Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS-UEA Sepakati Kerja Sama Energi Bersih Senilai Rp1.565 Triliun

Ilustrasi pemasangan panel surya untuk hasilkan listrik ramah iklim. (Unsplash.com/Science in HD)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Uni Emirat Arab (UEA) membuat kesepakatan untuk proyek energi bersih. Keduanya sepakat membelanjakan 100 miliar dolar atau Rp1.565 triliun untuk menambak 100 gigawatt secara global.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan kesepakatan itu pada Selasa (1/11/2022). Kedua pemerintah menandatangani nota kesepahaman di Abu Dhabi untuk menetapkan kerangka kerja.

1. Empat pilar utama menuju energi bersih

ilustrasi pemasangan panes surya (Pexels.com/Los Muertos Crew)

Raksasa produsen minyak UEA dan raksasa ekonomi AS menjalin kesepakatan ambisius dengan nilai fantastastis. Dua pemerintah itu menandatangani nota kesepahaman kerja sama untuk kemitraan mempercepat energi bersih.

Melansir CNBC, ada empat pilar utama untuk kemitraan tersebut, yakni pengembangan inovasi energi bersih dan rantai pasokan, pengelolaan emisi karbon dan metana, energi nuklir dan dekarbonisasi industri dan transportasi.

"Kerja sama ini datang dalam kerangka persahabatan erat antara UEA dan AS dan menegaskan komitmen kedua belah pihak untuk bekerja meningkatkan keamanan energi dan memajukan kemajuan dalam aksi iklim," kata UEA.

Kelompok ahli akan segera dibentuk dua negara untuk mengidentifikasi proyek prioritas, termasuk upaya menghilangkan rintangan potensial dan mengukur kemajuan kerjasama untuk menambah ratusan gigawatt energi bersih global.

2. Gerakan kolektif untuk aksi iklim

Krisis iklim telah mendesak negara-negara kaya untuk melakukan inovasi energi terbarukan dengan ekonomi berbasis sumber energi berkelanjutan. Pihak Washington mengatakan bahwa kerjasama dengan UEA adalah salah satu pencapaian penting untuk gerakan kolektif menuju energi bersih.

"Nota kesepahaman ini merupakan langkah maju yang penting dalam upaya bersama kita untuk mempercepat gerakan kolektif kita menuju energi bersih," kata Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, dikutip Reuters.

"Bersama-sama, kami akan memacu investasi skala besar dalam teknologi energi baru, di negara kami sendiri, di seluruh dunia dan di negara berkembang," kata utusan energi AS Amos Hochstein.

3. Ambisi UEA jadi negara energi bersih terdepan di Arab

Kerjasama AS-UEA berada di bawah bendera Partnership for Accelerating Clean Energy (PACE). Melansir pengumuman dari laman resmi pemerintah AS, dana sebesar Rp1.565 triliun itu akan digunakan dalam pembiayaan, investasi, serta dukungan lain untuk percepatan transisi energi bersih.

Targetnya adalah, menambah 100 gigawatt energi bersih yang akan selesai pada tahun 2035. UEA diwakili oleh Utusan Khusus untuk Iklim, Sultan Ahmed al-Jaber dan AS berterima kasih kepada Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan atas kepemimpinannya dalam memajukan inisiatif tersebut.

UEA adalah salah satu eksportir minyak utama dunia yang ikut berkontribusi terhadap emisi karbon. Namun negara itu telah banyak menggelontorkan investasi besar pengembangan sumber bahan bakar non-fosil, termasuk membangun pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia.

Mereka juga telah berencana akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di dunia Arab. Pada 2023, UEA berencana jadi tuan rumah KTT Iklim COP28.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us