Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (IDN Times/Fauzan dan Athif Aiman)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (IDN Times/Fauzan dan Athif Aiman)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengklaim ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 yang tumbuh 4,94 persen (yoy) berhasil membawa Indonesai masuk dalam posisi kelima ekonomi teratas dunia.

Dia menegaskan fundamental ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan negara lain seperti Malaysia dan China.

"Indonesia termasuk dalam top 5 ekonomi di dunia dan ketahanan ekonomi masih resilient," jelasnya dalam Indonesia Economic Outlook, Selasa (21/11/2023).

1. Inflasi masih terjaga

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data Trading Economics, belum semua negara merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal III mereka. Namun sejauh ini, Indonesia memang masuk top 5 pertumbuhan ekonomi tertinggi.

Berikut deretan angka pertumbuhan ekonomi kuartal III untuk negara di kawasan G20:

List data ekonomi kuartal III.

  • Rusia 5,5 persen (yoy)
  • Indonesia 4,94 persen (yoy) 
  • China 4,9 persen (yoy)
  • Meksiko 3,3 persen (yoy)
  • Amerika Serikat 2,9 persen (yoy)
  • Spanyol 1,8 persen (yoy)
  • Korea Selatan 1,4 persen (yoy)
  • Prancis 0,7 persen (yoy)
  • Singapura 0,7 persen (yoy) 
  • United Kingdom 0,6 persen (yoy)
  • Euro area 0,1 persen (yoy)
  • Italia 0,04 persen (yoy)
  • Jerman -0,3 persen (yoy)
  • Netherlands -0,6 persen (yoy)
  • Arab Saudi -4,5 persen (yoy)
  • Argentina -4,9 persen (yoy)

Fundamental ekonomi Indonesia yang baik, juga tercermin dari laju inflasi yang terkendali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2023 tercatat sebesar 0,17 persen (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,56 persen (yoy).

Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

2. Rasio utang masih terkendali

IDN Times/Arief Rahmat

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan posisi utang pemerintah masih terkendali karena kurang dari 40 persen terhadap PDB, dibandingkan Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang memiliki porsi utang lebih dari 100 persen dari PDB negara tersebut.

"Tidak banyak negara yang bisa mengendalikan pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan inklusivitas ekonomi. Ini terlihat dari indikator yang baik seperti angka kemiskinan (turun) dan penyerapan tenaga kerja yang meningkat," jelasnya.

3. Ekonomi diharapkan tumbuh 5 persen akhir tahun

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Abdurohman menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif kuat dan stabil hingga kuartal III 2023.

Apabila dilihat komponen penyokong ekonomi, sektor manufaktur masih tumbuh diatas pertumbuhan agregat dan pertumbuhan investasi juga meningkat cukup signfikan, dibandingkan pertumbuhan agregat.

"Dengan asumsi kuartal IV bisa dipertahankan di 5 persen, maka pertumbuhan secara keseluruhan akan ada disekitar 5 persen," jelasnya.

Editorial Team