Kenapa Gak Semua Motor Cocok Dikasih Bensin Ron Tinggi?

- Pengaruh rasio kompresi terhadap kebutuhan oktan
- Pembakaran bensin RON tinggi lebih lambat
- Efisiensi bahan bakar bergantung pada desain mesin
Mengisi motor dengan bensin ber-RON tinggi sering dianggap sebagai cara mudah meningkatkan performa. Banyak orang percaya bahwa semakin tinggi nilai RON, semakin baik pula akselerasi dan efisiensi mesin. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Tidak semua motor dirancang untuk menggunakan bahan bakar dengan angka oktan tinggi, dan memaksakan penggunaan RON yang lebih besar dari kebutuhan mesin justru bisa menurunkan performa atau membuat pembakaran tidak optimal.
Perbedaan ini terjadi karena setiap mesin memiliki rasio kompresi dan desain ruang bakar yang berbeda-beda. Motor yang kompresinya rendah tidak membutuhkan bensin ber-RON tinggi karena proses pembakarannya tidak memerlukan ketahanan terhadap knocking yang besar. Sebaliknya, motor dengan kompresi tinggi memang membutuhkan oktan tinggi untuk menahan ledakan prematur. Pemahaman mengenai karakter mesin sangat penting agar pemilik motor tidak salah memilih bahan bakar.
1. Pengaruh rasio kompresi terhadap kebutuhan oktan

Alasan utama mengapa tidak semua motor cocok memakai bensin RON tinggi adalah karena setiap mesin memiliki rasio kompresi yang berbeda. Rasio kompresi adalah tingkat tekanan udara dan bensin di dalam ruang bakar sebelum terjadi pembakaran. Mesin dengan kompresi rendah—biasanya motor bebek atau skutik harian—tidak membutuhkan bensin beroktan tinggi karena tekanannya tidak cukup besar untuk memicu knocking. Pada mesin seperti ini, bensin RON tinggi justru terbakar lebih lambat sehingga pembakaran menjadi kurang efisien.
Sebaliknya, mesin dengan kompresi tinggi seperti motor sport 150 cc ke atas, motor dua silinder, atau mesin yang sudah di-upgrade memerlukan bensin ber-RON tinggi agar pembakarannya tidak terjadi lebih cepat dari seharusnya. Jika oktannya terlalu rendah, mesin bisa mengalami detonasi (knocking) yang dapat merusak piston, ring, dan kepala silinder.
2. Pembakaran bensin RON tinggi lebih lambat

Banyak yang tidak tahu bahwa bensin RON tinggi bukan berarti pembakarannya lebih “panas” atau lebih “kuat”. Justru bensin beroktan tinggi memiliki karakter tahan terhadap ledakan spontan, sehingga pembakarannya cenderung lebih lambat dan stabil. Ini bagus untuk mesin kompresi tinggi, tetapi kurang ideal untuk mesin standar yang kompresinya kecil.
Pada motor kompresi rendah, api dari busi sudah menyala dengan cepat, tetapi bensin ber-RON tinggi membutuhkan tekanan yang cukup untuk terbakar sempurna. Akibatnya, tenaga yang keluar justru terasa lebih lemah, motor menjadi tidak responsif, dan konsumsi bensin bisa lebih boros. Ini sebabnya banyak pemilik motor harian merasa motornya “loyo” saat diisi bensin premium kelas atas.
3. Efisiensi bahan bakar bergantung pada desain mesin

Setiap motor dirancang dengan spesifikasi tertentu, termasuk tipe ruang bakar, bentuk piston, ukuran throttle body, hingga mapping ECU. Semua ini menentukan jenis bahan bakar yang paling cocok digunakan. Motor yang dirancang untuk hemat biasanya menggunakan kompresi rendah hingga menengah. Mesin seperti ini optimal dengan bensin RON 90–92. Bila dipaksakan memakai RON 95 atau 98, hasilnya tidak memberi tambahan tenaga berarti.
Sementara itu, motor performa tinggi seperti supersport, big bike, atau motor modifikasi membutuhkan bensin RON tinggi agar pembakaran lebih aman dan tenaga keluar maksimal. Jadi pemilihan oktan bukan soal mahal atau murah, tetapi soal kecocokan desain mesin.












![[QUIZ] Cek Pengetahuanmu Soal Sepeda Motor Manual di Sini](https://image.idntimes.com/post/20241029/baptiste-david-39oteea6d40-unsplash-ee3cea65cc31ff2db79e813885ef6f98.jpg)






