Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jangan Serobot! 5 Kesalahan Berkendara Saat Macet yang Bikin Ribut

ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/Jimmy Liao)
ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/Jimmy Liao)
Intinya sih...
  • Serobot jalur dapat memicu konflik di jalan dan kecelakaan kecil, serta membuat macet semakin parah.
  • Penggunaan klakson berlebihan bisa mengganggu pengendara lain, menyebabkan kehilangan fokus, dan memicu konflik di jalan.
  • Tidak memberi jalan saat ada kendaraan darurat dapat membahayakan nyawa orang lain, berakibat hukum, dan merugikan diri sendiri.

Macet itu sudah jadi makanan sehari-hari di kota besar. Jalanan padat, kendaraan berdesakan, dan klakson bersahut-sahutan bikin suasana makin panas. Banyak pengendara yang nggak sabar, akhirnya malah bikin konflik di jalan. Kesalahan kecil bisa memicu pertengkaran, bahkan berujung pada adu mulut atau lebih parah lagi, adu fisik. Padahal, kalau semua orang lebih sabar dan paham etika berkendara, perjalanan bisa lebih nyaman. Banyak pengendara yang nggak sadar kalau kebiasaan mereka saat macet justru bikin suasana makin kacau. Berikut lima kesalahan berkendara saat macet yang sering memicu konflik di jalan.

1. Saling serobot jalur

ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/el jusuf)
ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/el jusuf)

Macet bikin orang nggak sabar, akhirnya banyak yang nekat serobot jalur. Pengendara yang nggak mau antre sering memaksa masuk ke celah sempit, bikin kendaraan lain terpaksa mengerem mendadak. Serobot jalur bukan cuma bikin macet makin parah, tapi juga bisa memicu emosi pengendara lain. Banyak yang nggak terima jalurnya diambil, akhirnya terjadi adu mulut di tengah jalan. Kalau semua orang sabar dan tertib, macet bisa lebih terkendali. Tapi kalau semua orang egois, jalanan jadi arena perang. Selain itu, serobot jalur juga bisa menyebabkan kecelakaan kecil. Gesekan antar kendaraan sering terjadi karena pengemudi yang memaksa masuk tanpa memberi ruang cukup. Kalau sudah begini, bukan cuma bikin ribut, tapi juga bisa merugikan secara finansial karena harus memperbaiki kendaraan yang rusak.

2. Pakai klakson berlebihan

ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/Dominiquemel16 Ramos)
ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/Dominiquemel16 Ramos)

Klakson itu buat komunikasi, bukan buat melampiaskan emosi. Tapi banyak pengendara yang asal tekan klakson tanpa alasan jelas. Bunyi klakson yang terus-menerus bikin suasana makin panas. Pengendara lain bisa merasa terganggu, bahkan tersinggung. Kalau memang perlu memberi tanda, cukup tekan klakson sekali atau dua kali. Jangan sampai klakson malah jadi pemicu konflik di jalan. Selain itu, penggunaan klakson yang berlebihan bisa bikin pengendara lain kehilangan fokus. Suara keras yang tiba-tiba bisa mengejutkan dan menyebabkan reaksi yang tidak terduga, seperti mengerem mendadak atau berpindah jalur tanpa perhitungan. Ini bisa berbahaya, terutama di jalanan yang padat.

3. Tidak memberi jalan saat ada kendaraan darurat

ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/Tosin James)
ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/Tosin James)

Ambulans atau kendaraan darurat harus diberi prioritas. Tapi banyak pengendara yang malah cuek dan nggak mau memberi jalan. Padahal, kendaraan darurat bisa membawa pasien yang butuh penanganan cepat. Kalau terhambat karena macet dan pengendara yang egois, nyawa bisa jadi taruhannya. Memberi jalan bukan cuma soal aturan, tapi juga soal empati. Jangan sampai sikap egois bikin orang lain kehilangan kesempatan untuk selamat. Selain itu, menghalangi kendaraan darurat juga bisa berakibat hukum. Banyak negara yang memiliki aturan ketat terkait prioritas kendaraan darurat, dan pelanggar bisa dikenakan denda atau sanksi lainnya. Jadi, selain berisiko membahayakan nyawa orang lain, tindakan ini juga bisa merugikan diri sendiri.

4. Berkendara terlalu dekat dengana kendaraan lain

ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/Alina Kurson)
ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/Alina Kurson)

Saat macet, banyak pengendara yang nggak menjaga jarak aman. Mobil atau motor terlalu dekat dengan kendaraan lain, bikin risiko gesekan atau tabrakan kecil makin tinggi. Kalau sampai terjadi gesekan, pengendara bisa langsung emosi dan saling menyalahkan. Konflik kecil bisa berubah jadi pertengkaran besar. Menjaga jarak aman itu penting, bukan cuma buat menghindari kecelakaan, tapi juga buat menjaga ketenangan di jalan. Selain itu, berkendara terlalu dekat juga bisa menghambat pergerakan lalu lintas. Kalau kendaraan di depan tiba-tiba berhenti atau mengurangi kecepatan, pengendara di belakang bisa kesulitan bereaksi tepat waktu. Ini bisa menyebabkan kemacetan makin parah dan memperpanjang waktu perjalanan.

5. Menggunakan ponsel saat berkendara

ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/Burak The Weekender)
ilustrasi jalanan macet dengan kendaraan berdesakan (pexels.com/Burak The Weekender)

Macet sering bikin bosan, akhirnya banyak pengendara yang main ponsel sambil berkendara. Fokus yang teralihkan bisa bikin pengendara nggak sadar kalau kendaraan di depannya sudah bergerak. Akibatnya, kendaraan lain harus menunggu, bikin suasana makin panas. Selain itu, main ponsel saat berkendara juga berbahaya. Bisa bikin pengendara nggak sigap kalau ada situasi darurat di jalan. Menggunakan ponsel saat berkendara juga bisa menyebabkan kecelakaan serius. Banyak kasus di mana pengemudi yang sibuk dengan ponselnya tidak menyadari perubahan kondisi lalu lintas di sekitarnya, menyebabkan tabrakan atau insiden lain yang bisa berakibat fatal.

Macet memang bikin stres, tapi bukan berarti harus egois dan nggak peduli sama pengendara lain. Kesalahan kecil bisa memicu konflik besar kalau nggak dikendalikan. Saling menghormati dan menjaga etika berkendara bisa bikin perjalanan lebih nyaman. Jangan sampai emosi di jalan malah bikin masalah makin rumit.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us