5 Pertimbangan sebelum Buka Warung Makan 24 Jam, Prospek vs Risiko

- Lokasi sangat menentukan kesuksesan usaha kuliner, terutama jika ingin membuka warung makan 24 jam.
- Pemilik usaha harus memahami situasi di sekitar lokasi penjualan, jangan mengandalkan penjualan online pada jam-jam sepi.
- Berjualan di malam hari memiliki risiko keamanan yang tinggi, perlu pertimbangan ekstra dalam pengamanan dan karyawan. Variasi menu juga penting untuk meningkatkan peluang kunjungan pelanggan.
Semangat bekerja yang tinggi sangat baik apalagi ketika kamu butuh lebih banyak uang. Daripada dirimu mencari pinjaman sana sini tentu lebih positif kalau mau bekerja lebih keras. Salah satu cara yang memungkinkanmu memperoleh pendapatan tak terbatas ialah dengan mengembangkan usaha sendiri.
Sebab jika dirimu hanya mengandalkan gaji sebagai karyawan tentu jumlahnya sudah bisa dipastikan. Usaha yang banyak diminati orang terutama saat ini ketika masak sendiri sering dianggap ribet adalah kuliner. Bila kamu punya warung makan yang telah beroperasi sekian jam dalam sehari, barangkali inilah saatnya mengembangkannya.
Waktu buka dapat diperpanjang guna memenuhi kebutuhan orang-orang yang lapar di jam berapa pun. Gagasan untuk buka warung makan 24 jam nonstop bisa dipertimbangkan. Tapi jangan terburu-buru menerapkannya. Sebelum kamu mengeksekusi ide, lima hal berikut mesti dipikirkan baik-baik. Tak semua warung makan 24 jam sukses.
1. Lokasinya selalu ramai atau tidak

Simpelnya, ngapain kamu susah-susah jaga warung jam 02.00 kalau tidak ada pembeli? Artinya, dirimu harus sangat memahami situasi di sekitar lokasimu berjualan. Jangan terlalu mengandalkan penjualan secara online untuk jam-jam yang memang rawan sepi. Barangkali ada beberapa pembeli yang memesan lewat aplikasi.
Namun, apakah itu sebanding dengan effort-mu mengurus warung dari pagi hingga pagi lagi? Andai pun dirimu mempekerjakan karyawan buat shift malam, gajinya harus tetap penuh lho. Kamu tidak bisa membayarnya lebih sedikit lantaran jumlah pembeli di malam hari juga gak banyak.
Memang terkadang adanya usaha yang berani buka 24 jam mendorong masyarakat di sekitarnya terus beraktivitas. Tapi ini sangat tergantung dari keadaan daerahnya. Apabila di lokasimu berjualan jam 21.00 saja rasanya sudah seperti kota mati, lebih baik jangan memperpanjang jam buka langsung menjadi 24 jam.
Dirimu bisa mencoba menambah jam buka 30 menit sampai 1 jam dulu. Bila respons masyarakat baik, tambah lagi jam bukamu. Begitu terus sampai kamu tiba di jam buka yang benar-benar sulit memancing orang buat datang. Misalnya, warung buka sampai pukul 22.00 masih cukup ramai. Namun jam 23.00 ke atas sudah sepi sekali. Berarti jam buka warung maksimal hingga pukul 22.00. Lakukan cara yang sama buat memajukan jam buka warungmu.
2. Apakah akan ada pihak lain yang terganggu bahkan dirugikan?

Semangatmu mencari lebih banyak untung dengan berjualan 24 jam penuh jangan sampai merugikan orang lain. Iklim usaha harus dijaga biar selalu sehat. Sebagai contoh, dirimu biasa buka warung pecel lele dari sore sampai malam hari di halaman toko milik orang lain.
Kamu membayar sejumlah uang buat sewa tempat, saluran listrik, dan ambil air bersih. Di sore hari toko itu memang sudah tutup sehingga warungmu gak mengganggu operasional toko. Namun bila dirimu seenaknya sendiri buka melebihi kesepakatan, kasihan pemilik toko.
Orang-orang yang hendak membeli sesuatu dari tokonya kesulitan memarkirkan kendaraan. Mereka menjadi malas berbelanja di toko itu. Demikian juga bila dirimu menumpang buka warung di depan rumah tetangga dari pagi hingga siang hari. Kalau warungmu buka sampai malam dan menjadi tempat nongkrong banyak orang, istirahat tetangga bakal terganggu.
3. Jumlah karyawan

Sebagai pemilik usaha, hindari dirimu memaksa karyawan bekerja dalam waktu yang terlalu panjang. Tidak ada orang yang kuat bekerja 24 jam penuh. Bahkan 12 jam sebenarnya tidak ideal. Apalagi kalau warungmu ramai terus. Gak ada karyawan yang bisa duduk santai barang sejenak.
Mau tak mau kamu harus menambah jumlah karyawan biar cukup buat tiga sif. Masing-masing mendapatkan jatah 8 jam kerja per hari. Itu meliputi kasir, pelayan, juru masak, sampai bagian cuci piring. Ingat bahwa dirimu berjualan makanan matang. Kamu harus memastikan menu yang dijual selalu dalam keadaan fresh.
Itu berarti dirimu kudu mempertahankan kualitas dagangan dan bukan sekadar memperpanjang jam buka. Walau jenis masakan tak harus dinikmati dalam keadaan panas-panas, jangan menjual menu yang dimasak dini hari pada siang hari. Atau sebaliknya, masakan siang tetap dijual hingga tengah malam. Nanti malah bikin orang keracunan karena makanan sudah basi. Siapkah kamu menggaji karyawan sebanyak itu?
4. Keamanan lingkungan

Bagaimanapun juga, berjualan di malam hari tidak sama dengan siang. Pada siang hari hampir semua orang beraktivitas. Tanpa pengamanan khusus pun, otomatis tingkat keamanan di tempat umum sampai pribadi seperti rumah meningkat.
Akan tetapi, di malam hari tingkat kerawanan pasti tambah tinggi. Situasi yang lebih sepi dan gelap memudahkan orang melakukan kejahatan. Sering kali dengan berkelompok dan tidak ragu melakukan penganiayaan. Kamu harus benar-benar menakar kemampuanmu serta seluruh karyawan dalam menghadapi bahaya tersebut.
Jangan cuma mengandalkan CCTV yang hanya bisa merekam kejadian tanpa memberimu pertolongan seketika itu juga. Jika di daerahmu masih banyak begal, tawuran, preman, dan geng-geng yang anarkis jangan coba-coba buka usaha 24 jam. Risiko keselamatanmu dan karyawan gak sebanding dengan keuntungannya.
5. Variasi menu dari pagi sampai malam

Kamu gak hanya butuh lebih banyak karyawan jika akan buka warung 24 jam. Menu juga perlu divariasikan. Sebagai pemilik warung, dirimu memang bisa sesuka hati menjual menu yang sama dari pagi hingga pagi lagi. Namun, apakah itu bakal laku? Sebagai contoh, dirimu berjualan nasi sayur.
Apakah pada jam 00.00 orang-orang masih bernafsu menyantap nasi dengan sop atau tumis kangkung? Begitu pula menu pagi seperti bubur ayam kurang diminati di siang hari yang panas serta orang-orang butuh energi lebih buat melanjutkan pekerjaannya. Selain itu, pelanggan juga menjadi mudah bosan bila terus disajikan menu yang sama.
Akhirnya kamu buka 24 jam sehari pun, pelanggan yang rumahnya dekat juga gak bakal makan 3 kali sehari di situ. Lain dengan jika menumu bervariasi. Contohnya, di pagi hari ada nasi uduk, nasi kuning, dan bubur ayam. Siangnya menu nasi dengan berbagai olahan sayur. Malamnya nasi goreng, bakmi, serta capcay. Variasi hidangan memperbesar peluang warung terus dikunjungi orang.
Menjalankan usaha di malam hari saja sudah lebih menantang daripada daripada pagi sampai sore. Apalagi buka warung makan 24 jam yang butuh kecermatan ekstra untuk menyajikan hidangan yang fresh. Warung makan 24 jam nonstop cocok buat area sekitar kampus dan rumah sakit. Di luar itu sebaiknya dipikirkan ulang potensi untung dan ruginya termasuk dari aspek keamanan.