Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020) (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Perencana keuangan seharusnya mampu memberikan saran untuk membeli saham dengan harga yang tepat. Ada berbagai cara untuk menentukan harga saham yang layak, namun untuk mempermudah penjelasan pada artikel ini, penulis hanya akan menunjukkan bahwa rekomendasi untuk membeli saham LUCK pada harga Rp1.457,84 per-lembar saham dapat dikategorikan sebagai overpriced alias kemahalan.
Untuk memperkuat analisis tersebut, Lifepal membandingkan price earning ratio dan price book value ratio dari PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) dengan 3 emiten lain, yaitu PT Astra Graphia Tbk (ASGR), PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) pada tanggal yang sama.
Dalam kasus ini, tidak disebutkan tanggal pasti dilakukannya pembelian saham LUCK oleh Alvin atau pihak yang bertindak untuk Alvin. Namun, berdasarkan harga yang disebutkan, patut diduga pembelian dilakukan pada tanggal 14 Juni 2019.
Rasio pertama yang biasanya digunakan adalah Price Earning Ratio (PER). Investor dapat melihat pendapatan bersih perusahaan jika dibandingkan dengan harga saham dan jumlah saham yang beredar.
Dengan pendapatan bersih sebesar Rp5,3 miliar, LUCK di harga Rp1.458 memiliki PER sebesar 137.5 kali dari pendapatan per lembar sahamnya. Sementara itu, tiga emiten pada industri yang sejenis hanya memiliki PER belasan saja, walaupun telah memiliki pangsa pasar yang lebih besar.
Rasio kedua yang digunakan adalah Price Book Value Ratio (PBV). Rasio ini didapat dengan membagi harga per lembar saham dengan nilai buku atau ekuitas dari emiten per lembar saham. Ekuitas adalah total aset perusahaan dikurangi dengan semua utang perusahaan. Artinya, jika dalam kasus terburuk perusahaan bangkrut dan dilikuidasi, pemegang saham akan dibagikan nilai buku dari perusahaan.
Semakin rendah PBV suatu perusahaan, maka sahamnya dikategorikan murah atau undervalued. Biasanya, PBV > 2 sudah termasuk sangat overpriced. Dalam kasus ini, LUCK di harga Rp1.458 memiliki PBV sebesar 8 kali dari nilai buku dari perusahaan, sedangkan emiten sejenis lainnya memiliki PBV hanya 1,1 kali hingga 1,6 kali dari nilai buku perusahaan.