AIA Bukukan Pendapatan Premi Rp2,5 Triliun

Jakarta, IDN Times - PT AIA Financial (AIA) mencatat pendapat preminya pada kuartal I mencapai Rp2,5 triliun (unaudited).
Presiden Direktur AIA, Sainthan Satyamoorthy, mengatakan, peningkatan pendapatan premi tersebut juga diiringi dengan rasio pencapaian solvabilitas hingga 590 persen (unaudited). Jumlah tersebut jauh melebihi ketentuan regulator sebesar 120 persen.
"Saya sangat mengapresiasi pencapaian ini sebagai hasil kerja keras dari manajemen, karyawan tenaga pemasar yang solid, dan tentunya kepercayaan nasabah,” jelasnya dalam keterangan yang diterima IDN Times, Senin (22/5/2023).
1. Total klaim dan manfaat capai Rp1,8 triliun

Lebih lanjut, AIA telah membayarkan total klaim dan manfaat sebesar Rp1,8 triliun (unaudited) pada kuartal I 2023. Angka ini naik sebesar 16 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022, sebesar Rp1,5 triliun.
"Hal ini menjadi wujud komitmen AIA dalam memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan terhadap nasabah. Serta menjadi bukti atas keahlian dan pengalaman panjang AIA dalam memberikan proteksi kesehatan dan jiwa yang sejalan dengan purpose kami untuk membantu jutaan keluarga di Indonesia hidup lebih sehat, lebih lama, lebih baik,” ujar Sainthan.
2. Pertumbuhan VONB 28 persen

Sebelumnya, AIA Group, perusahaan induk dari AIA di Indonesia, berhasil membukukan pertumbuhan Value of New Business (VONB) sebesar 28 persen dengan nilai mencapai 1 miliar dolar AS yang dilaporkan pada bulan April lalu.
Capaian tersebut merupakan hasil gabungan dari pendapatan seluruh anggota AIA Group yang berasal dari beberapa negara dan wilayah, termasuk Indonesia, Hong Kong, Tiongkok Daratan, India, Selandia Baru, dan negara-negara di Asia Tenggara.
3. Prospek industri asuransi jiwa bakal meningkat

Dengan capaian ini, maka AIA Group optimistis akan prospek jangka panjang yang positif dan cenderung meningkat untuk industri asuransi jiwa serta kesehatan di Asia.
“Ke depannya, sejalan dengan pandangan positif AIA Group terhadap industri. Kami optimistis terhadap prospek pertumbuhan jangka panjang di Indonesia dan memaksimalkan peluang baru serta memberikan nilai yang berkelanjutan bagi para nasabah dan pemangku kepentingan kami,” kata Sainthan.