Kenapa Ban Motor Bisa Benjol dan Cara Mencegahnya

Kamu mungkin pernah kaget melihat ban motor tiba-tiba tampak benjol di satu sisi, padahal tidak merasa menabrak apa pun. Benjolan pada ban motor memang hal yang cukup umum, tapi bisa sangat berbahaya jika dibiarkan. Saat ban benjol, keseimbangan roda terganggu sehingga motor bisa oleng, terutama saat melaju cepat. Kondisi ini tidak hanya membuat perjalanan tidak nyaman, tapi juga berisiko menyebabkan kecelakaan.
Banyak pengendara mengira penyebabnya cuma karena jalan berlubang atau tekanan angin yang kurang, padahal ada beberapa faktor lain yang lebih kompleks. Memahami alasan kenapa ban bisa benjol membantu kamu mencegah kerusakan lebih parah dan menjaga umur ban agar lebih panjang. Yuk, kita bahas penyebab dan solusinya.
1. Struktur dalam ban rusak akibat benturan keras

Salah satu penyebab utama ban motor benjol adalah kerusakan pada lapisan dalam ban (ply atau carcass). Lapisan ini berfungsi menjaga bentuk ban tetap bulat dan kuat. Ketika motor menghantam lubang, trotoar, atau polisi tidur dengan kecepatan tinggi, struktur tersebut bisa sobek atau patah. Akibatnya, tekanan udara dari dalam ban mendorong area yang rusak dan membentuk benjolan. Jika dibiarkan, benjolan ini akan semakin besar dan berisiko menyebabkan ban pecah di jalan.
Untuk mencegah hal ini, biasakan mengurangi kecepatan di area jalan rusak atau saat menabrak benda keras. Kamu juga perlu rutin memeriksa kondisi ban, terutama jika sering berkendara di jalan bergelombang. Sekali muncul benjolan, sebaiknya segera ganti ban karena kerusakan struktur tidak bisa diperbaiki dengan tambal biasa.
2. Tekanan angin yang tidak sesuai standar

Ban yang terlalu kempis atau terlalu keras juga bisa menjadi pemicu munculnya benjolan. Tekanan angin yang terlalu rendah membuat dinding ban menanggung beban berlebih, terutama saat melewati jalan tidak rata. Sementara tekanan yang terlalu tinggi bisa menyebabkan ban mengembang tidak merata dan mempercepat keausan pada sisi tertentu. Dalam jangka panjang, kedua kondisi ini bisa melemahkan struktur ban.
Solusinya, pastikan tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan — biasanya tercantum di bodi motor atau buku manual. Umumnya, tekanan ideal untuk ban depan sekitar 29 psi, dan ban belakang sekitar 33 psi, tergantung jenis motor dan beban yang dibawa. Periksa tekanan minimal seminggu sekali agar ban tetap dalam kondisi optimal.
3. Kualitas ban dan usia pakai yang sudah tua

Ban yang sudah tua atau berkualitas rendah lebih rentan mengalami benjolan. Seiring waktu, karet ban akan mengeras dan lapisan dalamnya menurun elastisitasnya. Jika motor sering terpapar panas matahari atau parkir terlalu lama tanpa digunakan, proses penuaan ban bisa semakin cepat.
Ciri-ciri ban yang sudah waktunya diganti antara lain permukaan retak, grip berkurang, atau muncul benjolan kecil. Usia pakai ban umumnya sekitar 2–3 tahun tergantung pemakaian. Jadi, meskipun kembang ban masih tebal, kamu tetap perlu menggantinya jika sudah melewati masa tersebut untuk menghindari risiko pecah di jalan.
Pada akhirnya, ban motor yang benjol bukan hal sepele. Selain memengaruhi kenyamanan, ia juga menyangkut keselamatan. Dengan perawatan sederhana seperti memeriksa tekanan angin, menghindari benturan keras, dan mengganti ban sesuai usia pakainya, kamu bisa berkendara lebih aman dan tenang.















![[QUIZ] Apakah Kamu Biker Sejati? Coba Tebak Berapa CC Motor Ini!](https://image.idntimes.com/post/20220123/2022-kawasaki-versys-650-19-scaled-1-391194466e79a9b32064897986f346a9.jpeg)

