Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Bill Gates Pilih Singapura untuk Kantor Baru Gates Foundation

Davos, Swiss – Pada 24 Januari 2008, Ketua Microsoft, William H. Gates III, tampil sebagai pembicara dalam sesi bertema ‘Pendekatan Baru untuk Kapitalisme Abad ke-21’ dalam gelaran Forum Ekonomi Dunia 2008. (World Economic Forum, CC BY-SA 2.0, bia Wikimedia Commons)
Davos, Swiss – Pada 24 Januari 2008, Ketua Microsoft, William H. Gates III, tampil sebagai pembicara dalam sesi bertema ‘Pendekatan Baru untuk Kapitalisme Abad ke-21’ dalam gelaran Forum Ekonomi Dunia 2008. (World Economic Forum, CC BY-SA 2.0, bia Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Gates Foundation membuka kantor baru di Singapura sebagai bagian dari strategi global untuk mempercepat misi dunia yang lebih sehat, adil, dan berkelanjutan.
  • Kantor di Singapura memberikan akses langsung ke para ilmuwan dan inovator terbaik, memungkinkan kolaborasi dengan organisasi filantropi dan aliansi kesehatan.
  • Kantor baru Gates Foundation di Singapura akan memimpin program kesehatan ibu dan anak di Indonesia, Filipina, dan Vietnam, serta mengembangkan teknologi ramah lingkungan untuk Asia Tenggara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bill Gates, sosok di balik Microsoft dan filantropi global, kembali mencuri perhatian. Kali ini, Gates Foundation mengumumkan pembukaan kantor baru di Singapura. Bukan sekadar ekspansi, langkah ini adalah bagian dari strategi besar untuk mempercepat misi mereka yaitu dunia yang lebih sehat, adil, dan berkelanjutan, termasuk untuk Indonesia dan Asia Tenggara.

Tapi, kenapa harus Singapura? Bukan hanya karena kilau kota modernnya, melainkan karena posisi strategis negara kecil ini dalam inovasi, kolaborasi, dan dampak nyata. Berikut lima alasan di balik keputusan Bill Gates pilih Singapura untuk kantor baru Gates Foundation dan bagaimana langkah tersebut bisa berdampak bagi Indonesia.

1. Singapura, magnet inovasi ilmiah Asia

Gedung Yayasan Bill and Melinda Gates (Sea Cow, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Gedung Yayasan Bill and Melinda Gates (Sea Cow, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Singapura bukan lagi sekadar pusat keuangan, tetapi juga jantung riset dan teknologi Asia. Dalam diskusi dengan Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam, seperti dilansir The Straits Times, Rabu (7/5/2025), Bill Gates menyoroti peran Asia dalam riset genomik, kecerdasan buatan (AI), dan produksi teknologi terjangkau. Singapura, dengan universitas ternama seperti NUS dan ekosistem startup-nya, adalah tempat di mana ide-ide besar lahir.

Bagi Gates Foundation, kantor di Singapura berarti akses langsung ke para ilmuwan dan inovator terbaik. Bayangkan, penemuan baru untuk vaksin atau teknologi kesehatan bisa lebih cepat sampai ke Indonesia, negara yang masih menghadapi tantangan seperti malaria atau gizi buruk. Tentu hal ini akan menjadi harapan nyata untuk keluarga di pelosok.

2. Menjalin ikatan dengan Aliansi Filantropi Asia

ilustrasi kesepakatan kerjasama (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi kesepakatan kerjasama (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Filantropi di Asia sedang bangkit, dan Singapura menjadi pusatnya. Philanthropy Asia Alliance (PAA), yang didukung Temasek Trust, adalah contoh nyata. Gates Foundation sudah menjadi bagian dari aliansi ini, berkolaborasi dengan organisasi seperti Tanoto Foundation untuk proyek kesehatan senilai 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,65 triliun) di Asia Tenggara, dilansir dari Eco Business, Rabu (7/5/2025).

Dengan kantor baru, koordinasi dengan para mitra ini akan lebih mudah. Bagi Indonesia, ini berarti lebih banyak program kesehatan atau pendidikan yang bisa menjangkau daerah terpencil, seperti di Kalimantan atau Papua. Kolaborasi ini tentang berbagi visi untuk perubahan yang berkelanjutan.

3. Menyelamatkan ibu dan anak di Asia Tenggara

ilustrasi tenaga kesehatan (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi tenaga kesehatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Bayangkan seorang ibu di desa terpencil Indonesia yang kehilangan bayinya karena kelahiran prematur. Tragisnya, menurut WHO, 52 persen kematian anak di bawah lima tahun di Asia Tenggara terjadi dalam 28 hari pertama kehidupan. Gates Foundation bertekad mengubah kenyataan ini, dan kantor Singapura akan memimpin program kesehatan ibu dan anak di Indonesia, Filipina, dan Vietnam.

Di Indonesia, misalnya, program ini bisa berfokus pada pelatihan bidan atau penyediaan alat medis sederhana di puskesmas. Ini bukan sekadar angka atau statistik, tetapi soal memberi harapan kepada keluarga agar tak lagi kehilangan orang yang mereka cintai.

4. Membangun kemandirian negara berkembang

ilustrasi pendapatan negara (IDN Times/Nathan Manaloe)
ilustrasi pendapatan negara (IDN Times/Nathan Manaloe)

Dalam dialog dengan Presiden Tharman, Gates menekankan bahwa negara berkembang seperti Indonesia bisa lebih mandiri. Menurut Tharman, dengan sistem pajak yang lebih baik, negara berpenghasilan rendah bisa menambah pendapatan hingga 2–3 persen PDB tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi. Gates Foundation ingin membantu mewujudkan ini melalui sistem kesehatan dan pendidikan yang lebih kuat.

Di Indonesia, ini bisa berarti lebih banyak anak di daerah terpencil yang bisa sekolah dengan layak atau rumah sakit daerah yang punya peralatan memadai. Kantor Singapura akan menjadi pusat strategi untuk mendukung pemerintah dan komunitas lokal, tak hanya memberi bantuan, tetapi membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan.

5. Mendorong solusi energi hijau untuk masa depan

ilustrasi panel surya (pexels.com/Mark Stebnicki)
ilustrasi panel surya (pexels.com/Mark Stebnicki)

Melalui Breakthrough Energy, inisiatif energi bersih milik Gates, membuat Bill Gates pilih Singapura untuk kantor baru Gates Foundation. Singapura dipilih sebagai tempat untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan. Selain itu, Gates juga memuji ekosistem startup Singapura yang dinamis, terutama dalam riset pengurangan emisi karbon.

Bagi Indonesia, yang masih bergulat dengan polusi dan deforestasi, kolaborasi ini bisa membawa teknologi baru, seperti panel surya yang lebih murah atau solusi untuk transportasi rendah emisi. Bayangkan kota seperti Jakarta dengan udara lebih bersih atau desa-desa yang punya listrik dari energi terbarukan. Singapura, dengan kantor baru ini, akan jadi jembatan untuk mewujudkan mimpi itu.

Membuka kantor di Singapura tak sekadar langkah bisnis bagi Gates, tetapi cerminan visi besar Gates Foundation untuk dunia yang lebih baik. Dari laboratorium canggih hingga desa-desa terpencil di Indonesia, dampaknya bisa terasa nyata. Singapura, dengan segala keunggulannya, menjadi titik awal untuk perubahan di Asia Tenggara—dan kita, sebagai bagian dari kawasan ini, punya kesempatan untuk ikut menikmati hasilnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us