Efek Buruk Menunggak Cicilan, Bukan Cuma Penarikan Kendaraan!

- Skor kredit jadi buruk dan sulit ajukan pinjaman baruSetiap kali menunggak cicilan, data masuk ke SLIK OJK. Skor kredit turun dan pengajuan pinjaman baru ditolak.
- Dikenakan denda dan bunga tambahanKeterlambatan pembayaran timbulkan denda harian atau bulanan. Jumlah tunggakan bisa membengkak dua kali lipat dari cicilan normal.
- Tekanan psikologis dan gangguan hubungan sosialMenunggak cicilan berdampak secara emosional, memengaruhi konsentrasi kerja, hubungan keluarga, bahkan kepercayaan diri.
Banyak orang berpikir bahwa menunggak cicilan kendaraan hanya berisiko pada satu hal: kendaraan ditarik oleh leasing. Padahal, dampaknya jauh lebih luas dari itu. Saat kamu membeli kendaraan secara kredit, kamu terikat dengan perjanjian hukum yang bukan hanya soal kepemilikan, tapi juga kepercayaan finansial. Sekali kamu menunggak, efeknya bisa menyentuh berbagai sisi kehidupan—mulai dari reputasi keuangan, peluang kredit di masa depan, hingga tekanan mental.
Keterlambatan satu atau dua kali cicilan mungkin terasa sepele, apalagi kalau kamu berpikir bisa “dikejar nanti.” Tapi bagi lembaga pembiayaan, tunggakan adalah tanda risiko tinggi. Data keterlambatan itu langsung tercatat dalam sistem keuangan nasional, yang bisa memengaruhi skor kredit kamu. Akibatnya, masalah yang awalnya cuma soal cicilan motor atau mobil bisa berkembang menjadi kesulitan mengajukan kredit lain di masa depan.
1. Skor kredit jadi buruk dan sulit ajukan pinjaman baru

Setiap kali kamu menunggak cicilan, datanya masuk ke Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK, yang dulunya dikenal sebagai BI Checking. Dari situ, lembaga keuangan lain bisa melihat riwayat pembayaranmu. Kalau tercatat pernah menunggak, skor kredit otomatis turun. Dampaknya, pengajuan pinjaman baru—baik untuk kredit motor, mobil, rumah, bahkan kartu kredit—bisa langsung ditolak. Reputasi keuangan ini butuh waktu lama untuk pulih, bahkan bisa bertahun-tahun.
2. Dikenakan denda dan bunga tambahan

Selain cicilan pokok, keterlambatan pembayaran juga menimbulkan denda harian atau bulanan. Nominal dendanya mungkin terlihat kecil di awal, tapi akan terus bertambah seiring waktu. Kalau dibiarkan, jumlah tunggakan bisa membengkak dua kali lipat dari cicilan normal. Akhirnya, beban keuangan makin berat dan peluang untuk menebus kendaraan makin kecil. Jadi, menunda pembayaran justru membuat masalah semakin sulit diselesaikan.
3. Tekanan psikologis dan gangguan hubungan sosial

Menunggak cicilan tidak hanya berdampak secara finansial, tapi juga secara emosional. Banyak orang merasa stres, cemas, bahkan takut dihubungi oleh pihak leasing atau debt collector. Tekanan mental seperti ini bisa memengaruhi konsentrasi kerja, hubungan keluarga, dan bahkan kepercayaan diri. Belum lagi rasa malu jika penagihan dilakukan di tempat kerja atau di lingkungan rumah. Perlahan, hal ini bisa mengganggu stabilitas hidup kamu secara keseluruhan.
Jadi, meski kendaraan belum ditarik, menunggak cicilan sudah cukup berbahaya bagi kondisi finansial dan mental kamu. Solusi terbaik adalah tetap menjaga komunikasi dengan pihak leasing jika sedang kesulitan, dan jangan biarkan tunggakan menumpuk. Ingat, menjaga reputasi keuangan lebih berharga daripada sekadar mempertahankan kendaraan yang belum lunas.