Kenapa Mesin Mobil Bisa Knock? Ini Penjelasan Lengkapnya

- Oktan bahan bakar terlalu rendahBahan bakar beroktan rendah mudah terbakar sebelum waktunya, meningkatkan tekanan di ruang bakar dan menimbulkan suara ketukan.
- Waktu pengapian yang gak tepatPengapian terlalu cepat atau lambat bisa menghasilkan suara ketukan, menurunkan performa mesin, dan mempercepat keausan komponen internal.
- Tumpukan karbon di ruang bakarSisa pembakaran bahan bakar menumpuk dan membentuk kerak karbon, mengurangi volume ruang bakar dan meningkatkan rasio kompresi mesin secara tidak langsung.
Mesin mobil yang berbunyi knock sering kali bikin pengemudi panik. Suara ketukan logam halus dari ruang mesin bukan sekadar gangguan kecil, tapi bisa jadi tanda awal masalah serius yang kalau dibiarkan, bisa merusak komponen mesin dalam jangka panjang. Banyak pengendara yang gak sadar kalau fenomena knocking ini sebenarnya bisa dicegah sejak dini dengan pemahaman sederhana soal bahan bakar, sistem pembakaran, dan perawatan mesin yang tepat.
Secara teknis, engine knocking terjadi ketika proses pembakaran di dalam silinder berlangsung gak sesuai waktu yang seharusnya. Bukannya terbakar secara halus dan merata, campuran bahan bakar dan udara malah meledak terlalu cepat atau gak serempak. Akibatnya, timbul tekanan berlebih yang menyebabkan getaran serta suara ketukan. Nah, biar gak salah langkah dalam menanganinya, yuk bahas lebih dalam penyebab utama mesin bisa knock dan bagaimana cara mengatasinya.
1. Oktan bahan bakar terlalu rendah

Salah satu penyebab paling umum dari engine knocking adalah penggunaan bahan bakar dengan angka oktan terlalu rendah. Bahan bakar beroktan rendah cenderung mudah terbakar sebelum percikan api dari busi muncul, sehingga pembakaran terjadi lebih cepat dari waktu ideal.
Akibatnya, tekanan di ruang bakar meningkat terlalu cepat dan menimbulkan suara ketukan khas dari mesin. Hal ini sering terjadi pada mobil dengan rasio kompresi tinggi yang seharusnya menggunakan bahan bakar beroktan tinggi seperti Pertamax Turbo atau Shell V-Power.
Penggunaan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan sangat penting untuk menjaga kinerja mesin tetap optimal. Kalau mobil disuplai dengan bahan bakar yang gak cocok, efisiensi pembakaran menurun dan temperatur ruang bakar meningkat. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan kerak karbon pada kepala silinder, katup, hingga piston. Jadi, lebih baik mengeluarkan sedikit biaya tambahan untuk bahan bakar yang sesuai daripada menanggung biaya besar akibat kerusakan mesin.
2. Waktu pengapian yang gak tepat

Selain bahan bakar, waktu pengapian juga punya peran besar dalam terjadinya knocking. Idealnya, percikan api dari busi muncul pada saat piston hampir mencapai titik tertinggi di ruang bakar. Kalau pengapian terlalu cepat atau terlalu lambat, tekanan hasil pembakaran bisa bertabrakan dengan gerak piston, menghasilkan suara ketukan. Kondisi ini biasanya terjadi karena kesalahan setelan timing ignition atau masalah pada sensor ECU yang mengatur waktu pengapian secara elektronik.
Kalau dibiarkan, pengapian yang gak tepat bisa menurunkan performa mesin dan mempercepat keausan komponen internal. Selain itu, konsumsi bahan bakar pun jadi lebih boros karena proses pembakaran gak berlangsung efisien. Solusinya, pastikan sistem pengapian seperti busi, koil, dan sensor posisi crankshaft dalam kondisi baik. Servis rutin di bengkel resmi juga membantu memastikan pengaturan pengapian selalu sesuai dengan spesifikasi mesin.
3. Tumpukan karbon di ruang bakar

Seiring waktu, sisa pembakaran bahan bakar bisa menumpuk di ruang bakar dan membentuk kerak karbon. Lapisan karbon ini mengurangi volume ruang bakar dan meningkatkan rasio kompresi mesin secara tidak langsung. Saat kompresi meningkat, suhu dan tekanan di dalam silinder juga naik, sehingga campuran udara dan bahan bakar lebih mudah terbakar sebelum waktunya. Dari sinilah muncul fenomena knocking yang sering terdengar seperti suara logam beradu.
Kerak karbon juga bisa menghalangi aliran udara dan bahan bakar, membuat pembakaran gak sempurna. Mesin jadi lebih cepat panas, tenaga berkurang, dan emisi gas buang meningkat. Untuk menghindarinya, lakukan pembersihan ruang bakar secara berkala atau gunakan bahan bakar dengan aditif pembersih karbon. Produk seperti Pertamina Dexlite atau Shell FuelSave sering dilengkapi zat aditif yang membantu mencegah penumpukan karbon di sistem pembakaran.
4. Temperatur mesin terlalu panas

Temperatur mesin yang terlalu tinggi juga bisa memicu knocking, terutama kalau sistem pendinginan gak berfungsi dengan baik. Saat suhu mesin naik drastis, bahan bakar dalam silinder bisa terbakar sebelum percikan api dari busi muncul. Ini menyebabkan pembakaran ganda yang tidak sinkron, menimbulkan tekanan dan suara ketukan keras. Biasanya, kondisi ini dipicu oleh radiator tersumbat, oli mesin kurang, atau kipas pendingin yang gak bekerja optimal.
Menjaga sistem pendinginan tetap prima adalah langkah penting untuk mencegah masalah ini. Rutin mengecek level air radiator, kondisi kipas, serta mengganti coolant sesuai jadwal bisa membantu menjaga suhu mesin tetap stabil. Selain itu, hindari memaksa mobil berjalan dalam kondisi overheat karena bisa memperparah kerusakan pada piston, katup, dan silinder. Mesin yang bekerja pada suhu ideal gak cuma lebih awet, tapi juga lebih efisien dan responsif.
Fenomena engine knocking memang terdengar sepele, tapi dampaknya bisa besar kalau gak segera diatasi. Mulai dari bahan bakar yang salah, waktu pengapian tidak tepat, tumpukan karbon, hingga suhu mesin yang terlalu panas, semuanya saling berhubungan. Dengan perawatan rutin dan pemahaman dasar tentang cara kerja mesin, knocking bisa dicegah sejak awal. Jadi, selalu kenali suara dan karakter mesin mobil supaya gak telat menyadari tanda-tanda kerusakan yang bisa bikin dompet menjerit.