Kenapa Honda Tidak Memproduksi Truk?

Tak keliru kalau Honda disebut sebagai produsen otomotif terbesar di dunia. Sebab, selain menguasai pangsa pasar mobil, Honda juga cukup dikenal dengan produsen sepeda motor. Sebagai produsen, Honda meraup sukses besar di pasar mobil dan sepeda motor.
Namun ada satu segmen yang sepertinya tidak pernah disentuh Honda, yakni truk. Sejak awal berdirinya hingga sekarang, Honda belum pernah memproduksi truk. Apa yang membuat mereka tak menggarap segmen truk, ya?
1. Honda hanya fokus pada kondaraan untuk konsumen

Sejak awal berdiri, Honda selalu fokus pada pasar kendaraan pribadi dan konsumen sehari-hari. Dimulai dari produksi sepeda motor pada 1940-an, Honda kemudian berkembang ke segmen mobil penumpang seperti Civic, Accord, dan CR-V.
Filosofi perusahaan ini selalu menempatkan inovasi yang berorientasi pada kebutuhan konsumen individu. Sehingga memproduksi truk komersial berat, seperti yang dibuat oleh Scania atau MAN, memerlukan pendekatan yang sangat berbeda.
Pasar truk besar lebih mengutamakan kebutuhan industri dan logistik, yang berbeda dari pendekatan Honda yang lebih fokus pada pengalaman pengemudi dan efisiensi kendaraan kecil hingga menengah.
2. Honda tak punya sejarah di segmen truk berat

Berbeda dari perusahaan seperti Volvo atau Mercedes-Benz yang memiliki sejarah panjang dalam memproduksi kendaraan berat, Honda tidak pernah memulai atau menunjukkan ketertarikan pada segmen ini. Saat banyak produsen otomotif lain mulai memproduksi kendaraan berat di awal abad ke-20, Honda masih berfokus pada sepeda motor dan kendaraan kompak untuk konsumen sehari-hari.
Honda memang memiliki sejarah di segmen kendaraan niaga ringan seperti truk kecil (kei truck) di Jepang, contohnya Honda T360 dan Honda Acty, tetapi mereka tidak pernah melangkah lebih jauh ke kendaraan berat. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memilih untuk tetap fokus pada spesialisasi mereka.
3. Kompetisi di pasar truk sangat sengit

Pasar truk komersial berat sudah dikuasai oleh pemain besar seperti Volvo, Scania, Daimler (Mercedes-Benz), dan perusahaan Jepang seperti Isuzu atau Hino. Perusahaan-perusahaan ini memiliki keahlian khusus dalam teknologi kendaraan berat, jaringan distribusi yang luas, serta pengalaman puluhan tahun dalam memenuhi kebutuhan industri.
Jika Honda memasuki segmen ini, mereka akan menghadapi tantangan besar dalam bersaing dengan perusahaan yang sudah mapan. Selain itu, investasi untuk memulai produksi truk berat sangat besar dan mungkin tidak sepadan dengan risiko yang dihadapi, mengingat persaingan ketat di pasar ini.
4. Honda fokus pada kendaraan niaga ringan

Alih-alih memproduksi truk berat, Honda lebih memilih untuk fokus pada kendaraan niaga ringan seperti Honda Acty, truk kecil yang dirancang untuk kebutuhan pertanian, bisnis kecil, dan logistik ringan di Jepang.
Selain itu, Honda juga memproduksi Honda Ridgeline, truk pickup ukuran menengah yang populer di Amerika Utara karena kenyamanan dan desain inovatifnya. Dengan fokus pada kendaraan komersial ringan, Honda dapat tetap relevan di segmen transportasi niaga tanpa harus bersaing di pasar kendaraan berat.
5. Honda berkomitmen pada teknologi ramah lingkungan

Dalam beberapa dekade terakhir, Honda telah menunjukkan komitmen besar terhadap teknologi ramah lingkungan, seperti mobil hybrid dan listrik. Honda telah mengalihkan banyak sumber daya mereka untuk mengembangkan kendaraan hemat energi dan rendah emisi, seperti Honda Clarity dan model EV lainnya.
Produksi truk berat yang biasanya membutuhkan mesin diesel besar bertentangan dengan fokus Honda pada keberlanjutan. Sebaliknya, mereka lebih memilih mengembangkan teknologi yang lebih sesuai dengan visi mereka, seperti kendaraan listrik untuk mobil penumpang dan niaga ringan.