Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dampak Tarif AS, Ekspor Jerman Diprediksi Turun 2,5 Persen pada 2025

Bendera Jerman. (unsplash.com/samuel_hagger)
Bendera Jerman. (unsplash.com/samuel_hagger)
Intinya sih...
  • Ekspor Jerman turun 2,5% pada 2025 akibat tarif AS
  • Jerman dorong ekspor ke Amerika Selatan melalui perjanjian perdagangan bebas dengan Mercosur
  • Industri Jerman terdampak kenaikan harga energi dan penurunan permintaan, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Federasi Perdagangan Luar Negeri Jerman (BGA) menyatakan, ekspor produk Jerman diperkirakan mengalami penurunan sebesar 2,5 persen pada 2025. Penurunan ini disebabkan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) kepada barang impor dari Uni Eropa (UE), termasuk Jerman. 

Pada akhir Agustus, AS dan UE sudah sepakat untuk menurunkan tarif dari 27,5 persen menjadi 15 persen untuk berbagai produk impor. Namun, produk besi dan aluminium impor dari negara-negara Eropa ke AS masih terdampak tarif sebesar 50 persen. 

1. Nilai ekspor Jerman turun signifikan pada paruh pertama 2025

ilustrasi pelabuhan (unsplash.com/andylid0)
ilustrasi pelabuhan (unsplash.com/andylid0)

Presiden BGA, Dirk Jandura mengatakan, tarif dari AS telah menambah beban yang dihadapi oleh pebisnis di Jerman. Pada paruh pertama 2025, total ekspor Jerman hanya sebesar 786 miliar euro (Rp15.104 triliun).

Pada 2024, ekspor produk Jerman ke luar negeri mencapai total 1,549 triliun euro (Rp29.771 triliun). Jumlah ekspor pada 2024 diketahui mengalami penurunan 1,7 persen dibandingkan ekspor pada 2023, dilansir dari DPA International

Sementara itu, total ekspor Jerman ke AS terus mengalami penurunan secara berturut-turut dalam 4 bulan terakhir. Total ekspor Jerman ke AS bahkan mencapai level terendah sejak Desember 2021. 

2. Jerman dorong pengalihan ekspor ke Amerika Selatan

Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul mengatakan harapannya agar perjanjian perdagangan bebas antara UE dan Mercosur disetujui pada akhir tahun. Langkah ini untuk mendorong perdagangan Jerman dengan negara di Amerika Selatan. 

“Ini akan menjadi awal krusial, tidak hanya bagi pertukaran barang dan jasa dengan negara ini. Ini juga akan menunjukkan bahwa UE punya kapabilitas sebagai faktor penting dalam geopolitik,” ujarnya. 

Persetujuan antara UE dan Mercosur yang terdiri dari Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay ini akan meningkatkan volume ekspor dari UE sebesar 49 juta euro (Rp941 miliar). Sedangkan negara Amerika Selatan dapat menjual produknya ke UE. 

3. Industri Jerman terdampak kenaikan harga energi dan penurunan permintaan

ilustrasi pipa gas alam di Jerman (unsplash.com/quinten149)
ilustrasi pipa gas alam di Jerman (unsplash.com/quinten149)

Menteri Ekonomi Jerman, Katherina Reiche mengungkapkan rencana untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi negaranya. Padahal, Jerman selama ini dikenal sebagai mesin pendorong pertumbuhan ekonomi di Eropa. 

“Kami tidak membutuhkan sinyal peringatan untuk menyadari bahwa kita harus beraksi dan konsisten menggerakkan kebijakan kami ke arah daya saing yang lebih baik. Ini mengenai lapangan pekerjaan dan menjaga produksi,” tandasnya, dikutip dari France24

Sementara itu, industri manufaktur Jerman dalam beberapa tahun terakhir terjebak dalam penurunan imbas tingginya harga energi dan lemahnya permintaan. Pada Juli, terdapat penurunan pemesanan peralatan transportasi, seperti pesawat, kapal, dan kereta api di Jerman. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Pertamina Trans Kontinental Dorong Daya Saing Maritim RI di Global

13 Sep 2025, 00:02 WIBBusiness