BGN: 10.681 Dapur MBG Dibangun Tanpa APBN

- Jumlah SPPG akan terus bertambah, dengan target 25.441 di kawasan aglomerasi dan 6 ribu di daerah terpencil.
- Mitra yang membangun SPPG akan mendapatkan insentif menarik, namun tidak dijelaskan secara detail oleh Dadan.
- Setiap SPPG akan mendapatkan anggaran Rp10 miliar per tahun, dengan sebagian besar dialokasikan untuk pembelian bahan baku MBG.
Jakarta, IDN Times - Sebanyak 10.681 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah beroperasi. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan seluruh SPPG itu dibangun dengan mekanisme kemitraan, alias tanpa dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Saya kira saat ini 100 persen dari 10.681 itu adalah kontribusi dari para mitra dan belum satu pun SPPG yang dibangun melalui dana APBN,” kata Dadan dalam acara Zona Pangan yang digelar Satgas Pangan HIPMI di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
1. Jumlah SPPG bakal terus bertambah

Dadan mengatakan, jumlah SPPG akan terus ditambah, dengan target 25.441 SPPG di kawasan aglomerasi, dan 6 ribu SPPG di daerah terpencil. Oleh sebab itu, Dadan mengajak para pengusaha muda yang tergabung di HIPMI untuk berpartisipasi.
"Setiap mitra mengeluarkan uang minimal Rp2 miliar untuk membangun SPPG. Dan oleh sebab itu saya mengucapkan terima kasih atas kesempatannya bagi mereka yang memiliki SPPG," tutur Dadan.
2. Mitra BGN dapat insentif

Dadan mengatakan, mitra yang membangun SPPG mendapatkan insentif menarik. Namun, dia tidak memerinci insentif apa yang diberikan kepada mitra SPPG.
"Di satu sisi mereka yang jadi mitra juga akan mendapatkan insentif yang cukup menarik tapi di sisi lain Badan Gizi diuntungkan dengan kehadiran para mitra dan ini menggerakkan ekonomi yang cukup besar di masyarakat," ujar Dadan.
3. SPPG dapat anggaran Rp10 miliar per tahun

Dadan mengatakan, setiap SPPG akan mendapatkan anggaran Rp10 miliar per tahun. Dari angka tersebut, sebesar 85 persen dialokasikan untuk pembelian bahan baku MBG.
"Dan bahan bakunya 99 persen adalah produk pertanian," ucap Dadan.
Lebih lanjut, 10,5 persen anggaran SPPG dialokasikan untuk membayar pekerja, termasuk ibu-ibu yang membantu memasak.
"Jadi ibu-ibu yang selama ini tidak bekerja, jadi bisa bekerja. Dan kemudian bisa mendapatkan tambahan penghasilan, sehingga kemiskinan ekstrem bisa kita hilangkan," tutur Dadan.