Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Uang kertas Rupiah baru emisi 2022. (YouTube/Bank Indonesia)

Jakarta, IDN Times – Belum lama ini, Bank Indonesia (BI) secara resmi mengeluarkan tujuh pecahan Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022 (TE 2022), pada Kamis (18/8/2022). Adapun uang rupiah TE 2022 terdiri atas nominal Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia memang diberikan tugas dan wewenang untuk mengelola Uang Rupiah. Pengelolaan uang rupiah bertujuan untuk mendukung terpeliharanya stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran sistem pembayaran. 

Lalu bagaimana sistem pengelolaan uang rupiah oleh BI? Berikut ulasannya. 

1. Tahap perencanaan

Penampakan uang rupiah kertas Tahun Emisi 2022 (bi.go.id)

Pada tahap pertama, BI akan menetapkan jumlah dan jenis pecahan berdasarkan perkiraan kebutuhan Rupiah dalam periode tertentu.

Sebelum menetapkan jumlah yang akan dicetak, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, seperti asumsi tingkat inflasi, asumsi pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, kebijakan perubahan harga uang Rupiah, kebutuhan masyarakat terhadap jenis pecahan uang Rupiah tertentu, dan tingkat pemalsuan.

Adapun, faktor lain yang turut menjadi pertimbangan BI dalam merencanakan pencetakan Rupiah, antara lain:

Tambahan uang kartal yang diedarkan

Beberapa hal seperti inflasi, suku bunga, outflow, inflow, produk domestik bruto dan nilai tukar menjadi perhatian BI sebelum menentukan tambahan uang kartal yang akan diedarkan.  

Penggantian uang yang dimusnahkan karena tidak layak edar

Sebagian besar uang yang dimusnahkan merupakan uang yang dinyatakan tidak layak edar oleh BI.

Menjaga kecukupan persediaan kas Bank Indonesia melalui penetapan Kas Minimum dan Iron Stock Nasional

Jumlah kas minimum yang ditetapkan BI saat ini, yaitu sebesar dua hari rata-rata outfow bulanan untuk kantor pusat Bank Indonesia, satu minggu rata-rata outflow bulanan untuk kantor Bank Indonesia di wilayah Jawa, dan 2 minggu rata-rata outflow bulanan untuk kantor Bank Indonesia di wilayah non-Jawa. Sementara itu, jumlah Iron stock Nasional ditetapkan sebesar 15 persen dari Uang Kartal yang Diedarkan (UYD).

Sementara, perencanaan uang Rupiah emisi baru dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti tingkat pemalsuan uang, nilai instrinsik uang, masa edar uang, dan kebutuhan masyarakat akan pecahan baru

2. Tahap pencetakan

Editorial Team

Tonton lebih seru di