Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Harga Mobil LCGC Semakin Mahal?

Toyota Calya(toyota.astra.co.id) dan Daihatsu Sigra(tunasdaihatsu.com)
Toyota Calya(toyota.astra.co.id) dan Daihatsu Sigra(tunasdaihatsu.com)
Intinya sih...
  • Kenaikan harga LCGC dari awal ke sekarang
    • Harga mobil LCGC naik drastis sejak peluncuran, contohnya Daihatsu Ayla yang awalnya Rp76 juta kini mencapai Rp138,5 juta pada 2025.
    • Penyesuaian harga terjadi secara rutin setiap tahun, dengan model-model LCGC kini dibanderol di kisaran Rp167 jutaan hingga mendekati Rp200 jutaan.
    • Faktor pendorong kenaikan harga LCGC
      • Inflasi dan biaya produksi yang meningkat menjadi faktor utama kenaikan harga mobil LCGC.
      • Hilangnya atau berkurangnya subsidi insentif pajak serta pergeseran posisi pasar dan preferensi kon
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mobil LCGC (Low Cost Green Car) sejak pertama kali diperkenalkan di Indonesia mendapat sorotan positif sebagai solusi mobil murah meriah bagi masyarakat kelas menengah bawah. Dengan kebijakan insentif pajak dan spesifikasi yang disederhanakan, mobil LCGC dijual pada harga yang relatif rendah agar dapat terjangkau oleh segmen pasar tersebut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul pertanyaan: apakah harga mobil LCGC tetap terjangkau? Atau justru telah mengalami kenaikan signifikan sehingga nilai “murah”nya mulai terkikis?

Kenaikan harga ini terlihat dari perbandingan harga-harga model LCGC dari masa peluncuran hingga tahun 2025. Jika pada awal-awal LCGC banyak dijual di kisaran puluhan juta rupiah (meski sudah terlihat bahwa harga secara bertahap meningkat), kini beberapa varian sudah mendekati atau melewati angka ratusan juta. Apakah kenaikan ini wajar karena inflasi, biaya produksi, atau ada faktor lain? Mari kita telaah fakta dan data yang ada.

1. Kenaikan harga LCGC dari awal ke sekarang

Daihatsu Sigra (dok. Daihatsu)
Daihatsu Sigra (dok. Daihatsu)

Ketika program LCGC mulai gencar di Indonesia sekitar tahun 2013, harga mobil jenis ini berada di kisaran Rp76 juta untuk varian paling dasar, seperti Daihatsu Ayla. Dalam laporan perbandingan harga, disebutkan bahwa sejak tahun-tahun awal, Ayla pernah dibanderol sekitar Rp 76,5 juta, dan dalam beberapa tahun kemudian naik ke Rp 103,3 juta (data yang dicatat sekitar 7 tahun kemudian) sebagai contoh kenaikan yang relatif tajam selama masa awal program LCGC. 

Memasuki era lebih baru, lonjakan harga semakin terasa. Misalnya, varian Ayla 1.0 M transmisi manual pada 2025 sudah mencapai kisaran Rp 138,5 juta. Begitu juga model-model lain: Daihatsu Ayla varian termahal sudah melampaui Rp 190 juta dalam beberapa varian. Untuk model Toyota Agya, berikut ini salah satu contoh kenaikan: varian Agya 1.2 G CVT yang awalnya di kisaran Rp 194,4 juta naik menjadi sekitar Rp 197,1 juta di Januari 2025. Secara keseluruhan banyak laporan menyebut bahwa beberapa model LCGC kini “mepet Rp 200 juta”. 

Data terbaru juga menunjukkan bahwa kenaikan harga dalam rentang waktu pendek masih terjadi. Pada Mei 2024, misalnya, hampir semua model LCGC seperti Sigra, Ayla, Agya, Calya mengalami penyesuaian harga naik sekitar Rp 1 juta untuk setiap varian mereka.  Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan bukan hanya terjadi antar tahun besar, tetapi juga penyesuaian rutin setiap tahun. Selain itu, daftar harga resmi pabrikan menunjukkan bahwa model-model LCGC kini dibanderol di kisaran Rp 167 jutaan hingga mendekati Rp 200 jutaan tergantung varian. 

2. Faktor pendorong kenaikan harga LCGC

Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)
Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)

Kenaikan harga LCGC tidak terjadi tanpa sebab. Salah satu faktor utama adalah inflasi dan kenaikan biaya produksi: harga bahan baku, suku cadang, upah tenaga kerja, transportasi dan logistik semuanya mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini memaksa produsen untuk menyesuaikan harga jual agar margin tetap terjaga.

Faktor lain adalah hilangnya atau berkurangnya subsidi insentif pajak. Awalnya, LCGC mendapat keistimewaan berupa pembebasan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah). Namun kemudian regulasi berubah dan beberapa komponennya mulai dikenakan PPnBM (misalnya 3 persen) yang membuat beban harga makin bertambah. Selain itu, kebijakan regulasi emisi dan standar emisi lebih ketat bisa memaksa produsen menghadirkan peralatan tambahan (sistem emisi, filter, katalis, dsb.) yang menambah biaya.

Selanjutnya, pergeseran posisi pasar dan preferensi konsumen juga memungkinkan produsen mematok harga lebih tinggi. Karena sebagian konsumen di segmen menengah ke atas juga membeli LCGC sebagai kendaraan kedua atau untuk kebutuhan fleksibel, pabrikan bisa “menggelar varian premium” dari LCGC dengan fitur lebih lengkap yang wajar dihargai lebih tinggi. Hal ini berpotensi menarik margin lebih besar meskipun melepas sebagian daya tarik “mobil murah”.

3. Apakah kenaikan wajar dan masih murah?

Mobil LCGC termurah Daihatsu Ayla 1.0 D MT (Daihatsu Indonesia)
Mobil LCGC termurah Daihatsu Ayla 1.0 D MT (Daihatsu Indonesia)

Melihat data dan faktor-faktor di atas, dapat dikatakan bahwa harga LCGC memang sudah mengalami kenaikan signifikan sejak awalnya, dan kini berada jauh lebih tinggi dibanding di masa peluncuran. Kenaikan ini sebagian besar wajar karena tekanan biaya dan regulasi. Namun, pertanyaannya adalah: apakah kenaikan tersebut masih dalam batas wajar sehingga LCGC tetap memenuhi peran sebagai mobil terjangkau?

Karena kenaikan yang terus menerus, nilai “mobil murah” telah bergeser. Beberapa varian sudah hampir menyentuh Rp200 juta — harga yang sebelumnya dianggap mobil reguler atau bahkan kelas compact. Jika kenaikan harga terus berlanjut tanpa disertai peningkatan insentif atau efisiensi produksi, maka segmen LCGC bisa kehilangan daya tariknya di pasar.

So, ya harga mobil LCGC semakin mahal, dan data menunjukkan kenaikan yang cukup tajam sejak awal peluncuran hingga 2025. Tapi kenaikan itu memiliki penyebab rasional seperti inflasi, regulasi pajak, dan strategi pasar. Tantangannya sekarang adalah menjaga agar harga tetap kompetitif agar segmen ini tidak kehilangan esensinya sebagai pilihan mobil terjangkau.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

GWM Ora 03 Serbu Kantor IDN Times, Begini Impresi Singkatnya!

08 Okt 2025, 16:20 WIBAutomotive