Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
BNI Dorong Keberlanjutan dan Ekonomi Kerakyatan Lewat Pendampingan Batik Ramah Lingkungan.jpeg
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperkenalkan bahan baku alternatif yang ramah lingkungan, malam sawit berbasis stearin, kepada perajin batik di Kampung Batik Giriloyo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Dok. BNI)

Intinya sih...

  • Menciptakan daya saing berbasis inovasi ramah lingkungan.

  • Inisiatif ini sukses diterapkan sejak 2022.

  • Dicanangkan untuk memperkuat rantai nilai lokal

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperkenalkan bahan baku alternatif yang ramah lingkungan, malam sawit berbasis stearin, kepada perajin batik di Kampung Batik Giriloyo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program Pendampingan Batik Berkelanjutan yang digelar untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan sekaligus mendukung praktik keberlanjutan di sektor UMKM.

1. Menciptakan daya saing berbasis inovasi ramah lingkungan

ilustrasi teknik pembuatan kain batik dengan cara canting (pexels.com/Nur Andi Ravsanjani Gusma)

Program ini merupakan hasil kolaborasi BNI dengan Center for Entrepreneurship, Change, and Third Sector (CECT) Sustainability Universitas Trisakti serta Komunitas Batik Giriloyo. Bahan baru ini diperkenalkan untuk menggantikan malam parafin berbasis minyak bumi yang tidak terbarukan dan selama ini banyak digunakan para pengrajin.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menegaskan, program ini sejalan dengan komitmen BNI dalam memperkuat ekonomi kerakyatan dan mendorong UMKM naik kelas.

"Dengan mendampingi perajin batik, BNI tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menciptakan daya saing baru yang berbasis inovasi ramah lingkungan," ujar Okki dalam keterangan tertulisnya.

2. Sukses diterapkan sejak 2022

Pengrajin Batik (Pexels.com/John Bastian)

Inisiatif serupa sebelumnya telah sukses diterapkan FPKBL (Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan) bersama Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di Kampung Batik Laweyan, Surakarta, sejak 2022. BNI memperkuat pendampingan pelaku usaha, utamanya di skala mikro dan kecil serta literasi keuangan dan produk/jasa perbankan BNI. Keberhasilan itu kini diperluas ke Giriloyo dengan melibatkan fasilitator langsung dari perajin Laweyan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Okki menambahkan, pendampingan ini merupakan upaya nyata BNI untuk memperkuat inovasi perajin batik lokal sekaligus menjaga warisan budaya.

"Program yang diinisiasi BNI ini melanjutkan formulasi stearin hasil inovasi perajin Laweyan bersama RSPO," jelasnya.

3. Dicanangkan untuk memperkuat rantai nilai lokal

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus memperkuat dukungan bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui penyaluran kredit produktif serta inovasi layanan digital. (Dok. BNI)

Lebih dari sekadar perubahan bahan baku, program ini dicanangkan untuk memperkuat rantai nilai lokal dan mendukung pariwisata berkelanjutan. Okki menekankan, kolaborasi lintas pemangku kepentingan antara perbankan, akademisi, komunitas, dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan program.

“Melalui program ini, BNI berharap dapat memperluas dampak sosial ekonomi bagi komunitas perajin batik, sekaligus mendorong transisi menuju praktik industri kreatif yang lebih hijau, berdaya saing, dan berkelanjutan secara global,” tutup Okki.

Program pendampingan ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan UMKM batik di daerah lain, menyinergikan pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi, dan prinsip-prinsip lingkungan dalam satu gerakan terpadu. (WEB)

Editorial Team