Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Buku Edukasi Perdagangan Karbon Diluncurkan, Apa Isinya?

WhatsApp Image 2025-07-15 at 10.33.43 (1).jpeg
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Intinya sih...
  • Buku edukasi perdagangan karbon diluncurkan oleh OJK
  • Isi buku menjelaskan kerangka kebijakan, regulasi, dan kelembagaan perdagangan karbon serta potensi risiko
  • Capaian perdagangan bursa karbon mencapai lebih dari Rp77 miliar per 11 Juli 2025

Jakarta, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja meluncurkan buku bertajuk "Mengenal dan Memahami Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan" di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (15/7/2023). Peluncuran buku ini, diharapkan bisa memperkuat ekosistem ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon di Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, karena mandat yang diberikan untuk mengatur, mengawasi, dan mengembangkan perdagangan karbon sejak September 2023, perlu bagi pihaknya buat membuat buku tentang perdagangan karbon. Apalagi, akses Indonesia ke perdagangan karbon internasional sudah terbuka sejak Januari 2025.

"Dalam kaitan itu, peluncuran buku pada hari ini merupakan salah satu bagian dari upaya memperluas pemahaman dalam peningkatan kapasitas pelaku sektor jasa keuangan terhadap perdagangan karbon di Indonesia," kata Mahendra di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (15/7/2025).

1. Apa isi bukunya?

WhatsApp Image 2025-07-15 at 10.33.42.jpeg
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Buku tersebut menjelaskan kerangka kebijakan, regulasi, dan kelembagaan perdagangan karbon, termasuk penjabaran mengenai kewenangan OJK dan peran seluruh kementerian lembaga terkait dalam menyusun dan membangun ekosistem perdagangan karbon. Mekanisme perdagangan karbon juga ada di dalamnya, termasuk potensi tantangan risiko dan peran strategis sektor jasa keuangan.

"Kami menyadari, pemahaman mengenai mekanisme pembentukan dan penerbitan audit karbon secara menyeluruh sangat penting, mulai dari perencanaan proyek, validasi dan verifikasi, hingga pencatatan serta penerbitan dalam Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim," ujar Mahendra.

Selain itu, buku tersebut juga mengidentifikasi potensi risiko dalam perdagangan karbon, termasuk potensi fraud, misstatement, dan greenwashing.

2. Buku disusun agar relevan dengan semua pihak

Dalam upaya mendukung agenda nasional karbon rendah, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) sebagai bagian dari Group MIND ID menorehkan langkah besar dengan meluncurkan program Zero Hour Refurbished Truck. (Foto: Vale.com)
Dalam upaya mendukung agenda nasional karbon rendah, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) sebagai bagian dari Group MIND ID menorehkan langkah besar dengan meluncurkan program Zero Hour Refurbished Truck. (Foto: Vale.com)

Dalam penyusunan buku tersebut, OJK berupaya agar kontennya tidak hanya relevan bagi para pengambil kebijakan dan pelaku industri keuangan, tapi juga memberikan akses luas untuk dimengerti semua kalangan serta masyarakat yang tertarik memahami dinamika baru dari upaya pengendalian perubahan iklim melalui pendekatan pasar karbon.

Menurut Mahendra, pemahaman yang baik itu menjadi kunci dalam mendorong partisipasi lebih luas dari seluruh pelaku sektor jasa keuangan. Hingga saat ini, kolaborasi lintas sektor yang telah terjalin berhasil memperkuat langkah kolektif dalam mendukung pencapaian target Nationally Determined Contribution atau NDC, serta mendorong pertumbuhan ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan.

"Semoga buku ini dapat menjadi rujukan yang bermanfaat tidak hanya bagi pelaku industri jasa keuangan, namun juga kalangan lain, baik akademisi, peneliti, mahasiswa, para pemangku kepentingan, serta masyarakat umum dalam mendukung dan mencapai komitmen kita bersama target Net Zero Emission Indonesia pada 2060 atau lebih cepat," ujar dia.

3. Capaian perdagangan bursa karbon

IMG-20250715-WA0011.jpg
Direktur Utama BEI, Iman Rachman (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Nilai transaksi di IDXCarbon telah mencapai lebih dari Rp77 miliar per 11 Juli 2025 sejak pertama kali diluncurkan pada 26 September 2023. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengatakan nilai transaksi tersebut datang dari perdagangan 1,6 juta ton CO2 ekuivalen Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK).

"Di usia yang hampir menginjak dua tahun, progres IDX Carbon telah menunjukkan pertumbuhanan yang cukup baik. Hingga 11 Juli 2025, IDX Carbon telah mencatatkan hampir 1,6 juta ton CO2 ekuivalen SPE-GRK dengan nilai transaksi sebesar Rp77,95 miliar," kata Iman di Main Hall BEI.

Selain dari sisi transaksi, jumlah pengguna jasa di IDXCarbon juga turut mengalami pertumbuhan. Sejak diluncurkan pertama kali pada 2023, total pengguna jasa di IDXCarbon kini mencapai ratusan.

"Total pengguna jasa juga terus mengalami peningkatan dari 16 menjadi 113 pengguna jasa," kata Iman.

Selain itu, volume karbon yang telah kedaluwarsa mencapai 980.475 ton CO2 ekuivalen atau meningkat 6.260 ton dibandingkan 2023.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us