Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Saja Persiapan sebelum Uji Emisi Kendaraan Bermotor?

Ilustrasi Mobil sedang diuji emisi oleh petugas dengan alat deteksi gas buang di knalpot (bandung.go.id)
Intinya sih...
  • Servis rutin kendaraan penting untuk hasil uji emisi optimal
  • Bahan bakar berkualitas dan kondisi sistem pembuangan gas buang mempengaruhi emisi
  • Panaskan mesin sebelum uji, hindari aditif merk asing, dan periksa lampu indikator "Check Engine"

Uji emisi kendaraan menjadi salah satu langkah penting dalam upaya mengurangi polusi udara di perkotaan. Di beberapa kota besar seperti Jakarta, uji emisi bahkan telah menjadi syarat wajib bagi kendaraan pribadi. Kendaraan yang tidak lolos uji emisi bisa dikenakan sanksi tilang atau pembatasan akses jalan tertentu.

Maka dari itu, penting bagi pemilik kendaraan untuk mempersiapkan mobil atau motor mereka sebelum menjalani uji emisi agar hasilnya optimal. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat kamu lakukan agar kendaraan siap menghadapi uji emisi.

1. Lakukan servis berkala

Ilustrasi Mekanik sedang mengecek mesin mobil (pixabay.com/ewan3336-39006237)

Servis rutin merupakan fondasi dari performa kendaraan yang optimal. Sebelum melakukan uji emisi, pastikan kendaraan Anda telah menjalani servis berkala seperti penggantian oli mesin, pembersihan filter udara, pengecekan busi untuk mesin bensin, atau sistem injektor untuk mesin diesel. Mesin yang sehat dan terawat akan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna sehingga emisi gas buang dapat ditekan secara signifikan.

Tak hanya itu, servis berkala juga membantu menjaga efisiensi bahan bakar, memperpanjang usia mesin, dan mengurangi risiko mogok di jalan. Bila kendaraan sudah lama tidak diservis, sangat disarankan untuk melakukan general check-up sebelum mengikuti uji emisi.

2. Gunakan bahan bakar berkualitas

Ilustrasi Pengisian bahan bakar di SPBU (pixabay.com/engin_akyurt-3656355)

Jenis bahan bakar yang digunakan sangat berpengaruh terhadap hasil uji emisi. Gunakan bahan bakar dengan nilai oktan (RON) untuk bensin atau cetane (CN) untuk solar yang sesuai atau lebih tinggi dari rekomendasi pabrikan.

Bahan bakar berkualitas membantu proses pembakaran berjalan lebih bersih, sehingga menurunkan kadar zat berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) dalam gas buang.

Bahan bakar dengan kadar sulfur rendah juga akan memperpanjang umur komponen mesin seperti catalytic converter dan sensor oksigen yang sangat krusial dalam proses pengolahan emisi.

3. Periksa sistem knalpot

Ilustrasi asap keluar dari Knalpot mobil (pixabay.com/alexei_other-9114223)

Sebelum menjalani uji emisi, periksa kondisi sistem pembuangan gas buang. Pastikan tidak ada kebocoran pada pipa knalpot, peredam suara, atau sambungan lain. Pastikan juga catalytic converter masih dalam kondisi baik dan tidak dilepas atau dimodifikasi. Komponen ini berfungsi menyaring zat berbahaya dari gas buang agar menjadi lebih ramah lingkungan.

Jika kendaraan Anda mengalami perubahan suara knalpot, bau menyengat, atau getaran tidak biasa, segera lakukan pemeriksaan karena bisa jadi ada kerusakan pada sistem ini.

4. Panaskan mesin sebelum uji

Ilustrasi indikator suhu mesin di dashboard (auto2000.co.id)

Mesin yang baru dinyalakan biasanya menghasilkan emisi lebih tinggi karena sistem pembakaran dan alat pemroses emisi seperti catalytic converter belum bekerja optimal. Sebaiknya panaskan mesin selama 5–10 menit atau gunakan kendaraan untuk perjalanan pendek sebelum diuji. Dengan mesin dalam suhu kerja ideal, emisi yang dihasilkan akan lebih rendah dan stabil.

5. Hindari aditif yang tidak direkomendasikan

Foto: Visual Karsa/Unsplash.

Beberapa orang menggunakan cairan aditif yang dijanjikan dapat membersihkan sistem pembakaran dan menurunkan emisi secara instan. Padahal, penggunaan aditif yang tidak tepat bisa menimbulkan residu atau mengganggu kerja sensor emisi. Gunakan hanya produk yang direkomendasikan oleh bengkel resmi atau pabrikan.

6. Perhatikan indikator check engine

Ilustrasi dashboard mobil dengan lampu indikator "Check Engine" menyala (hyundai.com)

Pastikan tidak ada lampu indikator “Check Engine” yang menyala. Jika lampu ini aktif, bisa jadi ada masalah pada sistem emisi seperti kerusakan sensor oksigen atau malfungsi catalytic converter. Sebaiknya lakukan pengecekan menggunakan scanner OBD (On-Board Diagnostic) untuk memastikan semuanya berjalan normal sebelum uji.

7. Jaga RPM saat idle

Ilustrasi Panel tachometer mobil yang menunjukkan RPM (hyundai.com)

Idle mesin yang tidak stabil atau terlalu tinggi bisa mempengaruhi hasil uji emisi, terutama pada kendaraan bensin. RPM yang sesuai dengan standar pabrikan akan membuat proses pembakaran lebih konsisten. Jika Anda merasa RPM mesin tidak stabil, segera minta mekanik untuk melakukan penyesuaian melalui tune up.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, Anda bisa meningkatkan peluang kendaraan untuk lolos uji emisi. Selain untuk memenuhi kewajiban hukum, ini juga merupakan bentuk kontribusi terhadap lingkungan yang lebih sehat dan udara yang lebih bersih untuk kita semua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us