Apakah Ganti Piston Motor Harus Turun Mesin?

Penggantian piston motor bisa dibilang sebagai salah satu perawatan yang cukup rumit. Tak heran jika sering kali hal itu menimbulkan pertanyaan, salah satunya apakah ganti piston harus turun mesin atau tidak.
Sebagian besar orang menganggap bahwa penggantian piston harus dilakukan dengan turun mesin. Namun, ada beberapa kondisi dan metode yang memungkinkan penggantian piston tanpa perlu mencopot mesin dari kerangka motor. Lantas, seperti apa prosedurnya? Simak pembahasan lengkapnya di sini!
1. Apakah ganti piston motor harus turun mesin?

Secara umum penggantian piston motor memang harus turun mesin. Terutama jika dibutuhkan pula pengganti ring piston.
Lebih jelasnya, piston terletak di bagian dalam mesin yang cukup sulit dijangkau tanpa melepas beberapa komponen, misalnya kepala silinder. Oleh karena itu, jika memang penggantian ring piston diperlukan biasanya pengerjaannya dilakukan melalui proses turun mesin atau overhaul secara keseluruhan.
2. Alternatif ganti piston tanpa turun mesin

Kendati demikian, dalam beberapa kasus, penggantian piston atau ring piston dapat dilakukan tanpa harus mencopot mesin dari kerangka kendaraan. Beberapa bengkel atau mekanik berpengalaman umumnya menawarkan metode khusus agar kendaraan tidak perlu turun mesin.
Proses ini memungkinkan akses ke piston dengan mengangkat kepala silinder sehingga mesin tidak perlu dilepas sepenuhnya. Pada prosesnya, mekanik akan memeriksa kondisi mesin terlebih dahulu untuk memastikan penggantian ring piston tanpa turun mesin. Jika terdapat kerusakan pada dudukan ring piston, penggantian piston juga diperlukan.
3. Tetap disarankan ganti piston dengan turun mesin

Mengganti piston dengan turun mesin memiliki banyak keuntungan. Salah satunya pembersihan mendalam pada seluruh komponen mesin, termasuk ruang dan saluran bahan bakar sehingga membantu menghilangkan kotoran dan kerak. Proses ini juga memungkinkan pemeriksaan menyeluruh untuk mendeteksi masalah lain yang mungkin terlewatkan tanpa membongkar mesin.
Selain itu, turun mesin juga memungkinkan penggantian gasket dan seal yang sudah aus sehingga dapat mencegah kebocoran pada sistem pendingin. Bahkan, jika dinding liner silinder aus, turun mesin memungkinkan oversize piston untuk mengembalikan kompresinya. Itulah kenapa turun mesin tetap dianjurkan jika ingin mengganti piston.
4. Risiko pengganti piston yang tepat

Jika piston rusak atau aus, tenaga mesin dapat menurun, akselerasi melambat, dan konsumsi bahan bakar menjadi tidak efisien. Selain itu, ring piston yang bermasalah juga bisa menyebabkan oli terbakar, mengurangi volumenya, dan menghasilkan asap putih dari knalpot.
Apabila dibiarkan hal itu dapat merusak komponen lain dan memicu gesekan berlebih. Alhasil, kendaraan berpotensi mogok atau mesinnya jebol. Lebih lanjut, piston yang tidak sesuai spesifikasi pun dapat bertabrakan dengan klep, lho.
5. Tanda piston rusak

Piston yang mengalami kerusakan dapat menyebabkan beberapa gangguan pada mesin kendaraan. Nah, berikut tanda piston kendaraan mulai rusak:
1. Asap putih dari knalpot
Salah satu tanda kerusakan piston adalah munculnya asap putih atau kebiruan dari knalpot, terutama saat gas ditarik. Hal ini biasanya terjadi karena oli mesin masuk dan terbakar di dalam ruang bakar. Penyebab utamanya, ring piston sudah aus atau melemah sehingga tidak mampu lagi mencegah kebocoran oli ke ruang pembakaran.
2. Oli mesin cepat habis
Jika mendapati oli mesin cepat berkurang tanpa ada kebocoran eksternal jelas, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah pada ring piston. Ring piston aus dapat membuat oli mudah merembes ke ruang bakar dan terbakar bersama campuran bahan bakar dan udara. Alhasil, volume oli berkurang lebih cepat dari biasanya.
3. Suara mesin kasar
Kerusakan pada piston atau ring piston juga bisa dikenali dari suara mesin yang terdengar lebih kasar atau berisik. Ini terjadi karena kebocoran pada ruang pembakaran menyebabkan kompresi mesin tidak stabil. Suara kasar biasanya akan semakin jelas terdengar saat mesin dinyalakan atau ketika motor dipacu pada kecepatan tertentu.
4. Kinerja mesin menurun
Piston yang bermasalah akan memengaruhi performa mesin secara keseluruhan. Motor mungkin terasa kurang bertenaga, akselerasi melambat, dan tenaga yang dihasilkan tidak optimal. Ini karena kebocoran kompresi akibat ring piston lemah dan membuat proses pembakaran menjadi tidak sempurna.
5. Kick starter terasa lebih ringan
Gejala lain yang bisa dirasakan adalah kick starter menjadi lebih ringan saat diinjak. Hal ini menunjukkan bahwa ring piston sudah longgar dan tidak mampu memampatkan udara dan bahan bakar secara maksimal di ruang bakar. Akibatnya, tekanan kompresi menurun dan kick starter terasa lebih enteng.
6. Tarikan mesin melemah
Ring piston yang melemah juga berdampak pada tarikan mesin. Ketika ring piston tidak lagi mampu menjaga kompresi dengan baik, tenaga yang dihasilkan mesin menjadi berkurang. Ini membuat tarikan mesin terasa loyo, terutama saat mencoba mempercepat laju motor.
Dari uraian penjelasan apakah ganti piston motor harus turun mesin di atas, bisa disimpulkan bahwa prosesnya tidak selalu butuh overhaul. Namun, jika ada kerusakan parah, turun mesin tetap disarankan, ya.