Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menerapkan Work Life Balance bagi Pekerja, yuk Bisa yuk!

ilustrasi ibu bekerja (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Jakarta, IDN Times - Keseimbangan kehidupan dan pekerjaan atau lebih sering disebut work life balance adalah memprioritaskan kehidupan pribadi dan kehidupan kerja agar sama-sama seimbang.

Hal ini mungkin tidak selalu sempurna, tetapi ada beberapa trik yang bisa dicoba untuk meningkatkan kualitas hidup tanpa mengganggu pekerjaan.

Dilansir dari Forbes, Rabu (8/3/2023), work life balance harus dimiliki oleh seorang karyawan, terutama bagi mereka yang jam kerjanya lebih dari 8 jam. 

1. Susun jadwal yang ideal atau realistis

ilustrasi berkerja (pexels.com/Vlada Karpovich)

Rata-rata, kamu menghabiskan sekitar delapan jam di tempat kerja setiap hari. Namun, beberapa pekerjaan menuntut jam kerja lebih lama, apalagi tanpa uang lembur dan pasti sangat melelahkan.

Untuk mengatasi ini, mulailah berbicara dengan atasan kamu untuk menemukan jadwal yang ideal dan realistis yang memberi kamu lebih banyak waktu luang.

Uraikan alasan di balik kelelahan kamu dan usulkan solusi yang paling memungkinkan. Ini bisa saja kamu membutuhkan banyak bantuan, perubahan work flow atau bahkan liburan.

Jujur dan terbuka dengan atasan agar mereka bisa melakukan sesuatu untuk membantu kamu.

2. Fokus pada well-being

ilustrasi meditasi di tempat kerja (apss.co.uk)

Banyak orang cenderung fokus pada kehidupan kerja mereka yang sangat sibuk dari pada prioritas pribadi. Pastikan kamu tidak melupakan diri kamu sendiri, terutama soal fisik, mental dan emosional.

Terkadang, orang sangat sibuk sehingga mereka lupa istirahat. Salah satu triknya adalah masukkan waktu ‘me time’ ke agenda harian kamu.

Matikan ponsel untuk sepenuhnya fokus pada diri kamu dan jangan biarkan apapun menghalangi. Meditasi, refleksi, olahraga atau melakukan hal yang kamu senangi sangat diperlukan.

3. Berani bilang 'TIDAK'

unsplash.com/Isaiah Rustad

Menambah banyak pekerjaan ke jadwal yang sudah sibuk hanya akan menambah stres. Beristirahat sangatlah penting di tengah kesibukan.

Kamu boleh mengatakan ‘tidak’ untuk tugas tambahan ketika kamu sedang merasa kewalahan.

Ingatlah bahwa kata ‘tidak’ bukan serangan ke pribadi. Jelaskan mengapa kamu tidak dapat melakukan tugas tambahan saat ini dan tawarkan solusi alternatif jika memungkinkan.

4. Istirahat atau cuti

Ilustrasi cuti kerja (pexels.com/Artem Beliaikin)

Bahkan jika budaya perusahaan kamu mengharuskan bekerja berjam-jam, kamu juga harus punya kehidupan pribadi, seperti waktu dengan keluarga.

Jadi, istirahatlah dari jam kerja kamu, misalnya cuti, untuk bersosialisasi dan luangkan untuk me time sejenak.

Kamu dapat mengomunikasikan hal tersebut kepada atasan kamu dan pastikan bahwa mereka memahaminya.

5. Work from home sangat diperlukan

Ilustrasi bekerja di rumah (IDN Times/Arief Rahmat)

Istilah work from home mulai mencuat ketika dunia dilanda pandemik COVID-19. Sejumlah perusahaan masih menganut sistem ini.

Namun bekerja di rumah pun dirasa cukup sulit untuk sebagian orang karena mereka mengaku tidak produktif. Sebagian orang lainnya mengaku mereka bisa lebih produktif ketika bekerja dari rumah.

Tetapkan jam kerja kamu di rumah dan patuhi jadwalnya, seperti kamu bekerja di kantor. Perusahaan dan kantor harus memahami bahwa karyawan juga perlu bersama keluarga mereka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Hana Adi Perdana
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us