mudah dirawat
Mobil Jepang sering kali menggunakan sistem yang lebih sederhana dibandingkan mobil Eropa. Selain itu pabrikan Jepang juga menyediakan berbagai komponen dengan harga yang terjangkau. Strategi ini akan memudahkan konsumen saat mencari suku cadang untuk mobil mereka.
Selain itu sistem yang sederhana juga membuat mobil-mobil Jepang lebih mudah dirawat dan lebih murah biaya perawatannya. Sebaliknya, mobil-mobil Eropa sering kali hadir dengan sistem yang sangat canggih dan kompleks sehingga memerlukan teknisi khusus dan komponen asli untuk merawatnya. Hal ini membuat biaya perawatan mobil Eropa menjadi lebih mahal dibandingkan mobil Jepang.
