Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Begini Cara UD Impact agar Wirausahawan Tangkap Peluang Ekonomi Hijau

ilustrasi dekarbonisasi. (enelgreenpower.com)
ilustrasi dekarbonisasi. (enelgreenpower.com)
Intinya sih...
  • UD Impact mengumumkan program MAJU: ON Hackathon 2025 untuk akselerasi ide lingkungan dan energi di Indonesia.
  • Program dikembangkan bersama konsorsium universitas di Indonesia, terdiri dari Student Track dan Early-Stage Track.
  • Jonathan Davy dari Ecoxyztem Venture Builder menekankan pentingnya perusahaan berbasis founder dalam mencapai net-zero di Indonesia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kebutuhan kredit karbon di Indonesia diproyeksikan bakal meningkat hingga 10 kali lipat selama 2022-2030. Tren tersebut lantas membuka ruang bagi solusi berintegritas tinggi, mulai dari nature tech, MRV (measurement, reporting, verification), hingga layanan dekarbonisasi.

Sejalan dengan itu, Indonesia tengah menyiapkan salah satu pembangunan energi bersih terbesar di Asia Tenggara. Rencana kelistrikan nasional yang baru memproyeksikan 70 persen penambahan kapasitas pembangkit berasal dari energi terbarukan, mendorong bauran menuju sekitar 35 persen pada 2034.

1. Pengumuman program MAJU: ON Hackathon 2025

IMG-20251111-WA0017.jpg
Vice President UD Impact, Sunghwa Moon (dok. UD Impact)

Berangkat dari hal tersebut, UD Impact, penyedia pendidikan kewirausahaan terkemuka di Asia mengumumkan MAJU:ON Hackathon 2025. Ini merupakan sebuah program akselerasi intensif yang membantu mahasiswa dan founder mengubah ide menjadi solusi siap go-to-market untuk isu lingkungan dan energi di Indonesia.

Vice President UD Impact, Sunghwa Moon mengatakan, saat ini regulator menuntut hasil yang terukur dan berintegritas, termasuk kebutuhan akan dampak iklim yang nyata dan founder dituntut untuk mampu menghadirkan manfaat riil bagi komunitas.

“MAJU:ON dirancang untuk itu, kami memasangkan tim dengan para mentor terbaik di bidangnya serta akses pasar agar mereka dapat memvalidasi masalah, membangun pilot yang bankable, lulus sebagai startup siap investasi, dan mampu menciptakan bisnis yang lebih berkelanjutan di Indonesia,” ujar Moon dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Selasa (11/11/2025).

2. Program dikembangkan bersama konsorsium universitas di Indonesia

ilustrasi gedung UI
ilustrasi gedung UI (dok. Universitas Indonesia)

Program ini dikembangkan bersama konsorsium universitas di Indonesia, mulai dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Telkom University Bandung, Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Primakara Bali untuk memperkuat kapasitas mereka dalam mengakselerasi ide menjadi bisnis nyata.

Moon menjelaskan, MAJU:ON merupakan program akselerasi intensif yang tiap timnya mengikuti pelatihan pitch berstandar investor, pendampingan 1:1, kuliah pakar, dan demo.

“Dikemas dengan format yang inklusif, acara ini terbagi menjadi dua track, yakni, Student Track yang ditujukan untuk para mahasiswa, terdiri dari 16 tim mahasiswa dengan ±80 peserta,” kata Moon.

“Sementara Early-Stage Track menargetkan founder maksimal tiga tahun setelah pendirian, terdiri dari 10 tim dengan ±30 peserta. Pemenang mendapat Rp20 juta (Student Track) dan Rp30 juta (Early-Stage Track), serta inkubasi pascaprogram dan akses ke investor bagi tim unggulan,” sambung dia.

3. Indonesia tidak akan sampai net zero hanya dengan pemerintah dan korporasi

IMG_7884.jpeg
Indonesia Net Zero Summit. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Dalam kesempatan yang sama, Jonathan Davy selaku Co-Founder & CEO Ecoxyztem Venture Builder mengatakan, pemerintah dan korporasi saja tidak akan mengantarkan Indonesia ke net-zero.

“Kita butuh perusahaan berbasis founder yang mengubah empati terhadap masalah lokal menjadi solusi yang layak dan skalabel. MAJU:ON membekali tim dengan pola pikir dan kerangka kerja untuk melakukan itu, membuktikan bahwa ide kecil yang dieksekusi dengan baik bisa menjadi dampak besar,” ujarnya. 

Selanjutnya, UD Impact akan meluncurkan program inkubasi pascahackathon bersama ANGIN Advisory dan hub universitas untuk mendorong tim unggulan bergerak dari prototipe menuju penerapan pertama. Tahap lanjutan ini akan difokuskan pada sektor-sektor dengan permintaan paling tinggi sehingga output hackathon benar-benar memberi dampak yang terukur.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

3 Saham Milik Chairul Tanjung, Portofolio Publik yang Menarik

12 Nov 2025, 06:07 WIBBusiness