Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Ban Mobil Harus Diganti Setiap 3 Tahun?

ilustrasi mengganti ban mobil (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi mengganti ban mobil (pexels.com/Gustavo Fring)
Intinya sih...
  • Karet ban mengalami penuaan secara alami
  • Struktur dalam ban bisa melemah
  • Performa cengkeraman semakin menurun
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ban mobil adalah komponen vital yang sering kali terlupakan sampai muncul masalah. Padahal, kondisi ban sangat menentukan keselamatan dan kenyamanan selama berkendara. Banyak pengemudi merasa ban masih bisa digunakan karena belum botak, padahal umur ban juga punya batas aman tersendiri. Biasanya, para ahli otomotif menyarankan agar ban diganti setiap tiga tahun sekali, terlepas dari seberapa sering mobil digunakan.

Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: kenapa harus tiga tahun? Bukankah kalau jarang dipakai, ban masih terlihat bagus dan layak? Jawabannya ternyata gak sesederhana tampilan fisik ban semata. Ban memiliki struktur kimia dan fisik yang terus berubah seiring waktu. Nah, supaya lebih paham, berikut empat alasan penting kenapa pergantian ban setiap tiga tahun itu bukan sekadar rekomendasi, tapi kebutuhan yang berhubungan langsung dengan keselamatan di jalan.

1. Karet ban mengalami penuaan secara alami

ilustrasi ban mobil (pexels.com/JÉSHOOTS)
ilustrasi ban mobil (pexels.com/JÉSHOOTS)

Meski terlihat kokoh dan kuat, karet pada ban punya usia yang terbatas. Seiring berjalannya waktu, senyawa kimia di dalam karet akan mengalami oksidasi, terutama akibat paparan panas dan sinar ultraviolet. Proses ini membuat ban menjadi lebih keras dan kurang elastis, sehingga daya cengkeramnya berkurang meskipun tapaknya belum aus.

Ban yang menua biasanya menunjukkan tanda-tanda halus seperti retakan kecil di dinding atau permukaannya. Meskipun tampak sepele, kondisi ini berpotensi menyebabkan pecah ban saat kecepatan tinggi. Jadi, walaupun mobil jarang digunakan, proses penuaan tetap terjadi karena pengaruh cuaca dan suhu sekitar. Dalam konteks inilah, batas waktu tiga tahun jadi ukuran realistis untuk menjaga performa ban tetap aman.

2. Struktur dalam ban bisa melemah

ilustrasi ban mobil
ilustrasi ban mobil (pexels.com/Mike Bird)

Ban bukan hanya soal karet, tapi juga rangka internal yang disebut ply atau sabuk baja. Struktur inilah yang menjaga bentuk ban tetap stabil saat menahan beban kendaraan dan tekanan udara. Sayangnya, seiring waktu, bahan-bahan penyusun ply bisa kehilangan kekuatan akibat suhu ekstrem, kelembapan, atau benturan keras.

Ketika struktur dalam ban mulai melemah, risikonya bukan hanya permukaan ban cepat aus, tapi juga bisa menyebabkan deformasi. Akibatnya, mobil terasa gak stabil saat dikendarai, terutama di tikungan atau jalan bergelombang. Karena kerusakan internal ini sulit dilihat secara kasatmata, mengganti ban setiap tiga tahun membantu menghindari kejadian berbahaya yang bisa muncul tanpa tanda-tanda awal.

3. Performa cengkeraman semakin menurun

ilustrasi mobil saat hujan
ilustrasi mobil saat hujan (pexels.com/FOX ^.ᆽ.^= ∫)

Daya cengkeram ban terhadap aspal sangat berpengaruh pada keamanan berkendara, terutama saat hujan. Ban yang sudah tua memiliki karet yang lebih keras dan pola tapak yang kehilangan kelenturannya. Akibatnya, traksi terhadap jalan menurun, dan risiko aquaplaning atau tergelincir meningkat drastis.

Bahkan, mobil dengan sistem pengereman canggih pun gak bisa bekerja optimal kalau bannya sudah kehilangan kemampuan mencengkeram. Performa ban yang menurun juga membuat jarak pengereman semakin panjang. Jadi, meskipun ban masih terlihat bagus, kualitas pegangan terhadap jalan bisa menurun drastis seiring usia. Inilah alasan kuat kenapa umur ban gak bisa diabaikan.

4. Faktor keselamatan dan kenyamanan berkendara

ilustrasi mengemudi mobil
ilustrasi mengemudi mobil (pexels.com/Alessandro Avilés)

Pada akhirnya, pergantian ban bukan hanya urusan teknis, tapi juga soal keselamatan. Ban yang sudah melewati masa idealnya cenderung menimbulkan getaran, suara bising, dan respon kemudi yang gak seimbang. Semua hal itu membuat pengalaman berkendara jadi gak nyaman dan bisa meningkatkan risiko kecelakaan, terutama saat kecepatan tinggi.

Selain itu, ban yang masih baru mampu memberikan sensasi berkendara yang lebih stabil dan tenang. Mobil terasa lebih ringan dikendalikan, dan sistem suspensi bekerja lebih optimal. Jadi, mengganti ban setiap tiga tahun bukan sekadar rutinitas, tapi bentuk kepedulian terhadap diri sendiri dan pengguna jalan lain.

Ban memang tampak sederhana, tapi perannya sangat besar dalam keselamatan berkendara. Banyak orang menilai umur ban dari ketebalan tapak saja, padahal usia kimia dan struktur di dalamnya jauh lebih penting. Dengan mengganti ban setiap tiga tahun, risiko kecelakaan akibat ban pecah atau selip bisa diminimalkan. Jadi, jangan tunggu sampai ban terlihat rusak dulu baru diganti karena dalam hal keselamatan, pencegahan selalu lebih bijak daripada penyesalan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Waspada! 5 Kebiasaan Sepele Ini Bikin Kampas Kopling Cepat Rusak

27 Okt 2025, 11:05 WIBAutomotive