Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Transmisi CVT vs AT: Mana Paling Tangguh Buat Harian?

Ilustrasi transmisi CVT (mitsubishi-motors.co.id)
Ilustrasi transmisi CVT (mitsubishi-motors.co.id)
Intinya sih...
  • Performa dan respons di jalanTransmisi AT konvensional cocok untuk sensasi berkendara bertenaga, sementara CVT memberikan akselerasi mulus namun kurang 'greget' saat berakselerasi cepat.
  • Konsumsi bahan bakarCVT lebih hemat bahan bakar karena rasio giginya menyesuaikan dengan kebutuhan mesin secara optimal, sedangkan AT konvensional semakin efisien berkat teknologi terbaru.
  • Perawatan dan daya tahanAT konvensional lebih tangguh dan tahan lama, serta biaya perbaikannya lebih terjangkau dibanding CVT. Namun, CVT bisa bertahan lama jika dirawat dengan baik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Transmisi mobil selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas, terutama bagi kamu yang sedang memilih kendaraan baru. Dua tipe transmisi yang sering dibandingkan adalah CVT (Continuously Variable Transmission) dan AT (Automatic Transmission) konvensional. Keduanya memiliki karakteristik unik, pengalaman berkendara berbeda, dan teknologi yang memengaruhi performa mobil.

Memahami perbedaan antara kedua jenis transmisi ini akan membantu kamu menentukan mana yang lebih cocok untuk kebutuhan sehari-hari. Nah, berikut perbedaan serta keunggulan dan kekurangan kedua transmisi tersebut yang harus kamu cermati sebelum memilih salah satunya.

1. Performa dan respons di jalan

ilustrasi transmisi pada mobil (pexels.com/Mike Bird)
ilustrasi transmisi pada mobil (pexels.com/Mike Bird)

Transmisi AT konvensional menggunakan sistem gigi yang berpindah sesuai kecepatan dan beban mesin. Hasilnya adalah akselerasi yang terasa jelas setiap kali gigi berganti, cocok untuk kamu yang suka sensasi berkendara bertenaga. Di sisi lain, CVT menggunakan sabuk dan pulley untuk menghasilkan rasio gigi tanpa jeda, sehingga akselerasi terasa mulus dan konstan. Namun, bagi sebagian pengemudi, CVT bisa terasa kurang ‘greget’ saat berakselerasi cepat, karena karakternya yang fokus pada efisiensi.

2. Konsumsi bahan bakar

Illustrasi mengisi bensin mobil (pexels.com/Engin Akyurt)
Illustrasi mengisi bensin mobil (pexels.com/Engin Akyurt)

Jika efisiensi adalah prioritasmu, CVT sering menjadi pemenang. Karena rasio giginya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan mesin secara optimal, konsumsi bahan bakarnya cenderung lebih hemat dibandingkan AT konvensional. Mobil-mobil perkotaan atau hybrid banyak menggunakan CVT untuk alasan ini. AT konvensional kini memang semakin efisien berkat teknologi terbaru seperti lock-up torque converter, namun secara umum CVT masih unggul untuk irit bahan bakar.

3. Perawatan dan daya tahan

Ilustrasi bengkel mobil (Pexels/Pixabay)
Ilustrasi bengkel mobil (Pexels/Pixabay)

Dari sisi perawatan, AT konvensional cenderung lebih tangguh dan tahan lama, terutama jika dirawat dengan baik. Biaya perbaikan juga biasanya lebih terjangkau dibanding CVT, yang komponen internalnya lebih kompleks dan sensitif. Kerusakan pada CVT sering kali memerlukan penggantian unit yang cukup mahal. Meski begitu, jika digunakan sesuai anjuran pabrikan dan rutin ganti oli transmisi, CVT bisa bertahan lama.

Kesimpulannya, jika kamu mencari efisiensi bahan bakar dan kenyamanan berkendara yang halus, CVT adalah pilihan tepat. Namun, jika kamu mengutamakan daya tahan, rasa berkendara yang responsif, dan biaya perawatan yang lebih bersahabat, AT konvensional lebih cocok. Pada akhirnya, pilihan terbaik tergantung pada gaya mengemudi dan prioritas kamu sebagai pemilik mobil. Dengan memahami kelebihan dan kekurangannya, kamu bisa menentukan transmisi mana yang paling sesuai untuk perjalananmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us