Apa Perbedaan Mesin Mild Hybrid dan Full Hybrid?

- Mesin mild hybrid adalah pendukung mesin bensin atau diesel, bukan pengganti, membantu meringankan kerja mesin saat akselerasi atau butuh tenaga ekstra.
- Full hybrid bisa menggerakkan mobil hanya dengan motor listrik, lebih fleksibel dan efisien di kecepatan rendah, serta memiliki baterai yang lebih besar dan kompleks.
- Mild hybrid memiliki fitur regenerasi energi terbatas pada pengereman ringan, sementara full hybrid punya sistem regenerasi yang lebih maksimal.
Belakangan ini, mobil-mobil ramah lingkungan makin sering kita temui di jalanan. Salah satu teknologi yang mendukung efisiensi bahan bakar dan pengurangan emisi adalah mesin hybrid. Tapi, gak semua mobil hybrid itu sama. Ada yang namanya mild hybrid, ada juga yang disebut full hybrid.
Meski sama-sama menggabungkan mesin bensin dan motor listrik, cara kerja dan kontribusinya beda banget. Untuk menambah pengetahuanmu, mari simak ulasan tentang perbedaan antara mesin mild hybrid dan full hybrid berikut ini!
1. Mesin mild hybrid sebagai mesin pendukung pembakaran internal, bukan pengganti

Mesin mild hybrid berfungsi sebagai pendukung mesin bensin atau diesel, bukan pengganti. Sistem ini membantu meringankan kerja mesin saat akselerasi atau saat butuh tenaga ekstra. Jadi, motor listrik di mild hybrid gak bisa menjalankan mobil di mode listrik saja.
Sementara itu, full hybrid bisa menggerakkan mobil hanya dengan motor listrik, tanpa bantuan mesin bensin. Ini artinya, full hybrid lebih fleksibel dan bisa berjalan dalam mode full listrik di kecepatan rendah. Perbedaan inilah yang bikin performa dan efisiensi keduanya cukup jauh.
2. Kapasitas penyimpanan baterai pada mild hybrid lebih kecil

Pada mild hybrid, baterai yang digunakan cenderung lebih kecil kapasitasnya. Ini karena sistemnya tidak butuh daya yang besar untuk menggerakkan mobil sepenuhnya. Baterai hanya digunakan untuk mendukung fitur-fitur tertentu, seperti start-stop atau akselerasi ringan.
Sedangkan full hybrid punya baterai yang lebih besar dan kompleks. Baterainya bisa menyimpan lebih banyak energi untuk mendukung mode full listrik. Jadi, peran baterai di full hybrid jauh lebih vital dibanding mild hybrid.
3. Sama-sama pinya fitur regenerasi energi pada pengereman

Keduanya sama-sama punya fitur regenerasi energi, tapi efektivitasnya berbeda. Pada mild hybrid, proses regenerasi energi umumnya terbatas pada pengereman ringan. Energi yang dikumpulkan hanya cukup untuk mengisi daya baterai kecil dan membantu sistem tertentu.
Di sisi lain, full hybrid punya sistem regenerasi yang lebih maksimal. Saat mobil melambat atau mengerem, energi yang terbuang bisa dikonversi jadi listrik dan disimpan di baterai besar. Ini yang membuat full hybrid lebih efisien dalam memanfaatkan energi yang ada.
4. Harga mobil mild hybrid cenderung lebih murah

Keunggulan mild hybrid terletak pada biaya produksi dan harga jual yang lebih terjangkau. Sistemnya sederhana, sehingga gak perlu perubahan besar pada desain mobil konvensional. Selain itu, mild hybrid juga lebih ringan dan cocok untuk penggunaan sehari-hari tanpa perlu banyak adaptasi.
Full hybrid unggul di efisiensi bahan bakar dan kemampuan berjalan dalam mode listrik. Mobil ini cocok untuk kamu yang ingin benar-benar mengurangi konsumsi bensin dan emisi gas buang. Jadi, pilihannya tergantung kebutuhan dan budget kamu.
Mild hybrid dan full hybrid memang sama-sama berkontribusi pada efisiensi dan pengurangan emisi. Tapi, perbedaan di antara keduanya cukup signifikan dalam hal fungsi, teknologi, dan hasil akhirnya.