Ilustrasi Dollar dan Rupiah (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Kuatnya mata uang dolar AS, dikatakan Perry, menyebabkan tekanan pelemahan terhadap berbagai mata uang negara lain, termasuk nilai tukar tupiah. Indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) pada 18 Oktober 2023 tercatat tinggi di level 106,21 atau menguat 2,60 persen secara year-to-date (ytd).
"Sangat kuatnya dolar AS ini memberikan tekanan depresiasi mata uang hampir seluruh mata uang dunia," tuturnya.
Dia menyebutkan, yen Jepang, dolar Australia, dan euro melemah masing-masing 12,44 persen, 6,61 persen dan 1,40 persen (ytd), serta depresiasi mata uang kawasan, seperti ringgit Malaysia, baht Thailand, dan peso Filipina masing-masing 7,23 persen, 4,64 persen dan 1,73 persen (ytd).
"Dalam periode yang sama, dengan langkah-langkah stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terdepresiasi 1,03 persen (ytd), relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara di kawasan dan global tersebut," tutur Perry.