Disney PHK Ratusan Pegawai, Tim Film hingga Keuangan Terdampak

- Disney memberhentikan ratusan karyawan sebagai langkah penghematan biaya
- PHK terbesar dalam 10 bulan terakhir, fokus pada efisiensi dan pengurangan biaya operasional
Jakarta, IDN Times – Walt Disney Co. memberhentikan ratusan karyawan pada Senin (2/6/2025) sebagai bagian dari langkah penghematan biaya. Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini berdampak pada sejumlah divisi, seperti pemasaran film dan televisi, publisitas, casting, pengembangan, serta operasi keuangan. Seorang juru bicara perusahaan menyatakan tidak ada tim yang diputus total.
“Karena industri kami bertransformasi dengan cepat, kami terus mengevaluasi cara untuk mengelola bisnis kami secara efisien sambil memicu kreativitas dan inovasi mutakhir yang dihargai dan diharapkan konsumen dari Disney,” kata juru bicara tersebut, dikutip dari The Hill, Selasa (3/6/2025).
Ia menambahkan, posisi yang dihilangkan bersifat terbatas dan telah dipertimbangkan secara strategis.
1. Pemangkasan kali ini jadi yang terbesar dalam setahun terakhir

PHK terbaru ini menjadi yang terbesar dari empat putaran pemutusan hubungan kerja dalam 10 bulan terakhir. Disney sebelumnya sudah melakukan pengurangan staf di berbagai lini televisi dan hiburan sejak pertengahan 2024. Setiap putaran berfokus pada efisiensi, konsolidasi, dan pengurangan biaya operasional.
Pada awal Maret, hampir 200 karyawan diberhentikan dari Grup Berita ABC dan jaringan hiburan Disney seperti Freeform dan FX. Jumlah itu mencakup hampir 6 persen dari tenaga kerja di unit tersebut, dikutip dari Deadline.
Sebelumnya, pada Oktober 2024, Disney menutup ABC Signature dan menggabungkan operasinya ke dalam 20th Television. Konsolidasi ini berdampak pada tim drama dan komedi naskah asli ABC dan Hulu, serta menyebabkan sekitar 30 PHK di Disney Entertainment Television.
2. Pengurangan staf tidak menghentikan ekspansi ke layanan streaming baru

Meski melakukan PHK besar-besaran, Disney tetap melanjutkan ekspansi ke layanan streaming. Perusahaan tengah menyiapkan peluncuran layanan direct-to-consumer bernama ESPN, yang akan memanfaatkan kesuksesan jaringan olahraga mereka. Tanggal resmi peluncuran belum diumumkan, tapi diperkirakan akan dirilis akhir musim panas 2025.
Langkah ini mencerminkan pergeseran strategi bisnis Disney ke sektor digital yang lebih kompetitif. Perusahaan ingin memperkuat posisi di tengah ketatnya perang layanan streaming global. Fokus pada konsumen langsung dinilai sebagai masa depan model distribusi konten hiburan.
Upaya restrukturisasi ini juga dilakukan menyusul laporan pendapatan kuartal II yang cukup solid. Disney melaporkan pendapatan senilai 23,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS), meningkat 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. CEO Bob Iger menyebut bahwa prospek perusahaan tetap positif untuk sisa tahun fiskal, dikutip dari CBS News.
3. Disney disorot regulator terkait program keberagaman internal

Di tengah PHK dan ekspansi bisnis, Disney juga sedang diawasi Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat. Ketua FCC Brendan Carr menyatakan telah meluncurkan penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran aturan kesempatan kerja setara. Fokusnya adalah pada inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) yang dijalankan Disney.
“Selama beberapa dekade, Disney fokus pada menghasilkan kesuksesan box office dan pemrograman. Tapi kemudian sesuatu berubah,” kata Carr dalam surat resmi yang juga ia unggah di media sosial.
Ia mempertanyakan apakah program DEI perusahaan telah menyalahi regulasi federal. Sementara itu, program musim panas Cool Kid Summer tetap berjalan di Walt Disney World. Pertunjukan seperti Disney Villains: Unfairly Ever After dan The Little Mermaid – A Musical Adventure sudah dipentaskan sejak 27 Mei. Saham Disney dilaporkan turun 0,4 persen pada Senin sore setelah berita PHK menyebar.