Dihantui Ancaman Suku Bunga, Rupiah Tutup Lapak di Rp15 Ribu

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah bertengger di Rp15 ribuan per dolar Amerika Serikat (AS) hingga sore. Mata uang Garuda melemah sebanyak 23 poin atau 0,15 persen pada penutupan perdagangan, Senin (26/6/2023).
Mengutip Bloomberg, pelemahan mata uang Garuda sore ini menghantarkannya ke Rp15.021,5 per dolar AS, lebih dalam dibandingkan pagi tadi yang melemah 20,5 poin ke Rp15.018,5 per dolar AS pada pembukaan perdagangan.
Sedangkan pada penutupan perdagangan Jumat, 23 Juni 2023, nilai tukar rupiah melemah 58 poin atau 0,39 persen ke level Rp14.999 per dolar AS.
Seharian ini nilai tukar rupiah bergerak pada rentang Rp15.006,5-Rp15.040 per dolar AS. Sejak awal tahun atau year to date (ytd), kurs rupiah terapresiasi atau menguat sebesar 3,54 persen.
1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI
Nilai tukar rupiah juga melemah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp15.026 per dolar AS pada Senin, 26 Juni 2023.
Kurs mata uang Garuda hari ini lebih besar dibandingkan posisi pada Jumat, 23 Juni yang ada di level Rp14.998 per dolar AS. Dengan kata lain, rupiah melemah 28 poin.
2. Pelaku pasar waspadai kenaikan suku bunga sejumlah negara
Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan pasar masih mewaspadai potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) pada Juli mendatang.
"Pasar masih mewaspadai potensi kenaikan suku bunga acuan AS di Juli dan kenaikan suku bunga acuan di negara lain yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi global," tuturnya.
3. Ada kekhawatiran perekonomian global melambat
Analis pasar uang lainnya, Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS terjadi seiring adanya kekhawatiran perekonomian global melambat.
"Sentimen eksternal masih mendominasi terutama kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global oleh langkah agresif bank-bank sentral akhir-akhir ini. Situasi yang memanas di Rusia juga memicu permintaan dolar AS dan menekan mata uang berisiko seperti rupiah," kata Lukman.