7 Cara Atur Keuangan untuk Freelancer dengan Penghasilan Tidak Tetap

- Mencatat pengeluaran wajib setiap bulan, fokus pada kebutuhan pokok seperti tempat tinggal, makanan, dan tagihan lainnya.
- Mencatat semua pengeluaran termasuk yang kecil selama 30 hari tanpa mengubah gaya hidup, evaluasi untuk mengurangi atau menghapus pengeluaran.
Menjadi freelancer memang banyak plusnya. Kamu bisa kerja dari mana saja, atur jam kerja sendiri, dan kadang dapat proyek yang bayarannya cukup gede.
Tapi di balik semua itu, ada tantangan besar yang enggak bisa diabaikan: penghasilan yang tidak menentu. Kadang bisa banjir job, kadang juga sepi kayak kuburan. Karena itu, mengatur keuangan jadi hal yang super penting buat kamu yang hidup dari penghasilan tidak tetap. Tanpa strategi yang tepat, kamu bisa kesulitan bahkan untuk hal-hal dasar.
Biar hidup tetap aman, tenang, dan tidak bingung pas akhir bulan, yuk simak tujuh cara simpel tapi efektif untuk mengatur keuangan sebagai freelancer!
1. Hitung kebutuhan bulanan yang wajib banget

Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah mencatat semua pengeluaran wajib setiap bulan. Fokus ke kebutuhan pokok dulu, seperti sewa tempat tinggal, makan, bayar listrik, internet, dan tagihan lain yang gak bisa ditunda. Ini adalah fondasi keuangan kamu.
Tidak perlu dulu mikirin langganan Netflix atau beli kopi kekinian tiap pagi. Catat semua kebutuhan wajib, jumlahkan, dan jadikan itu patokan minimum yang harus kamu punya setiap bulan agar tetap bisa hidup dengan layak.
2. Catat semua pengeluaran selama sebulan

Mulai dari sekarang, biasakanlah untuk mencatat semua pengeluaran, bahkan yang kecil sekalipun. Misalnya beli jajanan, isi ulang e-wallet, atau bayar parkir.
Lakukan ini selama 30 hari tanpa perlu mengubah gaya hidup dulu. Tujuannya biar kamu tahu uangmu lari ke mana aja selama ini.
Banyak orang baru sadar ternyata mereka sering boros di hal-hal kecil yang keliatannya gak penting. Tapi kalau dikumpulin, jumlahnya lumayan banget.
3. Kenali pengeluaran fleksibel kamu

Setelah sebulan mencatat, waktunya kamu evaluasi, mana pengeluaran yang bisa dikurangi atau bahkan dihapus? Coba kelompokkan jadi beberapa kategori seperti makanan, hiburan, transportasi, atau keperluan kerja.
Dari sini, kamu bakal tahu pengeluaran normal kamu dalam sebulan. Ini penting buat bikin rencana keuangan yang realistis, sesuai gaya hidup kamu sekarang.
4. Bikin rencana pengeluaran, bukan sekadar budget ketat

Kata budget kadang bikin orang langsung stres karena kesannya harus pelit, padahal kamu cuma perlu bikin rencana pengeluaran yang sesuai prioritas. Misalnya kamu suka kopi mahal, ya tidak masalah asal bisa ngurangin dari pos lain, seperti makan di luar.
Kuncinya adalah seimbangkan antara kebutuhan, keinginan, dan kemampuan. Kalau ada alat kerja atau tools digital yang sudah tidak berguna, setop berlangganan dan alihkan uangnya buat hal yang lebih berfaedah.
5. Revisi rencana setiap bulan

Penghasilan freelancer bisa naik turun, jadi rencana keuangan juga harus fleksibel. Bulan ini bisa aja dapat banyak job, bulan depan sepi, makanya kamu perlu cek dan revisi rencana pengeluaran tiap akhir bulan.
Kalau bulan ini kamu mengeluarkan lebih banyak buat transportasi karena ada proyek luar kota, ya bulan depan bisa dikompensasi dengan mengurangi pengeluaran untuk hiburan. Intinya, kamu harus adaptif.
6. Konsisten meski pendapatan naik turun

Ini nih yang kadang susah: konsisten. Waktu mendapat penghasilan gede, kamu mesti tahan godaan buat foya-foya. Lebih baik sisihkan sebagian buat tabungan atau dana cadangan.
Justru ketika kamu bisa tetap menjalani rencana keuangan di saat penghasilan besar, itu yang bikin kamu aman pas masa-masa job lagi sepi. Jangan sampai gaya hidup ikut naik saat penghasilan naik, nanti pas turun malah kelabakan.
7. Bangun buffer untuk masa sepi job

Kamu pasti sudah sering dengar soal dana darurat. Tapi buat freelancer, kamu juga perlu yang namanya off-contract buffer alias tabungan buat masa gak ada job.
Caranya? Hitung rata-rata pengeluaran kamu per bulan, lalu kalikan 4. Jadi kalau pengeluaran bulananmu sekitar Rp5 juta, berarti kamu butuh minimal Rp20 juta sebagai buffer. Ini beda sama dana darurat ya, buffer ini khusus buat nutup kebutuhan saat job sepi, bukan buat kondisi darurat seperti sakit atau kecelakaan.
Mengatur keuangan sebagai freelancer memang butuh usaha ekstra. Tapi dengan langkah-langkah tadi, kamu bisa tetap punya kendali penuh atas keuanganmu walau penghasilan gak tetap. Ingat, kuncinya adalah disiplin, konsistensi, dan fleksibilitas.
Tidak ada yang salah dengan menikmati hasil kerja keras, tapi pastikan kamu juga memikirkan masa depan. Dengan rencana yang matang, kamu bisa tetap tenang, bebas stres, dan menikmati hidup meski tanpa gaji bulanan yang pasti. Semangat mengatur keuangan, ya!