Cara Mencari Tahu Jenis Ron Bensin yang Cocok Buat Motormu

Banyak pengendara motor yang masih bingung menentukan jenis bahan bakar yang paling cocok untuk kendaraannya. Tak jarang, mereka hanya memilih bensin berdasarkan harga atau anggapan bahwa oktan tinggi pasti lebih bagus. Padahal, tidak semua motor cocok menggunakan bensin dengan nilai Research Octane Number (RON) tinggi. Salah pilih bahan bakar bisa membuat pembakaran tidak efisien, mesin cepat panas, atau bahkan boros bensin. Karena itu, penting bagi pengendara untuk memahami cara menentukan jenis RON yang sesuai dengan karakter mesin motornya.
Mengetahui bahan bakar yang tepat tidak hanya soal efisiensi, tapi juga tentang menjaga umur mesin. Setiap motor dirancang dengan rasio kompresi tertentu, dan rasio inilah yang menjadi acuan utama dalam memilih nilai RON bahan bakar. Semakin tinggi kompresi mesin, semakin tinggi pula nilai RON yang dibutuhkan agar pembakaran sempurna dan mesin tidak “ngelitik”. Berikut beberapa cara sederhana untuk mengetahui jenis RON yang sesuai dengan motor kamu.
1. Cek rasio kompresi mesin

Langkah pertama yang paling akurat adalah memeriksa rasio kompresi mesin motor. Informasi ini bisa kamu temukan di buku manual, website resmi pabrikan, atau melalui spesifikasi teknis di internet. Rasio kompresi menggambarkan seberapa besar tekanan yang dihasilkan saat piston menekan campuran udara dan bahan bakar sebelum dibakar. Semakin tinggi rasio kompresinya, semakin besar tekanan dan suhu di ruang bakar.
Sebagai panduan umum, motor dengan rasio kompresi di bawah 10:1 cocok menggunakan bensin RON 90 seperti Pertalite. Sementara mesin dengan kompresi antara 10:1 hingga 11:1 sebaiknya menggunakan RON 92 seperti Pertamax. Jika kompresinya di atas 11:1, maka bensin RON 95 ke atas lebih sesuai, seperti Pertamax Turbo atau Shell V-Power. Penggunaan bensin dengan oktan terlalu rendah pada mesin berkompresi tinggi bisa menyebabkan “knocking” atau ngelitik, yang berpotensi merusak mesin.
2. Perhatikan gejala mesin saat menggunakan bahan bakar tertentu

Selain mengandalkan data teknis, kamu juga bisa mengenali jenis RON yang cocok lewat perilaku mesin saat digunakan. Misalnya, jika setelah memakai bensin tertentu mesin terdengar kasar, performa menurun, atau terasa getar saat akselerasi, bisa jadi nilai oktannya terlalu rendah. Kondisi ini menandakan pembakaran terjadi terlalu cepat sebelum piston mencapai posisi ideal, sehingga muncul suara ketukan logam (knocking).
Sebaliknya, bila motor terasa berat, cepat panas, atau konsumsi bensin jadi boros setelah menggunakan bahan bakar beroktan tinggi, kemungkinan besar oktannya terlalu tinggi untuk mesin tersebut. Hal ini karena bensin RON tinggi membutuhkan tekanan dan suhu lebih besar agar bisa terbakar sempurna. Jadi, perhatikan suara mesin, respons gas, dan suhu setelah pengisian — itu bisa menjadi petunjuk penting dalam menentukan RON ideal untuk motor kamu.
3. Gunakan rekomendasi resmi pabrikan

Cara paling mudah dan aman adalah mengikuti rekomendasi bahan bakar dari pabrikan motor. Biasanya, pabrikan sudah menguji performa mesin menggunakan berbagai jenis bahan bakar dan menentukan RON yang paling sesuai agar tenaga, efisiensi, serta umur mesin tetap optimal. Informasi ini bisa kamu lihat di buku manual atau di stiker kecil dekat tangki bahan bakar.
Mengikuti rekomendasi pabrikan juga membantu menjaga garansi kendaraan dan mencegah risiko kerusakan akibat salah bahan bakar. Jika kamu sering berkendara jarak jauh atau di daerah dengan perbedaan kualitas bensin, pilih bahan bakar dengan RON sedikit lebih tinggi untuk menjaga performa tetap stabil. Intinya, jangan tergoda hanya oleh harga atau promosi bensin tertentu. Pilih bahan bakar yang sesuai dengan kebutuhan mesin agar motor tetap bertenaga, efisien, dan awet digunakan dalam jangka panjang.

















