Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bankir Tak Berani Salurkan Duit Pemerintah, Luhut: Jangan Jadi CEO

20251016_162147(1).jpg
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan. (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • Kebijakan injeksi dana butuh waktu Luhut menegaskan hasilnya tidak langsung dirasakan, seperti makan cabai yang butuh proses.
  • Luhut sindir bank yang takut menyalurkan dana Bank memilih tempat aman, tidak sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mendorong penyaluran kredit.
  • Bank diminta berani ambil risiko Mantan Menko Marves meminta bank berani mengambil risiko dalam menyalurkan kredit sebagai tugas utama lembaga keuangan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan langkah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menginjeksi dana Rp200 triliun ke perbankan mulai menunjukkan hasil. Kebijakan tersebut adalah langkah pemerintah menempatkan dana ke bank-bank BUMN untuk memperkuat likuiditas dan mendorong penyaluran kredit ke sektor produktif.

"Kalau Bapak-Ibu sekalian lihat juga, mendorong pertumbuhan ekonomi, injeksi idle pemerintah di Rp200 triliun yang diberikan Menteri Keuangan ini, sudah mulai kita lihat menunjukkan hasil," kata Luhut dalam agenda "1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

1. Butuh waktu untuk lihat hasilnya

20251016_154725(1).jpg
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan. (IDN Times/Trio Hamdani)

Luhut menegaskan hasil dari kebijakan injeksi dana tersebut tidak bisa langsung dirasakan. Dia menyebut itu tidak seperti halnya saat seseorang memakan cabai, di mana efeknya langsung muncul seketika.

"Tentu butuh waktu. Kita ini kadang-kadang seperti makan cabai aja, begitu digigit, pedas, ya enggak lah. Kan butuh waktu, butuh proses," sebutnya.

2. Luhut sindir bank yang takut menyalurkan dana

20251016_162147.jpg
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan. (IDN Times/Trio Hamdani)

Luhut kemudian menyinggung sikap perbankan yang memilih menempatkan dana di instrumen aman seperti yang dimiliki Bank Indonesia (BI). Menurutnya, kebijakan itu tidak berisiko. Namun, hal tersebut tidak sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mendorong penyaluran kredit. Luhut menilai jika tugas bank hanya menyimpan dana di tempat aman, dia pun bisa menjadi pimpinan bank.

"Kalau bank ini hanya naruh duitnya itu di BI, di Bank Indonesia, bunganya tinggi, enggak ada risiko, ya jangan dia jadi CEO bank, saya aja CEO bank bisa," ungkapnya.

3. Bank diminta berani ambil risiko

ilustrasi bank (freepik.com)
ilustrasi bank (freepik.com)

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu meminta agar bank berani mengambil risiko dalam menyalurkan kredit, karena itu merupakan tugas utama lembaga keuangan. Dia menilai risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) merupakan bagian dari tanggung jawab bank dalam menjalankan fungsinya.

"Kan dia harus berani. Ya kalau nanti NPL, ya tugas kamu. Kamu kan tugas kamu dagang uang. Hal semacam ini yang perlu ditegaskan kalau kita kerja seperti ini, kita bukan bekerja sendiri," tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Efek Hapus Tantiem Komisaris BUMN, Danantara Hemat Rp8,2 Triliun,

16 Okt 2025, 22:30 WIBBusiness