Risiko Mengatur Spion Motor Sambil Berkendara, Bisa Fatal!

12 Nov 2025, 14:05 WIB

Ndoro Anom

ilustrasi spion motor (Pixabay.com/Simplyrelevantmedia)

Intinya sih...

Ganggu konsentrasi dan keseimbangan pengendaraMengatur spion saat motor sedang berjalan bisa mengganggu konsentrasi pengendara. Kondisi ini bisa menyebabkan motor oleng atau kehilangan keseimbangan.
Berisiko menabrak atau terserempet kendaraan lainMengatur spion sambil berkendara membuat sulit memperkirakan jarak kendaraan lain di sekitarnya, meningkatkan risiko tabrakan kecil atau terserempet oleh kendaraan lain.
Atur spion sebelum jalan, bukan saat di jalanCara paling aman adalah mengatur spion sebelum motor dijalankan. Pastikan posisi duduk sudah nyaman, lalu sesuaikan sudut spion kiri dan kanan hingga bisa

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pengendara motor yang sering menyepelekan posisi spion dan mengaturnya sembari melaju di jalan. Padahal, kebiasaan ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kecelakaan. Mengatur spion saat motor sedang berjalan membuat pengendara kehilangan fokus sejenak dari kondisi jalan di depan. Dalam hitungan detik saja, potensi bahaya bisa muncul dari arah depan, samping, atau belakang tanpa sempat diantisipasi.

Spion motor adalah komponen penting untuk membantu pengendara melihat kondisi lalu lintas di sekitar tanpa harus menoleh secara ekstrem. Posisi spion yang tepat bisa membantu meminimalkan risiko tabrakan dan menjaga kestabilan selama berkendara. Karena itu, penting bagi setiap pengendara untuk memastikan posisi spion sudah pas sebelum motor dinyalakan dan mulai melaju.

1. Ganggu konsentrasi dan keseimbangan pengendara

ilustrasi spion motor (Pixabay.com/Pexels)

Mengatur spion saat motor sedang berjalan bisa mengganggu konsentrasi pengendara. Saat tangan dan mata fokus ke spion, pengendara kehilangan kendali penuh terhadap setang dan arah pandang ke jalan. Kondisi ini bisa menyebabkan motor oleng atau kehilangan keseimbangan, terutama di jalan yang padat atau berlubang.

Selain itu, mengatur spion biasanya memerlukan gerakan tangan yang mengubah posisi pegangan pada setang, sehingga reaksi terhadap situasi darurat menjadi lebih lambat. Di kecepatan rendah pun, risiko terjatuh tetap tinggi jika pengendara tidak fokus penuh pada jalan.

2. Berisiko menabrak atau terserempet kendaraan lain

ilustrasi naik motor (pexels.com/Khoa Võ)

Jalan raya adalah lingkungan yang dinamis. Saat pengendara mencoba memperbaiki posisi spion sambil melaju, perhatian mereka teralihkan, membuat sulit memperkirakan jarak kendaraan lain di sekitarnya. Hal ini bisa menyebabkan tabrakan kecil atau bahkan terserempet oleh kendaraan lain yang melintas dari belakang.

Terutama di kota besar dengan lalu lintas padat, momen sekecil mengatur spion bisa berujung fatal. Risiko ini semakin besar bila dilakukan di antara dua kendaraan besar, seperti bus atau truk, di mana ruang gerak sangat terbatas.

3. Atur spion sebelum jalan, bukan saat di jalan

kaca spion motor (Pixabay.com/Toukir Ahmed)

Cara paling aman adalah mengatur spion sebelum motor dijalankan. Pastikan posisi duduk sudah nyaman, lalu sesuaikan sudut spion kiri dan kanan hingga bisa melihat sebagian tubuh pengendara serta kondisi di belakang tanpa perlu banyak menoleh. Jika spion longgar atau sulit diatur, sebaiknya perbaiki terlebih dahulu sebelum digunakan.

Hindari kebiasaan menunda dengan alasan “nanti di jalan saja,” karena keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama. Selain itu, pengendara juga bisa sesekali memeriksa posisi spion saat berhenti di lampu merah atau area aman, bukan ketika motor sedang melaju.

Mengatur spion tampak sepele, tapi bisa berakibat besar jika dilakukan di waktu yang salah. Dengan disiplin memeriksa dan menyesuaikan spion sebelum berkendara, pengendara tidak hanya menjaga keselamatan diri sendiri, tapi juga pengguna jalan lain di sekitarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.