Aturan Digital Jadi Kendala Kesepakatan Dagang Uni Eropa dan AS

- Uni Eropa berupaya agar AS tidak menggugat ketentuan digital Uni Eropa dalam perjanjian perdagangan demi kenyamanan dan keamanan pengguna internet.
- Uni Eropa berhasil menurunkan ancaman tarif ekspor produknya ke AS, namun penandatanganan executive order oleh Presiden AS mengalami penundaan.
- Penundaan kesepakatan ini memicu kekhawatiran akan kembali memanasnya hubungan dagang antara kedua blok ekonomi terbesar dunia.
Jakarta, IDN Times - Negosiasi antara Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk merilis pernyataan resmi terkait kesepakatan perdagangan yang dicapai bulan lalu mengalami keterlambatan. Proses finalisasi ini tertunda karena adanya perbedaan pandangan di antara kedua pihak.
Penundaan ini menimbulkan kekhawatiran terkait kestabilan hubungan dagang antara dua blok ekonomi terbesar dunia tersebut. Tindak lanjut dan keputusan akhir dari pembicaraan ini dinantikan oleh berbagai pelaku pasar global.
1. Negosiasi aturan digital Uni Eropa dengan Amerika Serikat
Pejabat Uni Eropa menyampaikan, mereka berupaya keras agar AS tidak menggugat ketentuan digital Uni Eropa dalam perjanjian perdagangan yang akan difinalisasi. Dilansir Financial Times, Uni Eropa menekankan pentingnya perlindungan regulasi digital seperti Digital Services Act (DSA) demi kenyamanan dan keamanan pengguna internet di wilayah mereka.
“Kami tidak akan mengurangi aturan digital hanya untuk memudahkan perdagangan, aturan ini dibuat agar ekosistem digital di Eropa tetap aman dan adil," kata seorang sumber dari Uni Eropa , dilansir CNBC.
Sementara itu, pihak AS beralasan, regulasi digital tersebut merupakan hambatan non-tarif yang dapat merugikan perusahaan teknologi AS
2. Tarif impor dan potensi perubahan kebijakan
Uni Eropa dan AS sempat bersepakat mengenai tarif impor utama yang menjadi inti dalam perjanjian dagang mereka. Uni Eropa berhasil menurunkan ancaman tarif ekspor produknya ke AS dari 27,5 persen menjadi 15 persen.
Namun, rencana penandatanganan executive order oleh Presiden AS yang semestinya terjadi pada Jumat (15/8/2025) mengalami penundaan sampai naskah kesepakatan diumumkan secara resmi.
“Kami masih meninjau bahasa dalam perjanjian terkait aturan digital. Pernyataan bersama baru akan dirilis setelah kedua belah pihak mencapai titik temu,” kata pejabat AS, dilansir Investing.
3. Dampak penundaan terhadap hubungan dagang global
Penundaan pengumuman kesepakatan ini memicu kekhawatiran akan kembali memanasnya hubungan dagang antara kedua blok ekonomi terbesar dunia. Uni Eropa dan AS bersama-sama menyumbang sekitar sepertiga total perdagangan internasional.
“Kami berharap dapat menyelesaikan perundingan tanpa harus berkompromi terhadap keamanan digital dan kepentingan konsumen," menurut pernyataan Uni Eropa.
Sementara itu, analis bisnis dunia memperingatkan jika kedua pihak gagal mencapai kesepakatan, maka risiko perang dagang global akan meningkat.