Kekurangan Ban Tubeless, Mahal Tapi Gampang Rusak?

Hampir semua motor baru kini telah dibekali ban tubeless. Ban jenis ini dianggap lebih tahan bocor saat tertusuk benda tajam. Selama benda tajam tersebut tidak dicabut dari permukaan ban, selama itu pula ban tidak akan bocor atau kempis. Jadi kamu masih punya banyak waktu untuk mencari tukang tambal ban.
Tapi seperti tak ada gading yang tak retak, ban tubeless pun ternyata juga punya kekurangan. Nah, berikut beberapa kekurangan ban tubeless yang jarang disadari para biker namun layak diketahui. Yuk, disimak ya!
1. Sering bocor halus

Sadar gak sih kalau tekanan pada ban tubeless itu sering berkurang? Biasanya berkurangnya tekanan angin pada ban tubeless disebabkan adanya celah antara pelek dan permukaan ban.
Nah, dari celah tersebut udara dari ban kemudian mengalir keluar secara perlahan. Akibatnya tekanan pada ban berkurang tanpa disadari. Kebocoran ini sulit dideteksi karena sangat halus. Karena itu selalu cek tekanan ban motormu sebelum bepergian, ya,
2. Harga mahal, usia pakai singkat

Kekurangan lain ban tubeless ada pada harganya yang lebih mahal dibandingkan ban tube atau ban yang masih memakai ban dalam. Biasanya harga ban tubeless dimulai dari Rp200 ribu hingga jutaaan rupiah.
Sayangnya usia ban tubeless biasanya tidak lama, hanya berkisar antara satu atau dua tahun saja, tergantung mobilitas dan jarak yang ditempuh sehari-hari. Jadi sudah harganya lebih mahal, umurnya lebih pendek pula.
3. Lebih berat dan rentan rusak

Ban tubeless biasanya memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan ban tube. Maklum sih, sebab ban tubeless memiliki desain yang lebih kompleks dan lebih tebal untuk menahan tekanan udara langsung.
Tapi ban tubeless lebih rentan terhadap kerusakan eksternal, seperti tusukan atau goresan yang dalam, sebab jenis ban ini tidak memiliki tabung dalam yang bisa memberikan perlindungan tambahan.
Banyak kasus ban tubeless tiba-tiba benjol, baik di permukaan atau di sisi dinding ban. Benjolan pada ban bisa muncul saat ban membentur objek keras. Benturan tersebut mengakibatkan kawat atau benang baja pada ban putus sehingga muncul benjolan.