Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pilih Transmisi DCT Wet atau Dry? Cek Perbedaannya di Sini

Ilustrasi engine brake (dunlop.co.id)
Intinya sih...
  • DCT terbagi menjadi wet clutch dan dry clutch, masing-masing cocok untuk kebutuhan mobil dengan tenaga dan penggunaan yang berbeda.
  • Dry clutch lebih efisien dalam bahan bakar dan respons perpindahan gigi, cocok untuk penggunaan harian di jalanan lancar.
  • Wet clutch lebih tahan panas, cocok untuk mobil dengan tenaga besar atau digunakan dalam kondisi lalu lintas padat.

Transmisi DCT atau Dual Clutch Transmission kini semakin banyak digunakan di berbagai mobil modern. Sistem ini dikenal karena mampu memindahkan gigi dengan cepat dan efisien. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa DCT terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu wet clutch (kopling basah) dan dry clutch (kopling kering).

Keduanya sama-sama menggunakan dua kopling untuk mengatur perpindahan gigi, tetapi memiliki perbedaan mendasar dalam cara kerja dan penggunaannya. Yuk, cari tahu perbedaan di antara kedua sistem transmisi ini.

1. Perbedaan dry dan wet

Ilustrasi transmisi CVT (suzuki.co.id)

Dry clutch merupakan jenis DCT yang tidak dilengkapi dengan pelumas di area kopling. Karena tidak ada pelumas, sistem ini memiliki bobot yang lebih ringan dan lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar. Jenis ini biasanya digunakan pada mobil-mobil dengan tenaga sedang dan ditujukan untuk penggunaan harian yang tidak terlalu berat.

Sebaliknya, wet clutch menggunakan oli untuk melindungi dan mendinginkan kopling. Oli ini menjaga suhu kerja tetap stabil, sehingga lebih cocok digunakan pada mobil dengan tenaga besar atau yang sering melewati kondisi jalan yang padat dan berat.

2. Kelebihan dan kekurangan masing-masing

Ilustrasi transmisi (mitsubishi-motors.co.id)

Dry clutch menawarkan keunggulan dari sisi efisiensi bahan bakar dan respons perpindahan gigi yang cepat. Karena lebih ringan, mobil dengan dry clutch terasa lebih gesit saat dikendarai. Namun, sistem ini kurang tahan panas, sehingga kurang cocok untuk kondisi jalanan macet atau stop-and-go yang intens. Jika digunakan dalam kondisi seperti itu secara terus-menerus, performanya bisa menurun dan usia pakainya menjadi lebih pendek.

Di sisi lain, wet clutch unggul dalam hal ketahanan dan kenyamanan saat menghadapi beban kerja berat. Pelumas di dalamnya membantu menjaga suhu dan mengurangi gesekan, sehingga transmisi tetap bekerja optimal meskipun digunakan dalam kondisi lalu lintas padat atau perjalanan jauh. Sayangnya, karena sistemnya lebih kompleks dan berat, perawatannya juga lebih mahal. Penggunaan oli khusus dan sistem pendinginan tambahan membuat biaya servis mobil dengan wet clutch cenderung lebih tinggi dibandingkan dry clutch.

3. Contoh mobil yang menggunakan DCT dry dan wet

Ilustrasi Chery (chery.co.id)

Beberapa mobil yang menggunakan dry clutch antara lain Kia Seltos 1.4 Turbo dan Hyundai i20 N Line. Mobil-mobil ini dirancang untuk memberikan efisiensi dan performa ringan di kondisi jalanan kota yang relatif lancar.

Sementara itu, mobil seperti Chery Tiggo 8 Pro Max, Volkswagen Golf GTI, dan beberapa model Mercedes-Benz menggunakan sistem wet clutch karena mampu mendukung performa tinggi dan lebih tahan terhadap panas dalam penggunaan berat.

Pemilihan antara wet clutch dan dry clutch sangat bergantung pada kebutuhan dan gaya berkendara. Jika kamu sering terjebak macet atau membawa beban berat, wet clutch adalah pilihan yang lebih cocok karena lebih tahan lama dan nyaman.

Namun jika kamu lebih sering berkendara dalam kondisi jalanan lancar dan mengutamakan efisiensi, dry clutch bisa menjadi pilihan yang tepat. So, sudah tahu perbedannya, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us