Hari Kereta Api Nasional, Begini Sejarah Panjang PT KAI di Indonesia
Selamat Hari Kereta Api Nasional ya~
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Setiap 28 September diperingati sebagai Hari Kereta Api atau yang juga dikenal sebagai Hari Kereta Api Nasional. Tepat hari ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) genap berusia 76 tahun.
Peringatan hari Kereta Api Nasional pada 28 September bertepatan dengan berdirinya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) 76 tahun yang lalu. Begini sepenggal cerita dari sejarah panjang Kereta Api di Indonesia.
Baca Juga: KAI Upgrade Aplikasi Jadi Access, Pengguna Bisa Beli Tiket LRT
1. Sejarah perkeretaapian di Indonesia
Pencangkulan pertama jalur kereta api di Indonesia terjadi di Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) tepatnya Desa Kemijen. Pencangkulan ini disaksikan oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele pada 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS selanjutnya mendorong investor swasta membangun jalur kereta api.
Beberapa jalur dibangun mulai dari Jawa Tengah yakni Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) dan Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS).
Lalu juga Jawa Timur, Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), maupun jalur di Sumatera melalui Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Pembangunan jalur kereta api tak hanya dilakukan di Jawa namun juga dilaksanakan di wilayah lain seperti Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922).
Di Kalimantan, Bali, dan Lombok kala itu hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, namun belum sampai tahap pembangunan. Pada akhir 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Pada 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak saat itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama masa kependudukan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang.
Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka. Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma guna pembangunan kereta api di sana.
Baca Juga: Selamat Hari Kereta Api Nasional, Mengenal PT INKA Saudara Muda PT KAI
Baca Juga: KAI Gandeng PT INTI, Terapkan Sistem Kontrol Terpusat Kereta