Sekarang ini, gerakan wirausaha di Indonesia sedang berkembang pesat, khususnya di kalangan kaum muda. Mereka yang tadinya hanya sebatas kawan kongkow, teman se-club hobby, bahkan teman curhat, bisa berubah jadi rekan bisnis. Lalau gimana cara membuat kesepakatan atau aturannya ya? Sebab bisa jadi di tengah perjalanan bisnis, muncul hambatan dan mengalami selisih beda pendapat. Terus gimana cara buat perjanjian yang tepat?
Gak sulit kok. Berikut tipsnya:
Pastikan jenis usaha yang akan dilakoni adalah usaha legal sesuai peraturan di Indonesia. Jadi jangan usaha jual barang selundupan atau barang palsu ya. Apalagi barang curian. Hehehe...
Pastikan dalam perjanjian ditulis identitas lengkap sesuai KTP, dan tulis juga Nomor Induk Kependudukan (NIK) para pihaknya. Pastikan juga para pihak sudah berumur minimal 18 tahun ya.
Tulis maksud dan tujuan kegiatan usaha tersebut. Sebenarnya ini bukan hal mutlak. Namun akan berguna secara psikologis untuk mengingat filosofi awal terbentuknya usaha tersebut.
Tulis rincian tugas atau kewajiban masing-masing pihak dalam hal teknis pelaksanaan usaha, dan berapa nominal modal yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak, dan bagaimana besar pembagian keuntungannya.
Termasuk jika satu pihak bermodal skill, dan satu pihak lainnya bermodalkan uang tunai.
Setiap usaha pasti memiliki risiko. Pikirkan dan tulis juga risiko lain yang berpotensi akan terjadi. Bagaimana cara mengatasinya, dan sepakati siapa saja para pihak yang akan menanggung (Mengatasi) risiko-risiko tersebut.
Buatlah rekening bank atas nama bersama, cantumkan dalam perjanjian bahwa rekening bank tersebut sebagai tempat dana kas, dan tempat masuknya uang hasil usaha.
Tetapkan juga jangka waktu berlakunya perjanjian itu. Karena meninjau (Review) perkembangan kegiatan usaha setelah berjalan beberapa waktu itu perlu. Jadi bisa diputuskan bersama, apakah memperpanjang perjanjian atau memang harus diakhiri secara baik-baik.