TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pede Ekonomi Tumbuh 3 Persen Lebih, Luhut: Kebijakan Kita Bagus Banget

Luhut menyebut pemerintah sedang berupaya leapfrogging

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimistis ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh cukup baik tahun ini. Bahkan dia memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai lebih dari 3 persen.

“Indonesia itu saya kira ya masih bisa tumbuh lebih dari 3 persen mungkin tahun ini dan setelah itu bisa loncat karena tahun ini kita diramalkan ini oleh IMF tumbuh 0,5 persen,” kata Luhut dalam wawancara bersama Radio Republik Indonesia (RRI) yang dilansir pada Sabtu (16/5).

Apa yang membuatnya optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa lebih dari 3 persen? Luhut menyinggung 3 hal ini:

Baca Juga: Jokowi Teken PP Program Pemulihan Ekonomi Nasional Atasi Dampak Corona

1. Butuh peran kepemimpinan yang kuat

Dok. Biro Pers Kepresidenan

Luhut mengatakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 3 persen dibutuhkan peran kepemimpinan yang kuat. Pemimpin, menurutnya, akan menjadi contoh bagi semua jajaran pemerintahan maupun rakyat.

“Jadi kalau pemimpinnya bisa beri contoh, rakyatnya kan juga pembantu-pembantunya akan malu dong kalau tidak seperti presidennya. Itu satu,” kata Luhut.

2. Luhut menilai kebijakan yang dibuat pemerintah sudah bagus untuk bisa leapfrog

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Keyakinan Luhut pun diperkuat karena alasan berikutnya yakni tentang kebijakan yang dibuat pemerintah. Dia menilai sejumlah kebijakan yang dikeluarkan hingga kondisi pandemik ini sudah bagus. “Bagus banget. Sempurna tentu tidak,” ucapnya.

Luhut menyinggung beberapa persoalan terkait kebijakan pemerintah yang mendapat sorotan publik. Namun, dia menyebut kebijakan yang dibuat pemerintah selalu berkonsep take and give.

Salah satu yang sempat menuai protes adalah kebijakan soal tenaga kerja asing yang didatangkan ke Indonesia di tengah pandemik ini. Dia mengatakan hal itu yang masih dibutuhkan sampai titik tertentu.

“Kalau orang mau investasi, dia musti tentu dapat juga dong. Nah ini yang kadang-kadang suka dilupakan," ujarnya.

Dia pun menjelaskan bahwa yang dilakukan pemerintah adalah upaya leapfrog dalam perekonomian. "Leapfrogging itu tidak bisa terjadi kalau tidak ada yang dorong," imbuhnya.

"Kita mau itu supaya kita melakukan loncatan katak sehingga kita jangan ngintil begini. Kita harus bisa melakukan begini lho ke depan juga sama dengan mereka ke depan atau lebuh baik. Nah Ini yang dilakukan pemerintah Jokowi,” katanya memaparkan.

Baca Juga: Ada COVID-19, BI Proyeksikan Ekonomi Dunia Cuma Tumbuh 2,5 Persen

3. Kepercayaan investor luar tetap kuat

Istimewa / BKPM

Ketiga, kata Luhut, apa yang dibuat Indonesia saat ini sudah diakui banyak orang di negara lain. Hal itu, menurutnya, terbukti dari kepercayaan sejumlah negara untuk menjalin kerja sama dan investasi dengan Indonesia meski dalam kondisi pandemik.

Luhut lalu berbicara mengenai proyek kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat terkait coal to methanol (CTM) dengan PT Bakrie Capital Indonesia dan PT Ithaca Resources dengan Air Products and Chemicals, Inc senilai US$2,5 miliar. Nilai proyek ini dinilai bisa meningkat sampai kira-kira ke US$7 miliar dalam dua tahun ke depan.

Selain dengan AS, Indonesia juga tengah merintis jalinan kerja sama investasi dengan Uni Emirat Arab. Selama ini Abu Dhabi telah berinvestasi di Indonesia, salah satunya untuk proyek listrik dengan nilai investasi Rp1,8 triliun.

Baca Juga: Luhut: Jokowi dan Trump Bertelepon Tiap Bulan Bahas Rencana Investasi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya