Kesalahan Ini Sering Dilakukan Perempuan Saat Dibonceng Motor

- Duduk menyamping mengganggu keseimbangan alami pembonceng, meningkatkan risiko terlempar saat motor berbelok atau mengerem.
- Barang di pangkuan bisa mengganggu keseimbangan motor dan berpotensi jatuh ke jalan, sebaiknya gunakan tas ransel atau minta taruh di bagasi.
- Pembonceng perlu menjaga postur tubuh, mengikuti gerakan motor saat berbelok, dan hindari kaki menjulur ke luar untuk keselamatan bersama.
Naik motor sebagai pembonceng memang terlihat lebih santai dibandingkan jadi pengemudi. Namun, bukan berarti tidak ada risiko. Posisi duduk yang kurang tepat, sikap tubuh yang tidak seimbang, hingga cara berpakaian yang kurang aman bisa memengaruhi keselamatan di jalan.
Kalau diperhatikan di jalan, ternyata masih ada perempuan yang tanpa sadar melakukan beberapa kebiasaan yang berbahaya saat dibonceng motor. Kebiasaan yang paling umum adalah duduk menyamping. Meskipun terlihat anggun dan sopan, posisi ini justru menyimpan banyak risiko.
Nah, berikut beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan perempuan saat dibonceng motor.
1. Duduk menyamping tanpa pegangan yang kuat

Duduk menyamping masih sering dilakukan, terutama oleh perempuan yang mengenakan rok panjang atau kebaya. Namun, posisi ini membuat pembonceng kehilangan keseimbangan alami yang didapat saat duduk menghadap ke depan. Ketika pengendara tiba-tiba mengerem atau menikung tajam, tubuh pembonceng lebih mudah terlempar karena tidak siap menahan gaya dorong atau tarik.
Lebih parah lagi jika pembonceng tidak memegang erat bagian belakang motor atau tubuh pengemudi. Akibatnya, saat motor melaju di jalanan rusak atau berbelok cepat, risiko terjatuh semakin besar. Sebisa mungkin, duduklah menghadap ke depan dan gunakan celana panjang jika memungkinkan agar bisa duduk lebih stabil dan aman.
2. Membawa barang bawaan besar di pangkuan

Perempuan sering kali membawa tas tangan, belanjaan, atau barang lain di pangkuan saat dibonceng. Tanpa disadari, barang-barang ini bisa mengganggu keseimbangan motor, apalagi jika ukurannya besar atau tidak dipegang erat. Barang yang terjatuh di jalan juga bisa membahayakan pengendara lain.
Sebaiknya gunakan tas ransel atau minta pengendara menaruh barang di bagasi motor jika memungkinkan. Hindari memegang benda besar di depan tubuh, karena bisa membatasi ruang gerak dan menghalangi pandangan ke depan.
3. Kurang memperhatikan postur tubuh saat di belakang

Sering kali pembonceng terlalu santai, duduk miring, atau tidak mengikuti gerakan motor saat berbelok. Ini bisa mengganggu keseimbangan motor, apalagi jika yang dibonceng berperawakan cukup besar. Idealnya, pembonceng mengikuti arah belokan motor dan menjaga postur tubuh tetap sejajar dengan pengendara.
Selain itu, usahakan agar kaki tetap menapak pada footstep dan tidak menjuntai ke luar. Kaki yang menjulur sembarangan bisa tersangkut di kendaraan lain, trotoar, atau celah jalan.
So, menjadi pembonceng motor juga memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain. Hindari kebiasaan duduk menyamping tanpa alasan yang kuat, jangan membawa barang besar sembarangan, dan perhatikan postur tubuh selama perjalanan.
Dengan sedikit perhatian lebih, perjalanan dengan motor bisa menjadi jauh lebih aman dan nyaman, baik untuk pengendara maupun pembonceng. Ingat, keselamatan bukan hanya tugas yang di depan, tapi juga yang di belakang.