Daftar 10 Negara Pemilik Gas Alam Terbanyak, Ada Indonesia?

Dengan cadangan mencapai 1.688 triliun kaki kubik, Rusia menjadi negara nomor satu pemilik gas alam terbesar. Negara ini menguasai hampir 40 persen lebih banyak cadangan gas dibanding Iran, pesaing terdekatnya.

Rusia juga menjadi pemasok utama gas ke Eropa, meskipun sejak perang Ukraina, banyak negara Eropa mencari alternatif lain.

Iran menempati posisi kedua dengan 1.200 triliun kaki kubik gas alam. Negara ini dikenal sebagai salah satu produsen utama gas dunia, meskipun sanksi internasional sempat membatasi ekspornya.

Menurut data Oil & Gas Journal, Iran masih memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksinya di masa depan.

Qatar memiliki cadangan gas alam sebesar 843 triliun kaki kubik, menjadikannya negara kecil dengan dampak besar dalam pasar energi dunia.

Negara ini dikenal sebagai salah satu eksportir LNG (liquefied natural gas) terbesar berkat teknologi dan infrastruktur ekspor yang canggih. Qatar juga kerap menjadi mitra energi penting bagi negara-negara Eropa dan Asia.

Amerika Serikat memiliki 615 triliun kaki kubik cadangan gas alam dan juga merupakan produsen gas alam terbesar di dunia. Hal ini dimungkinkan berkat teknologi fracking (pengeboran hidrolik) yang membuat eksplorasi gas lebih efisien dan luas.

Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, AS juga aktif mengekspor gas alam ke berbagai negara.

Turkmenistan mungkin jarang terdengar namanya, tapi negara ini menyimpan 400 triliun kaki kubik cadangan gas alam. Lokasinya yang strategis di Asia Tengah membuatnya menarik bagi banyak investor asing.

Sayangnya, keterbatasan infrastruktur ekspor masih menjadi tantangan bagi Turkmenistan untuk bersaing di pasar global.

Arab Saudi selama ini dikenal sebagai raja minyak, tapi ternyata juga punya 336 triliun kaki kubik gas alam. Pemerintahnya tengah aktif mendorong diversifikasi energi sebagai bagian dari Visi 2030 untuk mengurangi ketergantungan pada minyak.

Gas alam menjadi salah satu sektor yang terus dikembangkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Uni Emirat Arab (UEA) menyimpan sekitar 290 triliun kaki kubik gas alam. Negara ini juga menjadi pemain penting dalam ekspor gas alam cair dan memiliki sejumlah proyek besar untuk mendukung produksi dan pengolahan gas.

Meski luas wilayahnya tidak besar, kontribusinya dalam pasar energi global tetap signifikan.

China punya cadangan gas alam sebesar 265 triliun kaki kubik dan terus memperluas eksplorasi untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

Pemerintah China mendorong penggunaan gas alam sebagai bagian dari upaya transisi energi yang lebih bersih. Selain itu, gas juga digunakan untuk menekan polusi dari penggunaan batu bara.

Nigeria memiliki 209 triliun kaki kubik cadangan gas alam, menjadikannya salah satu negara energi terbesar di Afrika. Selama ini, negara ini lebih dikenal karena minyaknya, tapi gas alam mulai menjadi perhatian utama dalam strategi energi nasional.

Nigeria juga sedang mengembangkan ekspor LNG untuk pasar global, terutama ke Eropa dan Asia.

Venezuela menutup daftar dengan 195 triliun kaki kubik cadangan gas alam terbukti. Negara ini memiliki sumber daya energi yang sangat melimpah, meski situasi politik dan ekonomi dalam negeri menjadi tantangan utama dalam pengelolaannya.

Jika stabilitas kembali, Venezuela berpotensi jadi pemain besar dalam ekspor gas di masa depan.

Meskipun Indonesia punya cadangan gas alam yang cukup besar, sayangnya belum masuk dalam 10 besar dunia. Namun, potensi gas di Indonesia tetap menjanjikan, terutama di wilayah Papua, Kalimantan, dan Sulawesi. Indonesia juga aktif dalam ekspor LNG ke negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan, dan terus mengembangkan sektor energi ini.

Gas alam terus memainkan peran penting dalam kebutuhan energi dunia, baik untuk listrik, industri, maupun pemanas. Negara-negara dengan cadangan besar seperti Rusia, Iran, dan Qatar punya pengaruh besar dalam menentukan arah geopolitik energi global.

Meskipun belum masuk dalam 10 besar, Indonesia masih punya peluang besar untuk meningkatkan peran di sektor ini. Dengan pengelolaan sumber daya yang bijak, bukan tak mungkin Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dan jadi pemain utama di masa depan.