Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mobil Hybrid Terendam Air, Ini yang Terjadi pada Sistem Kelistrikannya!

ilustrasi jumper aki mobil (pexels.com/Julia Avamotive)
ilustrasi jumper aki mobil (pexels.com/Julia Avamotive)
Intinya sih...
  • Air dapat masuk ke konektor dan wiring, memicu korsleting. Kelembapan tinggi bisa mengganggu sinyal kelistrikan, menyebabkan error pada sensor dan indikator hybrid system warning menyala.
  • Inverter berisiko rusak akibat paparan air dan perubahan suhu. Masalah inverter bisa membuat mobil kehilangan tenaga mendadak atau mesin bensin terus menyala.
  • Sistem baterai tegangan tinggi akan memutuskan diri secara otomatis. Saat sensor mendeteksi kebocoran arus atau kelembapan berlebih, sistem HV akan otomatis memutus aliran listrik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mobil hybrid dikenal memiliki teknologi yang lebih rumit dibanding mobil konvensional. Di dalamnya terdapat dua sumber tenaga: mesin bensin dan motor listrik yang bekerja bersama. Ketika banjir datang, banyak pemilik merasa cemas karena mobil hybrid memiliki baterai tegangan tinggi yang terlihat berisiko jika terkena air.

Pada kenyataannya, pabrikan sudah merancang sistem kelistrikan hybrid agar aman saat menghadapi kondisi ekstrem, termasuk genangan air. Namun tetap ada batasan yang harus diperhatikan. Begitu mobil terendam melebihi kedalaman tertentu, risiko kerusakan pada komponen vital meningkat drastis. Untuk lebih memahami bahayanya, berikut penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada sistem listrik mobil hybrid ketika terendam.

1. Air dapat masuk ke konektor dan wiring, memicu korsleting

ilustrasi aki mobil (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi aki mobil (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Meskipun komponen baterai tegangan tinggi biasanya ditempatkan di area yang terlindungi dan diberi lapisan kedap air, wiring dan konektor tetap menjadi titik lemah. Ketika mobil terendam hingga melewati batas aman, air dapat masuk ke bagian-bagian kecil seperti soket, sambungan kabel, hingga junction block.

Kelembapan yang tinggi saja sudah bisa mengganggu sinyal kelistrikan, apalagi jika bagian itu benar-benar terendam. Dampaknya berupa korsleting, error pada sensor, indikator hybrid system warning menyala, hingga mobil masuk mode darurat (limp mode). Pada beberapa kasus ekstrem, arus pendek dapat merusak inverter atau ECU hybrid yang harganya jauh lebih mahal daripada komponen mobil biasa.

2. Inverter berisiko rusak akibat paparan air dan perubahan suhu

ilustrasi seorang montir sedang memperbaiki kaki-kaki mobil (pexels.com/Artem Podrez)
ilustrasi seorang montir sedang memperbaiki kaki-kaki mobil (pexels.com/Artem Podrez)

Inverter adalah jantung penggerak motor listrik, bertugas mengubah arus DC dari baterai HV menjadi AC untuk menggerakkan motor. Komponen ini memang dilengkapi pendingin khusus dan sealing, tetapi tidak dirancang untuk terendam air secara terus-menerus. Ketika mobil kebanjiran, inverter bisa mengalami dua masalah: masuknya air dan perubahan suhu drastis yang membuat sirkuit elektroniknya terganggu.

Begitu air mencapai area inverter, sistem bisa menghentikan aliran listrik secara otomatis untuk mencegah bahaya, tetapi kerusakan internal tetap dapat terjadi. Inverter yang rusak umumnya memunculkan gejala seperti tenaga hilang mendadak, mobil tidak bisa masuk mode EV, atau mesin bensin terus menyala untuk memaksa mobil tetap berjalan.

3. Sistem baterai tegangan tinggi akan memutuskan diri secara otomatis

ilustrasi aki mobil (pexels.com/Daniel Andraski)
ilustrasi aki mobil (pexels.com/Daniel Andraski)

Keamanan menjadi fokus utama mobil hybrid. Karena itu, saat sensor mendeteksi adanya kebocoran arus atau kelembapan berlebih, sistem HV akan otomatis memutus aliran listrik. Tujuannya mencegah sengatan listrik, kerusakan modul baterai, atau risiko korsleting besar. Mekanisme ini membuat mobil hybrid sebenarnya lebih aman dari yang banyak orang bayangkan.

Namun, meski aman bagi pengguna, keputusan sistem untuk mematikan baterai HV berarti mobil mungkin hanya bisa mengandalkan mesin bensin atau bahkan tidak dapat bergerak sama sekali. Setelah terendam, modul baterai HV juga bisa kehilangan efisiensi atau mengalami korosi pada jalur sirkuit internal jika tidak segera ditangani oleh teknisi bersertifikasi.

Pemilik mobil hybrid perlu memahami bahwa teknologi yang ada sudah dirancang aman, tetapi bukan berarti kebal banjir. Begitu mobil melewati batas kedalaman yang direkomendasikan pabrikan, risiko kerusakan sistem listrik semakin besar. Jika mobil sempat terendam, sebaiknya segera periksakan ke bengkel resmi agar komponen tegangan tinggi dapat dicek dengan alat yang sesuai. Dengan penanganan cepat, kerusakan bisa diminimalkan sebelum berdampak pada biaya perbaikan yang jauh lebih besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Kenapa Motor Bebek Tidak Sepopuler Dulu? Ini Penjelasannya

03 Des 2025, 17:45 WIBAutomotive