BPJS Ketenagakerjaan Bantah Mengalami Kebocoran Data

- BPJS Ketenagakerjaan dilaporkan mengalami insiden pelanggaran data.
- Data yang terdampak mencakup informasi pribadi pekerja seperti nama, tanggal lahir, dan alamat.
- Deputi Bidang Komunikasi BPJS menegaskan bahwa kebocoran data tersebut bukan berasal dari lembaganya.
Jakarta, IDN Times - BPJS Ketenagakerjaan dilaporkan mengalami insiden pelanggaran data. Insiden tersebut melibatkan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI dalam menjaga hak-hak pekerja.
Pengguna Twitter/X dengan nama akun @FalconFeedsio mengatakan, data yang terdampak mencakup informasi seperti nama lengkap, tanggal lahir, alamat email, nomor telepon, kelompok usia, alamat lengkap beserta kode pos dan provinsi.
“Seorang anggota BreachForums telah memposting mengenai pelanggaran data yang signifikan melibatkan BPJS Ketenagakerjaan, sebuah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia, yang bertugas untuk melindungi hak-hak pekerja,” cuit @FalconFeedsio, dikutip Kamis (27/6/2024).
1. BPJS Ketenagakerjaan bantah kabar kebocoran data

Deputi Bidang Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, Oni Marbun menegaskan dugaan kebocoran data yang melibatkan lembaganya adalah isu yang tidak benar dan telah muncul sejak 2023, kemudian diposting ulang di media sosial oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Hal tersebut merupakan isu tidak benar dari tahun 2023 yang diposting ulang di media sosial oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Oni kepada IDN Times.
2. BPJS Ketenagakerjaan sudah melakukan investigasi

Oni menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi yang telah dilakukan sebelumnya dan investigasi ulang pada Juni 2024, BPJS Ketenagakerjaan dapat memastikan sumber kebocoran data yang dituduhkan tidak berasal secara langsung dari BPJS Ketenagakerjaan.
“Dipastikan bahwa sumber kebocoran data tersebut bukan berasal langsung dari BPJS Ketenagakerjaan,” tegasnya.
3. BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen mengelola data dengan baik dan aman

BPJS Ketenagakerjaan menegaskan komitmennya untuk terus melakukan investigasi menyeluruh meskipun dugaan kebocoran data tidak benar, serta mengimplementasikan langkah-langkah preventif guna memperkuat sistem keamanan teknologi informasi.
Langkah tersebut mencakup peningkatan proteksi dan ketahanan sistem untuk mengantisipasi potensi gangguan data di masa depan.
“Kami berkomitmen untuk mengelola seluruh data pribadi peserta dengan baik dan aman,” tambah Oni.