Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Ciri Investasi Kripto yang Tidak Terpercaya, Jangan Tertipu!

ilustrasi kripto (pexels.com/Roger Brown)
Intinya sih...
  • Iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa risiko adalah tanda investasi kripto tidak terpercaya.
  • Investasi kripto yang tidak terpercaya seringkali tidak mencantumkan informasi legalitas dan izin dari otoritas terkait.
  • Investasi kripto abal-abal cenderung fokus pada merekrut anggota baru daripada nilai aset, menandakan skema ponzi atau piramida.

Investasi kripto mungkin menawarkan potensi keuntungan yang cukup tinggi, namun potensi penipuannya juga perlu diantisipasi karena ada banyak oknum yang kerap memanfaatkan ketidaktahuan investor dalam berinvestasi. Kurangnya pemahaman seseorang terkait blockchain dan keinginan untuk memeroleh keuntungan secara cepat membuat banyak orang rentan terjebak dalam skema yang tidak jelas atau bahkan merugikan.

Tidak heran apabila penting sekali bagi setiap calon investor untuk memahami ciri-ciri terkait investasi kripto yang tidak terpercaya agar bisa menghindari potensi kerugian besar Oleh sebab itu, simaklah beberapa ciri-ciri investasi kripto yang tidak terpercaya agar nantinya kamu terhindar dari kerugian besar.

1. Menjanjikan keuntungan tinggi dalam waktu singkat

ilustrasi rupiah (unsplash.com/Mufid Majnun)

Salah satu ciri paling umum dari investasi kripto yang tidak terpercaya dapat terlihat dari iming-iming keuntungan besar dalam periode waktu yang sangat singkat, bahkan tanpa adanya risiko sama sekali. Janji seperti cuan harian 100 persen hingga modal kecil untung besar dalam seminggu mungkin terdengar sangat menarik, namun bertentangan dengan prinsip dasar investasi yang sehat dan juga realistisl

Investasi yang sah semestinya ada memerlukan waktu analisis dan juga pemahaman terkait risiko yang matang, sehingga bukan hanya sekadar janji kosong yang tidak transparan. Pada saat sebuah platform atau pihak menawarkan profit luar biasa tanpa adanya landasan yang jelas, maka kemungkinan besar hal tersebut merupakan bentuk penipuan atau bahkan skema piramida yang menyaru sebagai investasi kripto.

2. Tidak memiliki informasi legal dan izin resmi

ilustrasi Solana (pexels.com/Bastian Riccardi)

Investasi kripto yang terpercaya biasanya akan selalu mencantumkan berbagai informasi legalitas, termasuk izin dari otoritas terkait, seperti Bappebti di Indonesia atau lembaga pengatur keuangan lainnya. Jika tidak ada informasi legal, alamat kantor, nama pendiri, hingga status hukum yang dimiliki, maka ini menandakan bahwa investasi tersebut tidak terpercaya.

Pada saat platform atau perusahaan kripto tidak menunjukkan adanya bukti perizinan atau bahkan tidak tercatat dalam lembaga resmi, maka ada potensi besar bahwa mereka ternyata beroperasi secara ilegal. Ketiadaan status hukum menandakan bahwa dana investor tersebut tidak berada dalam pengawasan dan perlindungan hukum yang memadai, sehingga rentan sekali ditipu.

3. Skema penawaran yang terlalu rumit dan tidak transparan

ilustrasi kripto (pexels.com/Worldspectrum)

Banyak investasi kripto abal-abal yang kerap menggunakan istilah teknis yang cukup rumit dan tidak dijelaskan secara rinci, sehingga membuat calon investor pun rentan kebingungan atau bahkan enggan bertanya lebih jauh. Skema tersebut biasanya menyembunyikan detail sebenarnya dari bagaimana cara platform tersebut bekerja, termasuk untuk memberikan keuntungan yang dihasilkan dan juga siapa yang memang mengelola dana investor.

Transparansi merupakan prinsip utama dalam investasi yang sehat, termasuk untuk investasi kripto yang berbasis pada teknologi terbuka, seperti blockchain. Pada saat penjelasan terlalu berbelit atau sulit dipahami, maka biasanya ini merupakan taktik untuk menyembunyikan penipuan atau aktivitas illegal lain di balik investasi tersebut.

4. Mengandalkan sistem referal atau bonus afiliasi berlebihan

ilustrasi bitcoin (pexels.com/Jonathan Borba)

Investasi kripto yang tidak terpercaya sering kali hanya menekankan pada pentingnya merekrut anggota baru untuk memeroleh bonus atau komisi besar daripada fokus terhadap nilai aset. Ini menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh bukan dari pertumbuhan nilai kripto, melainkan dari aliran dana investor baru, sehingga menjadi ciri khas dari skema ponzi atau piramida.

Sistem seperti ini jelas tidak berkelanjutan dan pada akhirnya akan runtuh pada saat jumlah peserta baru tidak lagi mencukupi. Jika suatu platform terlalu fokus pada perekrutan dan menjadikan afiliasi sebagai sumber utama dari keuntungan, maka bisa dipastikan bahwa model bisnis tersebut tidak sehat dan penuh dengan potensi kerugian.

Investasi kripto yang terpercaya semestinya memiliki legalitas, transparansi, hingga pendekatan yang rasional. Jika kamu mengenali ciri investasi kripto yang tidak terpercaya sedari awal, maka bisa lebih cermat dalam melindungi aset dan tidak sampai mudah percaya dengan penawarannya. Jangan sampai termakan janji manis terkait keuntungan cepat dari investasi yang tidak terpercaya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us