Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ganti Oli Motor Berdasarkan Kilometer atau Waktu, Mana Paling Tepat?

Ilustrasi oli motor (wahanahonda.com)
Ilustrasi oli motor (wahanahonda.com)
Intinya sih...
  • Berdasarkan kilometer: ideal untuk pengguna aktif
  • Berdasarkan waktu: penting untuk motor jarang dipakai
  • Kombinasi keduanya adalah cara paling ideal
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pemilik motor masih bingung kapan waktu terbaik untuk mengganti oli. Sebagian patuh pada anjuran kilometer, misalnya setiap 2.000 atau 3.000 km. Sementara sebagian lagi memilih mengganti oli berdasarkan waktu, seperti setiap dua atau tiga bulan sekali. Keduanya memang terdengar masuk akal, tapi mana yang sebenarnya lebih penting untuk menjaga mesin tetap awet dan efisien?

Oli motor adalah darah bagi mesin. Ia melumasi, mendinginkan, dan melindungi komponen dari gesekan. Masalahnya, kualitas oli bisa menurun bukan hanya karena jarak tempuh, tapi juga karena usia dan kondisi pemakaian. Motor yang sering macet-macetan atau jarang digunakan pun bisa membuat oli cepat rusak meski kilometernya belum banyak.

1. Berdasarkan kilometer: ideal untuk pengguna aktif

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Rendi iD)
ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Rendi iD)

Jika kamu sering berkendara jauh atau rutin ke kantor tiap hari, patokan kilometer menjadi acuan yang paling logis. Setiap pabrikan biasanya memberi batas antara 2.000–4.000 km tergantung jenis oli. Oli yang sudah melampaui jarak tersebut akan kehilangan viskositas dan daya pelumasnya. Jadi, buat kamu yang menempuh jarak jauh tiap minggu, ganti oli berdasarkan kilometer adalah pilihan aman agar mesin tetap terjaga performanya.

2. Berdasarkan waktu: penting untuk motor jarang dipakai

ilustrasi parkir motor matic (pexels.com/SAM COLE)
ilustrasi parkir motor matic (pexels.com/SAM COLE)

Kalau motormu lebih sering parkir di garasi, patokan waktu justru lebih penting. Meski jarak tempuhnya masih sedikit, oli bisa teroksidasi atau tercampur uap air dari udara lembap. Umumnya, oli sebaiknya diganti setiap dua hingga tiga bulan sekali, terutama di daerah tropis yang panas seperti Indonesia. Jadi jangan tunggu kilometer naik dulu baru ganti, karena oli yang menua tetap bisa merusak bagian dalam mesin.

3. Kombinasi keduanya adalah cara paling ideal

Ilustrasi ganti oli mesin (pexels.com/Gera Cejas)
Ilustrasi ganti oli mesin (pexels.com/Gera Cejas)

Untuk hasil terbaik, gunakan kombinasi antara jarak tempuh dan waktu. Misalnya, ganti oli setiap 2.500 km atau setiap dua bulan, tergantung mana yang tercapai lebih dulu. Pendekatan ini menjaga mesin tetap bersih dan efisien tanpa menunggu oli benar-benar aus. Kamu juga bisa menyesuaikannya dengan kondisi jalan yang sering macet, gaya berkendara, dan jenis oli (mineral atau sintetik) yang kamu gunakan.

Jadi, baik patokan kilometer maupun waktu sama-sama penting, tergantung kebiasaan kamu memakai motor. Yang paling bijak adalah mengenali karakter penggunaan sehari-hari dan mengikuti rekomendasi pabrikan. Ingat, oli yang sehat bukan cuma memperpanjang umur mesin, tapi juga bikin motor tetap halus dan irit bahan bakar. Jangan menunggu mesin berisik baru ganti oli—lebih baik mencegah daripada memperbaiki

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

4 Cara Mengemudikan Mobil saat Membawa Banyak Barang

13 Okt 2025, 20:05 WIBAutomotive