Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

DEN Klaim Pemerintah Sudah Antisipasi Kebijakan Tarif Trump

Presiden AS Donald Trump. (X/@POTUS)
Intinya sih...
  • Pemerintah telah mengambil langkah antisipatif sebelum pengumuman tarif AS terhadap produk Indonesia, dengan fokus pada sektor tekstil, elektronik, alas kaki, furnitur, dan perikanan.
  • DEN melihat pendekatan pemerintah yang menekankan diplomasi ekonomi, stabilitas makro, dan daya saing nasional telah berada pada jalur yang tepat.
  • Kebijakan tarif AS hingga 32 persen akan berdampak signifikan pada sektor padat karya seperti pakaian rajutan dan aksesori, mebel, furnitur, perabotan, serta produk olahan dari daging dan ikan.

Jakarta, IDN Times – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengklaim pemerintah telah melakukan langkah antisipatif sebelum Presiden Donald Trump secara resmi mengumumkan produk Indonesia yang masuk ke Amerika Serikat (AS) dikenakan tarif sebesar 32 persen pada Kamis (2/5/2025).

Juru Bicara Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Jodi Mahardi, mengatakan pemerintah telah melakukan koordinasi lintas kementerian dan dialog intensif dengan para pelaku usaha.

"Fokus utama kami ada pada sektor-sektor strategis seperti tekstil, elektronik, alas kaki, furnitur, dan perikanan, yang merupakan komoditas ekspor unggulan ke AS,” ujarnya kepada IDN Times, Minggu (6/4/2025).

Menurut Jodi, posisi Indonesia sebagai salah satu dari lima besar eksportir pakaian rajutan ke AS menunjukkan daya saing yang perlu terus dijaga.

 

1. Pemerintah pakai pendekatan jalur diplomasi

Infografis Daftar Tarif resiprokal Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebagai lembaga penasihat Presiden, DEN melihat pendekatan pemerintah yang menekankan pada diplomasi ekonomi, stabilitas makro, dan penguatan daya saing nasional telah berada pada jalur yang tepat.

“Kami juga mencatat arahan Bapak Presiden untuk mempercepat langkah deregulasi, serta penyederhanaan dan penghapusan regulasi yang menghambat daya saing, sebagai sinyal kuat bagi dunia usaha dan investor,” ungkapnya.

2. Langkah pemerintah respons tarif Trump sudah terkoordinir

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, DEN menilai langkah pemerintah Indonesia dalam merespons kebijakan tarif baru yang diterapkan Amerika Serikat telah terukur dan terkoordinasi.

Hal ini disampaikan menyusul pengumuman AS terkait pengenaan tarif terhadap sejumlah produk dari Indonesia dan negara lainnya.

“Dari perspektif Dewan Ekonomi Nasional, kami mencermati dengan seksama kebijakan tarif yang diterapkan Pemerintah Amerika Serikat terhadap Indonesia dan negara-negara lain, dan menilai bahwa respons Pemerintah Indonesia telah dijalankan secara terukur, terkoordinasi, dan sejalan dengan kepentingan jangka panjang perekonomian nasional,” ujar Jodi.

3. Sektor padat karya akan terkena dampak kebijakan Trump

Infografis Daftar Tarif resiprokal Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump (IDN Times/Aditya Pratama)

Direktur Eksekutif NEXT Indonesia Center Christiantoko mengatakan, kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang diterapkan untuk Indonesia hingga 32 persen akan berdampak signfikan pada sektor usaha padat karya yang memproduksi pakaian dan aksesori rajutan maupun bukan rajutan, serta kelompok mebel, furnitur, dan perabotan.

Selain itu, komoditas utama lain yang terkena imbas paling besar adalah produk olahan dari daging, ikan, krustasesea (kelompok udang-udangan), dan moluska atau hewan bertubuh lunak semacam siput dan cumi-cumi.

"Kebijakan tarif Amerika ini menimbulkan risiko yang cukup signifikan bagi Indonesia karena memukul industri padat karya,” ujar Christiantoko dalam keterangannya, Jumat (4/4/2025).

Berdasarkan riset NEXT Indonesia,  komoditas dari sektor usaha padat karya yang terpukul, yakni pakaian dan aksesorinya - rajutan (HS 61); pakaian dan aksesorinya - bukan rajutan (HS 62); serta mebel, furnitur, dan perabotan (HS94).

"Secara keseluruhan, nilai ekspor tiga komoditas tersebut ke Amerika Serikat pada 2024 mencapai 6,0 miliar dolar AS. Adapun nilainya selama periode 2020-2024 mencapai 30,4 miliar dolar AS," tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us